SALSHA POV
Aku masih diam menatap bunda dan tante Mel yang mengajak ku berlibur, mereka berdua sibuk memilihkanku beberapa dres yang entah akan aku gunakan kapan, tak semangat rasanya jika mengingat Aldi belum jua ditemukan setelah hampir satu bulan menghilang dari kecelakaan pesawat itu. Fokus ku teralihkan ketika aku melihat siluet lelaki yang aku yakini dia adalah Aldi melintasi toko yang aku datangi bersama bunda dan tante Mel, aku yakin itu Aldi.
"Salsha mau kemana?" aku tak peduli dengan pertanyaan bunda dan tante Mel yang ingin mecegahku saat aku mulai keluar dari toko ber merk itu.
aku menoleh saat tante Mek berhasil menggapai lenganku, dengan tatapan ibanya aku bisa melihat kekhawatiran disana, aku sama sekali tak ingin membuat orang-orang disekitarku terluka hanya karena aku, tidak. Tapi aku yakin dengan perasaanku kali ini, aku yakin itu Aldi.
"Aldi" ucapku parau sambil menatap tante Mel. tante Mel melepaskan genggaman tangannya setelah aku menyebut nama anak semata wayangnya, dia merasakan yang sama denganku, hati yang terluka itu kembali mengeluarkan sakit yang amat perih saat nama Aldi disebut.
"Aldi gak ada disini Sal" aku menggeleng, aku tahu tante Mel juga menguatkan diri sama sepertiku saat ini.
"nggak tan, aku liat Aldi barusan, aku gak bohong tan" aku tetap kokoh dengan pendirianku, aku yakin dengan apa yang aku lihat.
setelah berkeliling akhirnya aku melihatnya, aku melihat sosok lelaki yang aku rindukan selama ini, sosok lelaki yang diyakini telah tiada oleh semua orang. aku tak pernah berkata jika Aldi meninggal, aku yakin dengan rasaku, aku yakin dengan hati yang selalu membisikkan bahwa Aldi masih hidup. dan lihatlah dia, dia sekarang duduk di sana, dia sedang menyantap makanannya bersama dua wanita yang tak aku kenali. Tante Mel sudah menitihkan air matanya saat dia juga yakin bahwa yang dia lihat adalah putra satu-satunya. bunda juga sudah memelukku yang menangis sedari tadi.
"mama" air mataku mengalir deras saat Aldi menyebut kata mama setelah tante Mel menguatkan diri untuk menghampiri orang itu. aku bahagia, sungguh bahagia.
***
Belum kering air mataku sudah dibuat menetes lagi setelah mengingat ucapan yang dilontarkan Aldi tadi. "aku tidak mengenalnya ma" kata itu sungguh masih terekam jelas di otakku, dia tidak mengenalku, sungguh ini bukan kenyataan yang ingin ku hadapi, tapi tak apa, aku ikhlas, yang terpenting sekarang aku sudah melihat Aldi dengan keadaan sehat.
Kini aku berada di sebuah rumah sederhana yang terletak di pesisir pantai, sebuah rumah yang ditempati Aldi selama ini. Setelah berusaha membujuk Aldi untuk ikut kami pulang dia akhirnya menyetujuinya, aku melihat kegelisahan dimata Aldi, aku tahu dia berat meninggalkan keluarga yang telah menolongnya dari kecelakaan itu. Tapi mata itu tak bisa bohong, aku melihat kasih sayang yang dalam wanita gadis yang bernama Alda, aku tak sebodoh itu, karena aku tahu, bagaimana caraku menatap Aldi selama ini.
***
Tante Mel menggenggam tangan ku, menatapku dengan iba, aku hanya membalas dengan senyuman sebelum kembali mengalihkan tatapanku kepada Aldi yang masih nyenyak dalam tidurnya. Sudah tiga hari Aldi di Jakarta, dan dia belum juga mengenalku, dokter bilang Aldi terkena Amnesia ringan, dan itu artinya, dia akan mengingatku lagi bukan?
"Salsha makan dulu ya?"
"Salsha udah makan tan"
nafsu makanku sudah membaik dua hari ini, aku sudah mulai ceria setelah Aldi kembali ke Jakarta, mungkin orang-orang akan mengatakan jika aku berlebihan, tapi memang itu kenyataannya.
Aku menjauh saat Aldi membuka matanya, aku tak mau Aldi mentapku dengan rasa benci karena aku terus saja mendekatinya, aku paham dengan tatapan itu. Ya, kini Aldi tak lagi menatapku dengan perasaan penuh cinta, tak ada lagi tatapan hangat yang selalu aku terima, yang aku dapatkan hanya tatapan kebencian dan penuh curiga saat mata sipit itu kembali terbuka dan melihatku berada di dekatnya.
"lo ngapain disini?" aku tersenyum seraya menarik nafas dalam, Tante Mel mengusap lengan Aldi, bermaksud mengingatkan agar tidak berkata kasar kepadaku, tapi itu percuma.
"aku jenguk kamu" jawabku santai, ya memang itu kenyataannya, aku datang kesini untuk menjenguknya. Ku lihat dia menarik nafas lesu, apakah dia bosan melihatku berada disini?
"Aldi gak boleh gitu" Entah itu teguran yang keberapa kali dari tante Mel setelah Aldi berkata kasar kepadaku. "Salsha jangan di ambil hati ya" aku hanya mengangguk mengiyakan sambil tersenyum tulus, aku paham kondisi Aldi saat ini seperti apa.
***
Aku terdiam menatap foto ku dan Aldi yang masih terpajang rapi di dinding kamarku, aku rindu Aldi yang dulu, aku rindu Aldi yang bersikap manis kepadaku, aku rindu semua tentang Aldi yang dulu. Tapi aku tak mau egois yang terus menerus memaksa Aldi untuk mengingatku, aku tak mau melihat Aldi kesakitan saat berusaha mengingat masa lalu yang hilang dari memory ingatannya. Aku akan sabar menunggunya kembali, mungkin ini balasan untukku setalah sekian lama aku tak menganggap keberadaan Aldi dalam hidupku.
Assalamualaikum
masih ada yang nungguin? buat yang nungguin cerita ini, makasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Alsha
FanfictionSalahabilla, wanita cantik yang tidak menyukai laki-laki berparas tampan di sekolahnya, dia tak peduli saat semua temannya memuji sosok lelaki nakal yang famous karena wajahnya itu. Alvaro Maldini, cowok yang diam-diam mengagumi sosok Salsha. Laki-l...