Chapter 19 - Carl's Tower

598 25 0
                                    

          Menara Carl agak berbeda dari menara-menara lainnya. Warna dinding luarnya berwarna biru tua dan atapnya berwarna merah tua. Aku dan Scarlett akhirnya tiba di sana setelah 30 menit perjalanan dengan kuda kami. Aku masih saja gugup, tapi Scarlett menenangkanku.

"Sudahlah, Arthur. Apapun yang terjadi kelak, yang penting kita sudah berusaha." Kata Scarlett yang berusaha menenangkanku.

          Setelah mendengar perkataan Scarlett, aku mulai memberanikan diri masuk ke dalam menara. Di dalam menara sangat gelap, mungkin karena dindingnya berwarna hitam. Monster-monster juga berkeliaran dengan bebasnya dan mereka juga sangat kuat. Aku dan Scarlett menggunakan sihir kami dan bahkan senjata kami untuk melawan mereka. Terkadang, mereka terlalu kuat sampai kami harus berlari untuk menghindari mereka.

          Akhirnya, kami menemukan sebuah ruangan. Tidak seperti ruangan-ruangan sebelumnya. Kali ini, ada lubang kunci yang berbentuk lidah api dengan kristal salju di tengahnya. Di sebelahnya tertulis :

Leader of the Flare

Leader of the Frost

They must be together

Before the door go down

"Scarlett, menurutmu apakah tulisan ini adalah petunjuk membuka pintu itu?" Tanyaku.

"Sepertinya iya. Lihat kalimatnya! Leader of the Flare, Leader of the Frost. Sepertinya yang dimaksud adalah kita." Kata Scarlett.

"Lalu arti bagian 'They must be together, before the door go down' itu kita harus datang bersama-sama sebelum pintunya terbuka. Tapi, kita sudah datang bersama. Lalu, kenapa pintunya tidak terbuka?" Kataku.

"Arthur, perhatikan lubang kuncinya! Kristal salju di dalam lidah api. Bukankah itu bentuk leontin kita? Coba aja kita gabungin leontin kita. Siapa tau itu kuncinya!" Kata Scarlett.

"Benar juga! Kenapa tidak terpikir ya?" Kataku.

          Kami langsung saja menggabungkan leontin kami. Setelah bergabung, keluarlah cahaya yang sangat terang dari leontin kami. Kemudian, keluarlah leontin baru berwarna emas berbentuk kristal salju di dalam lidah api. Itu kuncinya! Benar saja, leontin baru itu muat di dalam lubang kuncinya dan pintu itu langsung hancur. Kami segera masuk ke dalamnya.

          Di dalam ruangan itu, ada seseorang yang tidak lain adalah Carl. Dia langsung menatap kami dan menyambut kami.

"Selamat datang, pemimpin Kerajaan Api dan Salju. Suatu kebanggaan bagi saya sebagai rakyat jelata untuk bisa menyambut kalian di kediamanku yang sederhana ini." Katanya sambil menatap kami licik.

"Kau! Sekarang apa maumu? Melihat kerajaan kami hancur? Baiklah, tapi ijinkan aku membunuhmu terlebih dahulu." Kata Scarlett dengan penuh kemarahan.

"Tunggu dulu nona! Saya selalu mengijinkan setiap orang untuk membunuh saya. Tapi, kalianlah orang pertama yang akan kuhancurkan! Kalian tinggal pilih. Mau pria gagah ini dulu atau mau nona kecil ini dulu yang kuhancurkan? Oh, daripada bingung memilih, lebih baik kalian aku hancurkan saja bersama-sama!" Katanya sambil melepaskan sihir heartless angel pada kami.

          Dengan cepat Scarlett menggunakan sihir pelindung pada kami, jadi sihir heartless angel hanya membuat kami diam selama 10 detik. Setelah itu, kami mulai menyerangnya dengan berbagai sihir yang kami kuasai. Scarlett menggunakan pedangnya dan aku....hanya memakai sihir api. Tapi, itu semua tidak terlihat membuat Carl melemah.

"Apa? Hanya itu kekuatan kalian? Hah, kalian tidak akan dapat menyaingi kekuatan Black Frozen Flame milikku!" Kata Carl.

          Carl langsung menggunakan sihir Black Frozen Flame pada kami dan itu langsung membuat kami terjerembab ke tanah. Sihir itu memang benar-benar kuat. Setelah berdiri, Scarlett langsung menggunakan sihir White Thermodynamic pada Carl dan itu sukses melemahkannya.

"Arthur, cepat gunakan pedang Thermodynamic untuk menusuk jantungnya! Aku akan mencegahnya kabur dengan sihir White Thermodynamic ini." Kata Scarlett sambil menggunakan sihir White Thermodynamic secara terus menerus.

"Tapi, Scar.... aku masih....."

"Kita tidak punya waktu untuk takut. Cepat Arthur! Cepatlah!" Tiba-tiba suara Scarlett melemah di bagian akhir.

"Tapi Scar, aku..., Scarlett!!"

          Tiba-tiba, Scarlett pingsan. Aku segera menolongnya dan meletakannya di samping tembok.

"Scar, kamu kenapa? Apa.... penyakitmu kambuh?" Tanyaku.

"Arthur, kau tidak punya waktu untuk peduli padaku. Sekarang kau punya tugas yang lebih penting. Gunakan pedang itu padanya. Anggap saja kau sedang....."

"Scarlett! Sadarlah!"

          Scarlett menjadi tidak sadarkan diri. Mungkin karena ia menggunakan sihir White Thermodynamic terlalu banyak dan membuat penyakit Hypohealthycal-nya kambuh. Tiba-tiba, muncul rasa marah sekaligus berani dalam diriku yang membuat aku langsung mengeluarkan pedang Thermodynamic dan langsung menyerang Carl. Dia cukup kuat juga, tapi dia sudah mulai melemah karena sihir yang dipakai Scarlett. Saat dia lengah, aku langsung menusuknya tepat di bagian jantung.

"Apa yang kau lakukan padaku? Bagaimana kau bisa..... Aaaaaaaargh!" Teriak Carl kesakitan.

          Setelah itu, tubuh Carl bercahaya dan hilang bersamaan dengan hilangnya cahaya itu. Aku langsung menghampiri Scarlett yang masih tidak sadarkan diri.

"Scar, sadarlah. Tujuan kita sudah selesai. Sekarang ayo kita pulang bersama. Horace dan Juliet sudah menunggu kita di luar menara ini."

          Masih tidak ada respon dari Scarlett. Aku mulai khawatir.

"Scar, tolonglah. Bangunlah dan sadarlah. Sudah cukup aku menghancurkan masa kecilmu, aku tidak mau menghancurkan masa depanmu."

          Masih belum ada respon dari Scarlett. Air mata mulai mengalir di pipiku. Aku mulai menggunakan sihir penyembuhku padanya.

"Scar, hanya ini yang bisa kulakukan. Apapun yang terjadi, aku hanya ingin kau tau bahwa, aku menyayangimu. Maafkan aku yang selalu membuatmu menderita seumur hidup. Jika hal buruk terjadi padamu, aku tidak akan dapat berhenti menyalahkan diriku."

"Arthur, kau baik-baik saja?"

          Mata Scarlett mulai terbuka. Akhirnya dia sadar! Aku merasa sangat lega sekaligus senang. Aku langsung memeluknya.

"Scarlett! Kau tahu, kita telah berhasil! Sekarang kerajaan kita telah aman. Tidak akan ada yang dapat mengganggu keamanan kerajaan kita." Kataku sambil masih memeluk Scarlett.

"Arthur, aku tahu bahwa kau pasti akan berhasil. Sekarang, kita bisa hidup damai." Kata Scarlett.

"Itu benar, nona kecil." Tiba-tiba, Carl muncul sambil tersenyum. Tapi, kali ini senyumnya penuh kehangatan.

"Kau? Masih mau menghancurkan kami?" Kataku sambil mengeluarkan pedangku.

"Tidak, aku hanya mau...., meminta maaf atas yang aku lakukan pada kerajaan kalian...." Katanya.

"Kau? Mengapa kau tega melakukan semua ini?" Kataku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tulisan di samping pintu itu terinspirasi dari Rune Factory 3, game favoritku ^_^. Sedikit lagi editnya selesai. Tapi, kalau masih ada kesalahan, inbox ya!

The Princess and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang