ALDI POV
Matahari sudah menampakkan sinar nya, membuatku kembali sadar dari tidur ku. Aku teringat kejadian kemarin yang berhasil membuat Salsha sakit hati, betapa menyesal nya aku? aku merutuki kesalahanku sendiri, kenapa potongan ingatan itu baru hadir saat aku sudah membuat luka di hatinya? Dan sekarang aku benar-benar bingung harus apa.
Mama membuka pintu kamar ku sambil membawa nampan yang berisi sarapan untukku, langkah baiknya jika aku bercerita kepada mama, bahwa ingatanku sudah kembali meskipun tidak semuanya. "makan dulu, habis itu kita kerumah sakit, kita cek ke dokter ya" aku mengangguk, aku lupa jika sekarang adalah jadwal ku untuk mengecek keadaan ku dan ingatanku ini, aku tersenyum mengingatnya, aku akan konsultasi dengan dokter saja jika begitu.
"Salsha beneran nangis kemaren ma?" tanyaku ragu, karena aku tahu, mama begitu menyayangi Salsha. Mama memicingkan mata melihat ku, membuatku takut untuk menatap mata itu. "ngapain nanya-nanya, mama denger kamu bilang apa saja sama Salsha, mama setuju sama Salsha jika Salsha tak mau lagi bersamamu nanti" aku membulatkan mata mendengar jawaban mama, apa maksud mama? mama mendoakan anaknya ini tak bersama wanita yang dicintainya?
"maksud mama apa?" mama menarik nafas sebelum menjawab pertanyaan ku, sepertinya jawaban mama berat sekali untuk diucapkan. "Bunda Salsha kemarin telfon mama, dia cerita sama mama kalo Salsha sudah mengambil keputusan untuk tidak lagi berjuang membantu mu mengingat masa lalu kalian, Salsha juga bilang kalo kamu berhak hidup bahagia dengan wanita pilihanmu, dia akan mencoba merelakan mu" aku menunduk mendengar jawaban mama, apakah itu benar? apa sesakit itu luka Salsha? jika iya, maaf kan aku.
"tapi aku mencintainya ma" kali ini mama yang membulatkan mata, tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan "maksud kamu?" aku menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan mama "aku sudah mengingat Salsha ma, aku ingat siapa dia, aku juga ingat bagaimana masa lalu kita" aku merintih kesakitan saat mama mencubit perutku dengan keras, bukannya dipeluk atau di sayang-sayang saat ingatan anaknya kembali, ini malah di siksa.
"apaan sih ma, bukannya disyukurin ingatan anaknya kembali ini malah dicubit" membuatku kesal saja. "rasain, makanya kalo ngomong tuh disaring dulu" aku memutar mata malas mendengar celetukan mama "ya namanya orang lupa, ya Aldi ikut apa yang ada di otak Aldi lah" aku harus membela diriku sendiri untuk saat ini. "terserah kamu, yang penting kita sekarang ke rumah sakit"
"Aldi mau ke Salsha" ucap ku setelah mama ingin meninggalkanku lagi di kamar. "nggak, Salsha butuh waktu sendiri, sekarang kamu ke rumah sakit sama mama"
"tapi ma?" aku membisu setelah mama kembali menghampiri ku "beri Salsha waktu untuk menenangkan diri, dilupakan itu tidak enak Al, biarkan Salsha hidup sendiri dulu sebelum kamu kembali hadir di kehidupannya" aku diam, mama benar, tapi sampai kapan? apa aku mampu menahan rasa bersalah ku ini sampai mama mengizinkan ku bertemu dengan Salsha lagi.
***
Mama masih menggenggam tanganku dengan erat, rasa bahagia begitu menyelimuti mama dan papa, aku dinyatakan sembuh dengan dokter, memang tidak sembuh total seperti yang aku inginkan, aku harus rutin memeriksakan perkembangan ingatanku untuk benar-benar memulihkan ingatanku yang hilang. "kamu gak boleh kemana-mana, kamu harus istirahat sampai ingatan kamu pulih" mama mengekang ku seperti aku anak kecil saja "ma, aku mau minta maaf sama Salsha" mama memelototi ku dengan mata tajam nya "kamu budek apa gimana? mama kan udah bilang sama kamu. gak, gak ada, kamu harus dirumah. titik."
aku menarik nafas berat setelah mama membuat keputusan final nya, aku tak bisa berbuat apa-apa jika seperti ini, aku hanya bisa berharap Salsha akan memaafkan ku nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Alsha
FanfictionSalahabilla, wanita cantik yang tidak menyukai laki-laki berparas tampan di sekolahnya, dia tak peduli saat semua temannya memuji sosok lelaki nakal yang famous karena wajahnya itu. Alvaro Maldini, cowok yang diam-diam mengagumi sosok Salsha. Laki-l...