"Apa?"
"Benar, Yang Mulia. Semua penduduk di sana mengungsi ke kerajaan lain. Raja mereka juga sudah tiada. Sekarang terjadi kekosongan kekuasaan." Kata Sir Maxwell.
Jadi, sekarang Kerajaan Salju sudah runtuh. Ya... aku cukup senang sih karena sekarang Kerajaan Api sudah tidak ada musuh. Tapi, sekarang tetap saja ada monster-monster di wilayah kami. Kemudian, terpikir olehku untuk pergi ke Istana Kerajaan Salju untuk mengetahui, mengapa monster tidak menyerang mereka lagi, padahal masih ada tanaman penduduk di sana.
Kali ini, aku pergi berjalan kaki sendiri. Aku memanjat tembok pemisah kami yang sudah separuh runtuh. Mungkin aku orang pertama yang memanjat tembok ini. Dari atas tembok, aku melihat Kerajaan Salju yang tidak rusak sama sekali, tapi tidak berpenghuni. Keadaannya masih sama seperti dulu - gelap gulita. Aku langsung menuju ke istana Kerajaan Salju. Istana itu terlihat mengerikan dari luar. Tapi, apapun yang terjadi, aku harus menemukan rahasia sihir Kerajaan Salju.
Di dalam istana tersebut, ada sebuah lampu besar, tapi dimatikan sehingga seluruh ruangannya gelap. Sulit sepertinya melihat dalam keadaan gelap seperti ini. Tiba-tiba, terlihat sebuah vas bunga dengan bunga mawar di dalamnya. Bunga mawar itu sangat cantik. Aku ingin memetik sedikit untuk dibawa pulang. Ya... kan istana ini kosong. Gak akan ada yang marah. Tapi, ketika aku baru akan memetiknya, tiba-tiba, seluruh lilin di ruangan itu menyala. Dan, aku mendengar suara seorang wanita tua.
"Hey! Apa tujuanmu datang kemari? Mencuri bunga mawar itu?" Kata wanita tua itu.
Wanita itu memakai gaun biru muda. Wajahnya keriput dan rambutnya berwarna putih dan digerai. Dia juga membawa sebuah tongkat dengan bentuk kepingan salju di atasnya.
"Tidak, saya hanya ingin mempelajari sihir yang digunakan Kerajaan Salju untuk melawan monster. Tapi, maaf, anda siapa?" Tanyaku.
"Tujuanmu datang ke sini untuk mempelajari sihir atau untuk mengetahui siapa saya?" Jawabnya ketus.
"Maaf, nyonya. Tapi, siapa tau anda juga tau tentang sihir itu." Jawabku.
"Aku tidak tau apapun tentang sihir itu dan aku hanya tau bahwa kau adalah Raja dari kerajaan musuhku." Lagi-lagi ia menjawab dengan ketus.
Setelah mengatakan itu, wanita itu langsung kembali naik ke bagian atas istana. Huh, kenapa dia kasar sekali. Mungkin dia hanya pelayan di sini, bukan ratu. Aku pun memilih untuk berjalan-jalan mengelilingi istana ini. Aku memilih jalan ke kiri. Sepertinya ada perpustakaan di sana. Saat aku masuk, tampak sebuah boneka kayu sedang membersihkan perpustakaan itu. Dia pun menyapaku.
"Selamat siang, tuan. Saya benar-benar tidak menyangka masih ada yang mau mengunjungi istana kami." Sapanya ramah.
"Maaf, sebenarnya anda siapa?" Tanyaku.
"Kami semua adalah spirits yang diciptakan oleh ratu kami, Lady Lucy. Nama saya Kesha. Kami disini untuk melayaninya." Jawab boneka itu.
Oh, jadi nama nenek itu Lady Lucy. Lalu, istana yang kosong ini dihuni oleh para spirit yang diciptakan nenek itu. Baiklah, sekarang aku akan mencari buku sihir yang digunakan untuk mengalahkan monster itu. Tapi, aku tidak menemukan buku sihir yang kumaksud. Akhirnya, aku mencoba bertanya pada Kesha.
"Kesha, apakah disini ada buku sihir yang kalian gunakan untuk mengalahkan monster?" Tanyaku.
"Oh.... kami tidak menggunakan sihir. Lady Lucy menciptakan spirits yang tugasnya khusus untuk berperang. Soal bagaimana caranya menciptakan kami, aku juga tidak tau. Dia benar-benar merahasiakannya. Walaupun terkesan ketus, dia sebenarnya orang yang baik." Jelas Kesha.
"Trus, kenapa dia bisa ketus kayak gitu? Emang dia bener-bener penerus kekuasaan Kerajaan Salju?" Tanyaku.
"Iya, beliau memang penerus kerajaan yang sebenarnya. Kalau soal sikap ketusnya, mungkin karena dia itu kesepian. Sejak kecil, dia tidak punya teman. Sekarang semua anggota keluarganya telah tiada. Jadi, mungkin dia menciptakan kamI untuk menghilangkan rasa kesepiannya. Oh, dia juga punya hewan peliharaan. Namanya Winter, seekor serigala. Di Kerajaan Salju, serigala memang hewan dengan kemampuan sihir paling kuat." Kata Kesha.
"Oh, kalau di Kerajaan Api, hewan dengan kemampuan sihir paling hebat itu kucing. Aku juga punya satu di istana. Namanya Frank." Kataku. Ya, kurasa kami asyik mengobrol.
Setelah puas mengobrol dengan Kesha, aku kembali meneruskan pengamatanku. Setelah berjalan lurus dari perpustakaan, aku menemui ladang bunga. Bunga yang ditanam sama dengan bunga mawar yang kulihat di vas dekat tangga utama. Kemudian, sebuah spirit berbentuk bunga menghampiriku.
"Hai! Jarang sekali ada yang mengunjungi kami. Namaku Flora. Disini, aku yang bertugas merawat bunga. Apa kau suka bunga?" Tanyanya.
"Hai juga. Aku suka bunga ini. Apa namanya?" Kataku.
"Bunga ini namanya Wild Scarlet Rose. Bunga ini hanya tumbuh di sini. Ratu kami juga menyukainya." Jawab Flora.
Wild Scarlet Rose? Nama itu mengingatkanku pada seseorang. Apa semua orang di Kerajaan Salju juga menyukai bunga itu? Atau hal ini hanya kebetulan.
Dari taman aku mulai menaiki tangga. Tampaklah sebuah ruangan dengan pintu berwarna merah tua. Aku segera masuk ke ruangan itu. Di dalamnya ada sebuah ranjang besar dengan sprei berwarna merah tua. Di dekatnya, ada vas bunga yang berisi bunga mawar yang sama dengan yang kulihat tadi. Lalu, aku melihat 2 buah pita yang sepertinya tidak asing. Sepertinya pemilik kamar ini sangat menyukai warna merah tua. Lalu ada sebuah buku yang sangat menarik perhatianku. Buku itu bersampul merah tua dengan gambar bunga mawar. Tapi yang menarik adalah buku itu berjudul "Scarlett's Diary".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess and Me
Fantasy"Mungkin banyak orang yang kita remehkan di sekitar kita. Tapi, sadarkah kita bahwa mereka juga punya kelebihan istimewa" Namaku Arthur Harrison. Ya, aku pangeran dari Kerajaan Api. Kerajaan kami terpisah dengan Kerajaan Salju. Aku juga tidak tau me...