22

517 28 3
                                    

ALDI POV

Aku masih terpaku saat wanita itu menatap ku dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata, sama dengan ku yang sudah tak tahu harus bagaimana.

"Aldi" wanita itu menyebut namaku sambil melangkah menghampiri ku yang sudah berdiri dari posisi duduk nyaman ku

"mama" akhirnya kata itu meluncur dari bibir ku yang ter katup rapat dari tadi, kini wanita yang aku tahu adalah mama ku sudah berdiri di depan mataku dengan air mata yang sudah tak dapat di bendung lagi.

"Aldi, mama, mama, mama kangen nak" aku mengangguk dalam dekapan mama yang masih terisak, namun mata ku mengarah kepada dua orang wanita yang berada di belakang mama, anehnya mereka juga menangis, tapi aku tidak mengenal mereka, siapa mereka?

"mama gak usah nangis lagi, Aldi gak suka" ucap ku sambil menghapus air mata mama yang masih mengalir deras di pipi tirus nya "mama sehat kan?" tanyaku yang khawatir melihat badan mama yang sudah semakin kurus

"Salsha" aku mengerutkan kening saat mama memanggil seseorang gadis yang memeluk seorang ibu dari tadi, siapa dia? "sini nak, kamu gak kangen sama Aldi?" gadis itu hanya mengangguk sambil menangis, bibirnya tersenyum manis dalam keadaannya yang pucat.

"Aldi, kamu gak kangen sama Salsha?" aku kembali mengerutkan kening bingung, aku benar-benar tidak tahu siapa gadis ini. "di,dia siapa ma?" meskipun berat, akhirnya aku mengucapkan kalimat itu. Aku melihat keterkejutan yang di rasakan mama, gadis itu serta ibu tadi yang aku yakini adalah ibu dari gadis itu. "kamu gak inget dia?" aku menggeleng lembut, takut menyakiti gadis itu lagi

"Al, Aldi" aku menoleh saat gadis itu memanggil namaku dengan lembut, tapi dia masih menangis, sebenarnya dia siapa? kenapa sepertinya dia sangat terpukul saat aku tidak mengingatnya.

"sudah nak, gak papa, yang penting Aldi sudah ketemu" ucap mama sambil mencium lembut rambut gadis itu. Ah, kepalaku sakit saat berusaha mengingat dia siapa? siapa sebenarnya dia? mengapa aku tidak bisa mengingatnya, akhh, kepalaku benar-benar tidak bisa di kontrol, sampai-sampai aku memejamkan mata karena tak kuat, aku masih mendengar mama dan beberapa orang khawatir saat melihat keadaan ku termasuk Alda dan mamak, namun setelah itu, hanya kegelapan yang aku tahu, suara itu hilang entah ditelan kegelapan yang kian mencekam.

**

Aku membuka mata saat sinar lampu berhasil mengembalikan kesadaranku yang entah sudah berapa lama terenggut oleh kegelapan, aku melihat kesisi kanan kiriku, disana ada Alda, mamak, Mama, dan dua orang wanita yang tak aku kenali tadi.

"ini dimana?" tanyaku bingung. Mama membantu ku untuk duduk dan menjawab pertanyaan ku "ini dirumah sakit" jawab mama sambil meneteskan air mata. Aku mengerutkan kening bingung, kenapa mama menangis?

"mama kenapa?" mama meggeleng, dia tidak menjawab pertanyaan ku. "Aldi ikut mama pulang ke Jakarta ya?" aku terdiam, aku belum siap meninggalkan Alda dan mamak yang telah menolong ku beberapa waktu yang lalu, aku juga belum mengungkapkan perasaan ku kepada Alda, tapi di sisi lain aku juga merindukan keluargaku yang berada di Jakarta, ini benar-benar berat.

"mama udah minta izin sama mama nya Alda dan Alda, mereka memberi izin buat Aldi ikut sama mama, Aldi harus berobat nak, biar ingatan Aldi juga pulih" ingatan? kenapa dengan ingatanku? "Aldi kenapa ma?" tanyaku bingung, namun aku hanya mendapat jawaban dari tetes demi tetes air mata mama yang terus mengalir deras di pipi yang sudah mulai keriput itu

"Aldi kehilangan beberapa memori ingatan Aldi setelah kecelakaan itu" aku terdiam untuk kesekian kalinya, benarkah? 

"Aldi gak inget Salsha kan?" mama menanyakan nama wanita yang sama, namun aku tak bisa mengingatnya  "Salsha? kayta mama, dia Salsha" jawabku sambil menunjuk gadis tadi, mama mengangguk, menjawab pertanyaan ku. "nggak" jawabku apa adanya. kulihat wanita yang ada di samping mama menangis lagi, bahkan dia memeluk ibunya, tak hanya itu, mama juga menangis. Sudah berapa kali aku membuat orang yang aku sayang menangis hari ini?

**

Setelah mengambil berpamitan dan meminta izin kepada keluarga Alda, aku memutuskan untuk ikut mama ke Jakarta, meninggalkan orang-orang yang telah menyelamatkan ku, serta meninggalkan cinta Alda yang tulus untukku. ku lihat dia menangis saat aku mulai memasuki mobil mama bersama orang-orang yang belum aku ingat siapa. Aku yakin, jika aku dan Alda di takdirkan untuk bersama kelak, kita akan di pertemukan kembali di hari yang indah, suatu saat nanti. Terima kasih Alda atas hari yang berkesan meskipun hanya sebentar.




Assalamualaikum

maafkan yang baru bisa next

Story About AlshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang