DPP 5 - ( masih ) Diary Tom

52 11 6
                                    

" e busset! "

" muncul dari mana lo?! "

Gue cuma cengar-cengir memandangi bang Ru yang memegangi dadanya sambil melotot.

" dari Amazon bang, "
Balas gue malas karena masih capek dan nafas gue masih memburu.

Pelarian gue yang membutuhkan tenaga lebih itu akhirnya berakhir indah. Setelah rombongan Hiu Banteng dan Arapaima itu berlarian mengejar gue buat minta tanda tangan.

Gue yang berasa kagak artis ya langsung kabur, dong. Gue kan orangnya sabar dan rendah hati kan. Jadinya gue cuma bisa menghindar dari para reporter dan para wartawan yang haus kasih sayang itu.

Dan entah mengapa mereka semua memanggilku David Bekam. Padahal kan, wajah gue mirip Billy Davidson. Dan buaya Caiman yang awalnya memanggil gue Wardoyo langsung mengganti nama gue menjadi Shahrukhan. Entahlah, gue juga bingung. Kenapa juga nama gue mirip para artis dunia ya?

Padahal perasaan, wajah gue lokal. Bahkan sampai bau ketek gue juga bau lokal, apalagi bau badan. Hem.. jangan ditanya.

" jauh amat, tong. Ngapain lo kesana? Mau jualan pop es? Atau sandal jepit? "
Balas bang Ru sambil tertawa. Mengejek tentu saja.

" bocah-bocah pada kemana nih, bang? "
Tanya gue mengalihkan pembicaraan.

Males banget sebenarnya gue berbincang-bincang sama ni ikan lele. Pengen goreng aja rasanya. Atau sekalian gue lempar dia ke dalam kolam penuh Arapaima dan Piranha.

" mana gue tahu! Lo kagak liat, hah? Gue hari-hari di dalam kolam gini? Mana gue tahu kemana perginya kawan-kawan lo itu.

Lagipula, ngapain juga lo nyungsep di dalam kolam gue kayak gini? Lo liat, "

Bang Ru menunjuk air di sekeliling badan gue.

" kutu-kutu sama bulu badan lo berenang semua di kolam gue. Aish! gue bisa kena samber kalau bini gue tahu rumahnya berantakan. "
Balas bang Ru sambil berdecak kesal. Jiwa pengomelnya akhirnya keluar setelah menyadari jika kutu sama bulu gue mulai melebur di tepian rumahnya. Dan mulai melekat pada dinding-dinding kolamnya.

Sedangkan para kutu sahabat gue sedang bahu membahu buat naik ke permukaan. Menunggu korban selanjutnya.

" iya gue salah. Gue salah bayangin tempat dimana gue seharusnya melakukan pendaratan.

Padahal gue tadi bayanginnya di depan menara Eifell, eh kok malah kesini? "
Balas gue santai. Mengangkat kaki, gue mulai menyeret badan gue yang setengah badan udah basah kuyup ke tepian untuk pengeringan badan.

" pergi sana lo! "
Bang Ru mengusir gue dengan logatnya yang khas. Menyebalkan.

Melenggang pergi, gue sebenarnya masih pengen ngeringin badan atau sekedar bersantai ria di genteng atap bos Nila. Tapi apa mau dikata, udah terlanjur bertemu bang Ru, jadi malas buat ketemu lagi.

Mendingan gue pulang aja dan segera menyerahkan diary ini ke yang lain. Ntar gue dikira penyerobot lagi, karena kedemenan nulis di sini.

Padahal kan, gue udah terlanjur cintrong sama pembaca sekalian...

" Tom! "
Suara khas yang mengalun itu terdengar begitu jelas di telinga gue. Seolah hanya berjarak sekitar 4 cm...

" Allahu Akbar! "
Ucap gue sontak karena terkejut. Wajah Polo yang melebar dan melembung terpampang begitu nyata di depan mata gue. Entah apa pasal dia melakukan itu. Yang jelas, gue kaget banget dan berasa jantung gua mau melompat.

" Minal Aidlin wal fa idzin ya Tom... maafkan semua kekhilafan dan semua kesalahan Polo yang imut ini... semoga di bulan yang penuh kemenangan ini kita senantiasa lebih bersyukur dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi, "
Ucap Polo sambil memamerkan deretan giginya yang dibehel rapi.

Kening gue mengernyit.

" ini lebaran, ya Pol? "
Tanya gue setengah kikuk. Sok polos.

" iya lah, udah masuk hari ke enam malah. Lo aja yang ngilangnya kelamaan. Mana diarynya lo bawa lagi. Kan jadinya jatah gue kagak jadi. "
Balas Polo bersungut-sungut. Lantas menyedekapkan tangannya dan memajukan bibirnya semaju-majunya.

Gue menggaruk tengkuk gue yang gatal. Karena beberapa kutu itu merapat di leher gegara tragedi kolam beberapa waktu lalu.

" perasaan cuma dua hari, deh. "
Balas gue singkat.

" iya. Kalau cuma perasaan lo sih, emang dua hari. Kalau waktu? Kan detik tetap berjalan meskipun suka duka melarutkan perasaan. "
Ucap Polo sambil memiringkan kepalanya. Menyelidiki dan keningnya-pun berkerut beratus ratus tingkat.

" lo kagak punya baju baru ya? "
Tanyanya singkat.

" ada dong... sekarang masih dibawa sama empat anak gue. Belinya di Amazon lo, kalau lo nanya aja sih. "
Ucap gue memamerkan diri. Menyombongkan diri sebentar.

" udahlah, terserah. "

Cie yang sedang iri...

Gak boleh lo ya...
Ingat syi'irannya Gus Dur?

.
.

Gampang kabujuk, nafsu angkoro..
Ing pepaese, gebyare ndunyo..
Iri lan meri, sugihe tonggo..
Mulo, atine.. peteng lan nisto..

.
.

_______________

Selamat hari raya idul fitri...

Mohon maaf lahir dan bathin..

Semoga di bulan yang penuh kemenangan ini kita senantiasa menambah iman dan islam kita dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi...
Amiin..

Maaf kan aku karena lama updatenya ya...
Insyaallah setelah ini bakalan lebih rajin lagi... doakan saja...

Muach

The Diary Of 'Kucing Satu Komplek' -kucing juga butuh diary-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang