32 • Bapak Guru dan Cinta Pertamanya

655 82 29
                                    

Halah, anjing.

Yoongi menatap pantulan wajahnya di kaca toilet sekolah. Kemeja yang tadi kotor dengan percikan cat air, kini berganti dengan kemeja hitam dengan aroma downy. Ia menatap sosoknya yang tak bisa berhenti memerah sejak pesan terakhir yang dikirim si murid padanya, lalu menghela napas gugup.

Solar akan datang.

"Kok saya deg-degan, sih. 'Kan dia cuma cewek."

Iya, cuma cewek. Tapi ini cewek yang bisa bikin dia tersipu malu karena satu ucapan tak kenal malu. Bagaimana bisa, sih, satu kalimat itu sukses membuatnya tak bisa tidur semalaman?

Seharusnya bukan dia yang tersipu malu begini. Ia jadi seperti remaja ingusan yang ingin bertemu pujaan hatinya. Menggelikan sekali.

Yoongi mengambil sisir dari kantung celananya, kembali menyisir rambutnya ke belakang dan sedikit mengacak rambutnya. Lalu disisir kembali, lalu diacak karena dirasa tak cocok, "Solar suka model rambut gimana, sih?"

Yoongi melirik ponselnya, "Apa aku tanya Fuyu aja, ya?"

Namun Yoongi menggelengkan kepalanya, menghilangkan keinginannya untuk bertanya. Bisa-bisa ketahuan kalau dia sudah menunggu lama momen sakral ini dan tak ada jaminan kalau Fuyu menyembunyikan amanat ini rapat-rapat dari Solar.

Malu kalau ketahuan. Mau taruh dimana wajahnya ini? Nanti kesannya seperti ngarep sekali.

Suara bel menunjukan pergantian jam pelajaran mengejutkan Yoongi, dengan secepat kilat ia pun keluar dari toilet dan berjalan menuju ruang BK yang dipenuhi tumpukan kertas dan tanpa penghuni. Ia tahu bahwa guru BK hari ini tak masuk karena sakit, jadi ia yang peka dan tak ingin kesempatan itu hilang sempat menelpon sang guru agar dia saja yang piket di ruang BK, dan disetujui oleh beliau.

Jadi Yoongi pun duduk di kursi kayu dan menghadap pintu yang terbuka lebar seolah ikut menunggu si pujaan hati datang.

"Aku wangi, ga sih?"

Pikiran Yoongi seolah tersentak, dengan gerakan kilat mengendus kemejanya yang barangkali menimbulkan bau tak sedap dan menimbulkan rasa malu hingga mati, hingga ia tak sadar ada gadis yang sedang malu-malu di ambang pintu sambil membawa sekotak makanan untuk sang guru yang sedang kasmaran.

"Pak Yoongi?"

••••

Solar keluar dari mobilnya, menatap gedung sekolah yang kini entah bertambah berapa tingkat setelah ia lulus dari sini.

Ia melirik surat yang ia telah revisi berulang kali karena lupa tatanan penulisan surat yang tepat. Inilah kenapa kita tidak boleh melewatkan pelajaran Bahasa Indonesia, Fuyu saja mengejeknya habis-habisan. Memalukan sekali.

Solar berjalan melewati lorong kelas yang masih sepi, menyadari kalau proses belajar mengajar masih dilakukan. Baguslah, setidaknya ia tak perlu menanggapi ucapan sksd dari para jamet, walaupun mata-mata kelewat penasaran tetap saja melirik Solar dari jendela kelas.

Nasib orang cantik, ya gini.

Nggak kebayang juga kalau Byul yang bawa suratnya, bisa-bisa sekolah RBW mendadak jadi tempat fanmeeting dan mengakibatkan Fuyu dikeluarkan dengan alasan tak masuk akal.

Karena Kakak narsis dan sok kecakepannya membuat murid-murid tak tahan dengan pesonanya, sehingga menimbulkan kericuhan tak terelakan karena Byul diam-diam mengedipkan matanya genit pada salah satu murid perempuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mamamoo's Fam | ON HOLD.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang