30 • Cerita Hari Minggu Byul

677 98 30
                                    

Hari ini adalah hari minggu. Tapi jika ada satu orang pun yang mengatakan bahwa hari ini didekasikan sebagai hari pelepas lelah, Byul akan menjadi orang pertama yang tertawa dan memberi penolakan pada pernyataan itu.

Paginya disambut dengan omelan Solar yang terdengar sampai di ujung kompleks. Si kakak dengan amarah menggelegar memanggil nama Byul dan membuat yang terpanggil dengan raga yang masih belum kembali sepenuhnya berjalan menuju belakang rumah dimana tempat mereka mencuci pakaian.

Solar marah besar karena ternyata Byul lupa untuk membawa mesin cuci untuk diperbaiki. Mesin itu terus mengeluarkan suara aneh dan berisik serta tak bisa berfungsi dengan baik. Apalagi dua hari yang lalu Byul seperti pahlawan kesiangan membawa obeng dan tekad bahwa ia akan memperbaiki mesin cuci penuh jasa ini tanpa mengeluarkan sepeser pun, tetapi itu cuma kata saja.

Pada akhirnya Solar yang berpikir bahwa mesin cuci itu bisa beroperasi normal lagi malah memasukan baju, air, dan deterjen. Niatnya ingin mencuci, malah membuang sia-sia air dan deterjen yang entah kenapa harganya bisa naik.

Baju yang terlampau basah pun dikeluarkan oleh Solar yang telah memasuki menit ke-30 ia mengomel ditemani oleh Byul yang masih terkantuk di sampingnya.

"Nanti sore bawa mesin cucinya ke tukang reparasi," Ucap Solar. "Terus baju ini bawa aja ke laundry. Udah terlanjur basah, gue males kalau nyuci pake tangan. "

Byul menghela napas malas, kantuknya hingga kini belum hilang karena menemani Hwasa menonton film horror hingga larut malam. Ia ingin menolak tapi saat melihat betapa galaknya wajah Solar, ia memilih diam dan mengangkat keranjang penuh baju basah itu.

Byul melirik sebentar ke Wheein yang sudah nampak bersemangat sekali dari kemarin malam. Dan sekarang dari gudang ia membawa kanvas yang begitu besar. Byul langsung ingat tentang betapa bersemangatnya Wheein karena akhirnya bisa mengikuti lomba lukis lagi, memang infonya baru tiba kemarin tapi Wheein sudah heboh mengeluarkan kanvas terbesar yang ada di rumah untuk dibersihkan dan siap digunakan.

Byul meraih kunci mobil, membuka bagian belakangnya dan memasukkan keranjang penuh baju itu. Kayaknya dia harus mampir beli kopi sebelum ke laundry, bisa-bisa dia bisa ketiduran di sana dan bisa mencoreng harga dirinya sebagai perempuan ganteng nan gagah berani, mau diletakkan dimana wajahnya jika ketahuan tidur di tempat umum.

Akhirnya mobil keluarga Kim pun keluar dari pekarangan rumah dan menyambut jalanan, ia memutar radio dan memilih mendengarkan lagu Mamamoo yang nagih dan bikin semangat.

Byul mengingat kemarin malam hujan turun dengan sangat lebat, membuat acara nonton film horror bersama Hwasa semakin intens. Ingin berhenti di tengah film tapi tiba-tiba ada adegan yang buat penasaran.

Jadinya ia harus begadang karena terus kepikiran tentang film dan kebiasan Hwasa yang sering mengigau dalam tidur tentu tidak membuat keadaan menjadi lebih baik.

Byul melirik ke arah aspal yang terdapat beberapa genangan air hujan dan menyadari jalanan sepi. Tanpa aba-aba jiwa pembalap liar seorang Byul tiba-tiba keluar. Rasanya ingin sekali menginjak pedal gas dengan lebih banyak tenaga lagi. Apalagi ia sudah lama tak melakukan itu karena selalu dimarahi oleh Solar nenek sihir yang bisa mengomel satu jam nonstop tentang berkendara yang baik kalau Byul menginjak pedal gas terlalu kuat.

"Anjay, kayak Fast and Furious, nih. " Byul tersenyum kecil dan menuruti keinginannya itu, lagipula kapan lagi ia mengulang kenangan sebagai anak SMA berandalan dan bukan supir keluarga yang membawa janda dengan dua anak TK yang ributnya bukan main.

Maka Byul berputar sejenak dari arah menuju laundry, memutari daerah perumahan dan siapa tahu melihat cewek cantik yang sedang jogging. Haduh, membayangkannya saja membuat Byul ingin kejang tak berdaya.

Mamamoo's Fam | ON HOLD.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang