" assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh! "
Ucap gue ketika kaki ini udah pas di depan pintu rumah si Harold. Menginjak keset bertuliskan ' enyahlah kau mantan! 'Ya... kalian juga bisa menyebutnya rumah kekaisaran komplek.- kak Arka.
Tidak ada balasan. Hanya terdengar suara berisik empat anak kecil di belakang gue yang sibuk adu argumen tentang uang siapa yang paling banyak. Libra, cicak, Beo dan Yoanan tengah berbincang-bincang tentang rumah siapa yang bakal jadi sasaran lebaran ini, dan emak-emak yang lebih suka memperbincangkan salah satu merek motor matic baru yang cocok untuk balapan daripada make up.
Sedangkan gue? Disepanjang perjalanan ini, gue-lah yang kebagian mengucap salam dan beramah-tamah. Sedangkan yang lain hanya makan, berbincang-bincang lalu pulang. Apalagi anak-anak. Malah dapat THR pula.
Gue menghembuskan nafas. Melongok ke dalam. Pintu dibuka, tetapi pemilik rumah tak ada.
" assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh, "
Ucap gue lagi. Kali ini dijamin terdengar lebih keras, karena Dadang baru saja memberi segelas kecil aqua dari dalam sakunya. Jadinya tenggorokan gue agak plong sedikit.Si Dadang mendapatkannya pasti dari rumah cik Juki. Karena semua hidangannya adalah minuman. Entah itu jus jeruk, jus wotel sampai jus jengkol, intinya minuman semua.
Apalagi, diperbolehkan untuk pesan juga. Tapi tetep bayar. Kan dia buka warung.
" assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, "
" waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, "
Sebuah suara membalas begitu lantang. Lantas diikuti sebuah sosok yang muncul tiba-tiba dengan badan penuh busa. Makhluk itu berjalan dengan cepat merangkul gue dengan berlinang air mata dan ingus yang meluber kemana-mana.
" maafkan segala kekhilafan gue ya Pol, apapun itu. "
Ucap Harold sambil menepuk punggung gue dengan terisak. Berkali-kali pula mengusap hidungnya guna menghilangkan ingusnya takut kering duluan." iya Harold, gue maafin. Udah, jangan nangis gitu. Malu dilihat anak-anak, dan kasihan juga sama baju gue. Ntar jamuran karena kebanyakan nutrisi ingus dari lo. "
Balas gue melempar canda.Harold terkekeh sebentar dan meninggalkan gue untuk menyalami yang lain. Beberapa dipeluknya, kecuali empat anak kecil yang memilih langsung menghamburkan diri masuk ke dalam rumah. Mengacak-acak.
" ayo silahkan masuk, makanannya silahkan dimakan. Jangan cuma dicicipi..
Ayo ayo.. "
Ucap Harold sambil mendorong rombongan gue dari belakang.Gue dan rombongan akhirnya menempati tempat duduk yang telah disediakan. Walaupun hanya beralaskan tikar, tetapi nuansa kekeluargaan akan tetap terasa sama meskipun kita semua duduk di singgasana.
" ayo silahkan dimakan. Aduh, jajanannya ya cuma ginian doang. "
Ucap Harold mempersilahkan.Mengangguk, kami serempak mengambil makanan di atas meja dan memakannya.
" ayo, yang ini asli rasa mantan, lo. "
Ucap Harold memberi tahu. Membuka tutup toples dan mendorongnya ke hadapan Cicak." yang ini rasa kenangannya, "
Lanjutnya sambil tertawa. Harold mendorong toples satunya lagi ke hadapan Beo." kalau yang ini rasa gebetan tapi ternyata di-php. Ayo-ayo dimakan semuanya.
Maaf ya, saya harus ke dalam dulu untuk membersihkan busa detergen yang mengelilingi tubuh saya ini. "
Harold memberi tahu sambil mengusap bagian bawah bajunya dengan tangan. Mengibaskan sisa-sisa busa cucian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Diary Of 'Kucing Satu Komplek' -kucing juga butuh diary-
HumorApa jadinya, jika semua kucing yang berkeliaran di sekitar kita, memiliki kehidupan yang serupa dengan manusia. Memiliki band musik, pengadilan, ruang meeting, pelakor, penjahat dan semuanya. Dan kucing kalian ikut andil dalam banyak hal di sana. **...