Pukul empat sore itu hujan turun sangat deras, membuat Solar dan Hwasa harus rela rambut badai mereka terkena tetesan hujan, tapi untung saja make-up dan kameranya nggak kenapa-napa. Hehe.
Tapi anehnya suasana rumah tampak lebih dingin dari suhu di luar yang sedikit berangin, mereka malah disambut oleh Fuyu yang sedang menunduk takut dengan Wheein dan Byul yang tengah memasang raut wajah tak bersahabat, lengkap dengan tangan yang dilipat di depan dada.
"Halo, ibu-ibu. Gue bawa martabak nutella sama chatime, nih, nggak ada yang tertarik?" Kata Solar sambil mengangkat dua plastik yang kelihatan agak basah, menginginkan atensi ketiga adiknya yang seperti tengah dikelilingi aura-aura hitam menyeramkan.
"I-Iya, kak, taruh aja di--"
"Fuyu, kamu diem." Suara datar dan mencekam Wheein membuat rumah menjadi siaga satu, apalagi si bloon ini sangat jarang emosi jadi agak serem gitu lihatnya.
"Taruh aja di dapur." Bisik Hwasa pada Solar dan membuat gadis berambut blonde itu segera beranjak menuju dapur.
"Kenapa ini? Kok Fuyu disidang?" Tanya Hwasa sambil duduk di single sofa di samping kedua kakaknya yang masih tak mengelakkan pandangan pada Fuyu yang kelihatan hampir menangis.
Sejujurnya, pemandangan ini tuh udah nggak terlalu asing bagi kediaman Kim ini. Sidang akan dilakukan kalau ada yang berbuat salah dan ketahuan, seperti Byul yang pernah disidang Ayah karena ngejekin Solar pas doi mau latihan pole dance untuk pertunjukan teater di kelasnya. Katanya Solar itu cewek murahan sampai doi nangis karena dibilang gitu, tapi pas tampil si Byul malah yang paling excited nontonnya. Goblok.
Dan anehnya, perasaan Fuyu nggak pernah bikin kesalahan besar sampai bisa bikin dia kena sidang gini. Palingan mah cuma nyuri ayam goreng yang sebenarnya jatah Wheein atau nyembunyiin remote TV dalam beha karena Solar heboh mau nonton We Bare Bears padahal dia mau nonton Upin Ipin. Dan akhirnya Solar yang menang. Udah, nggak usah diceritain gimana.
Byul menghela nafas kasar, seolah lelah sambil memijat keningnya sendiri lalu menduduki sofa dengan kasar, membuat Hwasa yang masih bingung pun bergeser menuju samping Byul yang seolah tak sadar kegiatannya.
"Byul," Panggil Hwasa dan hanya dibalas deheman singkat. "Fuyu kenapa?"
"Sa, ternyata Fuyu udah pintar banget bohong. Udah janji nggak bakal pacaran sebelum lulus SMA tapi dia malah pacaran sama Hoseok pas SMP, kelas ujian pula. Apa jangan-jangan alasan doi mau ikut les tambahan ternyata malah jalan sama Hoseok? Wah, boleh juga akting lo."
Lha. Si Hwasa kaget, apalagi Solar yang baru balik dari dapur. Keduanya langsung ngelihat ke arah Fuyu yang udah nangis karena ucapan sakartik Wheein.
"Serius, Yu? Kamu pernah pacaran sama Hoseok?"
"Tapi cuma setahun, Kak!"
"TAPI DALAM SETAHUN ITU LO UDAH BOHONGIN LIMA ORANG, FUYU!"
Teriakan Byul membuat semua terdiam seperti batu, Byul dengan wajah sedatar marmer pun mengangkat wajah menatap lurus ke depan, "Dan lo juga udah ngebohongin Ayah."
Semua terdiam, suasana menjadi mellow saat Byul mengungkit soal Ayah. Memang, ya, topik tentang Ayah itu adalah salah satu topik ter-'spesial' sebelum Eric.
"Kenapa lo nggak pernah cerita sama kita, dek?" Suara lembut itu milik Solar sang kakak tertua, sebagai yang tertua pula ia tak boleh tersulut emosi dan harus menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin dan baik-baik.
"F-Fuyu takut Kakak marah."
"Jadi maksudnya kalau lo sembunyiin ini kita malah nggak marah, gitu?" Tanya Wheein kesal. Wajar, sih, karena Fuyu tuh deket banget sama Wheein, bahkan kalau apa-apa malah duluan cerita ke kakaknya itu daripada ke yang lain. Tapi ini? Apalagi Hoseok tuh temennya, loh, dan Hoseok tuh bukan cowok baik-baik.
Senyumnya emang kayak cowok manis ala dramkor, tapi sembilan puluh sembilan koma sembilan persen cowok di dunia pasti aslinya blangsak, 'kan?
Mabuk, nyari ayam kampus, ketawa-ketiwi kayak orang sakau, bolos, bahkan ngecengin dosen pun pernah dilakukan Hoseok and the geng. Jadi sangat keterlaluan kalau bocah SMP pacaran sama blangsak satu itu, 'kan?
"Udah, Whee. Lo jangan emosi banget gitu, kasihan Fuyu." Ucap Hwasa sambil mengelus bahu Wheein dengan pelan, seolah menyuruhnya tenang dengan duduk di sampingnya.
"Maafin, Fuyu, kak. Fuyu emang adek yang kurang ajar. Fuyu janji nggak bakal buat gitu lagi, Fuyu bakal pacaran kalau udah kuliah."
Nah ini. Ini yang bikin jiwa mereka lemah seketika, ucapan polos dan tatapan berharap dari mata sebening kristal yang tampak lebih bersinar karena air mata, apalagi pipi gembilnya yang memerah menggemaskan bikin umpatan Byul dan yang lain menghilang seketika.
"Oke," Ucap Solar final. "Gue bakal maafin lo, dan gue mewakili perasaan kakak-kakak lo plus, gue yakin Wheein bakal nger--"
"Nggak."
"Wheein, diem. Iblis sedang berpesta dalam otak lo dan nyuri semua es balok untuk mendinginkan otak lo, nanti kalau udah distok es baloknya gue yakin lo udah bisa berpikir jernih."
"Ehm, maksud gue. Iya, dimaafin. Tapi setiap kesalahan pasti ada sebuah permintaan maaf, pemberian maaf dan ganjaran, 'kan? Jadi ponsel kamu kakak tahan sebulan sama tugas mencuci piring sama nyapu halaman kamu yang pegang sebulan. Nggak ada komentar terutama kamu, Wheein." Ucap Solar sambil menunjuk Wheein yang langsung menatapnya kesal.
"Tapi," Tiba-tiba Byul mengangkat suara.
"Dek,"
"Tahun lalu. Pas lo ngepake syal pas musim panas, dan di leher lo ada bekas warna biru keunguan,"
Semua terdiam. Suasana kembali tegang lagi.
"Dan itu lo bilang bekas gigitan nyamuk,"
"Itu ... cupang, 'kan?"
[ Rahasia Fuyu ]
[Completed.]----
Hai, hai! ^^
Terimakasih udah membaca part ini dengan end menggantung yang sangat unch. I know you are kesal dan jengkel :v
But, thanks for hyejeongbae untuk meng-request ini, jadi karakter lain Wheein yang galak dan sakartik bikin pening kepala akhirnya keluar ugha 😂
Keep vomment and don't forget to be happy! See ya!
Dari,
si anak ipa unggulan
namun berjiwa
bahasa :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Mamamoo's Fam | ON HOLD.
Fanfictionkisah sehari-hari solar, byul, wheein, hwasa dan adik perempuannya, fuyu. •••• (32/50) [Started : 080518]