Diary bab IX : Sidang Pelakor

94 27 3
                                    

Suasana nampak mencekam. Sidang ini adalah sidang pertama kasus pelakor yang menyeret Raven sebagai tersangka dan gue sebagai korban.

Ingat! Jangan sampai kebalik.

Disebelah gue, Raven udah berasap aja kepalanya sambil melirik-lirik gue. Gak terima kalau ni kasus gue yang nyeret dia. Pengennya dia, emang siapa yang nyeret? Seret-seretan kali.

Dan tepat disamping gue, Polo berusaha menenangkan dengan terus memasukkan dalil-dalil tentang kesabaran di otak dan pikiran gue.

Ya kali, gue bakalan terus sabar!

Ngelus dada beberapa kali, gue menghembuskan nafas lalu mengusap wajah dengan kasar. Keringat dingin sebesar jagungpun mengalir deras di dahi gue yang ditumbuhi bulu lebat.

" lo tenang aja Tom. Siapapun yang sabar sakunya tebal, dahinya lebar. "
Ucap Polo sambil menepuk bahu gue pelan. Memberi semangat.

Memandang wajah Polo yang polos, gue mengangguk pelan lantas ikut-ikutan menepuk bahunya yang menatap gue penuh haru. Memang persis seperti anak dan ibu yang udah siap melakukan perpisahan ketika anaknya siap merantau jauh ke luar angkasa.

" Tom, lo liat deh disana! "
Tunjuk Polo sambil menggerakkan dagu.

Gue ikut aja dimana ni anak nunjukinnya. Mengangkat alis, gue memandang Polo dengan ekspresi wajah.

What do you mean?

" tu liat, Raven sekarang didampingi sama MissCat X. Dia adalah jenis kucing asing dari planet AlamMimpi yang paling licik. Dia adalah pengacara termahal di world of cat. Pastilah si Raven duitnya gede banget dah, sampai bisa sewa ni pengacara, "
Bisik Polo sambil mendekatkan wajahnya ke arah gue yang diam mematung memandangi MissCatX.

Dia adalah kucing jenis Persia berjenis kelamin wanita. Berbulu hitam dan separuh putih, ia juga memakai kacamata berbentuk bulan separuh, masih untung ni kucing badannya kagak ikut separuh. Sangat nampak seperti Wacing (wanita kucing) yang berpendidikan tinggi. Wacing ini nampak sibuk dengan berbagai berkas di atas mejanya yang nampak berantakan.

Mungkin berkas penting.

Tapi gue udah kagak peduli. Ni sidang adalah sidang gue. Gue yang musti menang.

" yang mulia sudah hadir! Harap para hadirin kembali duduk dan berkemas! "
Suara bariton Harold terdengat jelas. Menggema di seluruh ruangan, gue bener-bener kagak tahu sejak kapan si Harorl jadi tukang teriak-teriak di pengadilan.

Mungkin gajinya gede.

Dan jejeran DAON KELOR mulai memasuki pintu dan kami pun membungkukkan badan sedikit. Menghormati.

Mereka mulai duduk sesuai dengan posisi yang telah disediakan.

Di hadapan gue, hakim utama telah duduk dan nampak sibuk membenahi rambutnya yang wow banget. Berwarna hijau mencorong mirip sama meja dihadapannya.

Namanya Darless Kimchi. Kucing ini asal korea. Sebenarnya dia jenis kucing yang berbulu pendek, sama kayak gue. Tapi karena pemiliknya adalah orang Korea, jadilah namanya ada Kimchi-kimchinya gitu. Dia juga lulusan universitas pengadilan di eropa. Tepatnya di Belanda.

Next, disampinya juga duduk seorang kucing perempuan yang kelihatan udah menikah. Nampak dari tadi ada anak kecil yang manggil-manggil 'ibu'. Namanya Ongee Dimsum. Wacing asal China yang pipinya tirus dan berkaca mata tebal. Memandang gue dan Raven penuh hormat, dia duduk dengan anggun.

Dan di sebelah kanan Darless Kimchi, duduklah seorang laki-laki tua bertubuh jangkung. Namanya Ken Pasta. Laki-laki kucing asal Italia ini konon mampu menggaet banyak gacing dalam waktu semenit.

Ya iyalah, berduit!

Dan yang duduk di sebelah kanan gue adalah jaksa penuntut hukum. Namanya Lorenzo Pecel. Berambut pendek berwarna hitam. Kucing jantan itu nampak gagah dengan pandangan matanya yang tajam dan menusuk. Memandang Raven dengan sinis, dia membungkukkan badannya perlahan, memberi salam.

Kami berdua ikut membungkukkan badan. Walau dalam posisi duduk.

" baiklah, sidang kali ini akan kita mulai dalam hitungan ke 10. "
Suara Darless menggema di seluruh ruangan. Polo yang sejak tadi mendengarkan gue yang menjelaskan padanya tentang para anggota sidang, ikut tersentak lalu bergegas mundur. Mencari tempat duduk.

" 10,11,12,13,.. "

"Tuan, hitung mundur. "
Ralat Lorenzo Pecel sambil membungkuk. Tetap hormat.

" oh, baiklah. "

Terbatuk, Darless nampak membenahi rambut pasangannya yang oleng.

" 1000, 999, 998, 997,... "

___________________________

" Itu artinya,anda perusak dihubungan bapak Raven dan Nyonya Mona betul? "
Tunjuk MissCatX sambil tersenyum sinis.

Lembaran berwarna hijau lumut itu diletakkan di atas meja dengan tenang.

Semua mata memandangnya dengan alis terangkat. Gagal faham. Termasuk gue yang ikut andil dalam perseteruan panas ini.

Karena disini adalah gue korbannya. Gue adalah kucing yang di rebut pasangannya sama ni kucing. Ngapa jadi gue yang pegacingor?

" Kok bapak Tom? Kan yang ngerecokin hubungannya dan Nyonya Mona si bapak Raven, "
Memandang wajah Raven yang menyebalkan itu, aku berdiri secepat mungkin dengan wajah memerah menahan marah. Enak saja aku disebut pegacingor di sini. Padahal dialah pengrusuhnya.

" Lha, klien saya kan dituduh pegacingokor gara-gara ada klien saya diantara anda dan Nyonya Mona kan? Nah sekarang, kan anda juga ada di antara mereka bukan? Berarti anda juga pegacingor kan? "

Melongo, ketiga hakim dan satu orang jaksa penuntut memandangku dengan alis terangkat. Satu diantaranya menyuruh gue duduk.

Menghempaskan bokong dengan kasar dikursi dekat dengan Raven, aku mendengus kesal.

" tapi nyonya, maksud dari kalimat pegacingor adalah perebut gadis kucing orang. Sedangkan disini klien saya sebagai korban, karena.pasangannya direbut oleh klien anda ini. "
Tunjuk Libra yang sekarang merangkap menjadi pengacara gue.

Ni kucing emang multifungsi.

" tapi tuan Libra tersayang, bagaimanapun sekarang adalah nyonya Mona dan klien saya memiliki hubungan. Jadi tuan Tom adalah pegacingor juga. "

Menarik nafas, dia melanjutkan.

" karena saya memiliki bukti jika sebenarnya, nyonya Mona dan tuan Tom tidak punya hubungan yang jelas. Mari kita sambut,... "
MissCat X menari nafas panjang.

" nyonya Mona! "
Teriaknya sambil menunjuk pintu masuk.

Tersenyum sinis ke arah gue yang melongo tak percaya, Libra nampak tetap tenang di posisinya sambil membenahi jasnya yang licin dengan serapi mungkin.

___________________________

" baiklah, untuk para anggota lainnya diharapkan keluar. Termasuk Raven sama si Tom. Udah! Gue gagal paham disini. Sidang ditutup, pengadilan dibakar. Udah, bigung banget kita! "
Bentak Darless sambil menerbangkan lembar berkas ke udara.

" ni masalah udah kelar! Mona ternyata tak punya hubungan yang jelas dengan si Tom. Jadilah ini sidang kagak berpaedah banget! Gak guna! "

_*_*_

" Ngapa kagak lo ajak pacaran aja si Mona hah? "
Tanya Libra sambil melotot.

" Kagak mau gue, "

" Kenapa? "

" Dosa bang, maksiat. "

TBC

____________________________

Hy gaes ...
akhirnya...
Jujur, ni episode adalah episode terberat selama saya nulis. wkwkwk..
nunggunya pasti lama ya?

Enggak kog, enggak...
Wkwkwk...

The Diary Of 'Kucing Satu Komplek' -kucing juga butuh diary-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang