25 • Solar's Diary : Serba-Serbi Corona

807 95 16
                                    

"Aku bosan."

Kayaknya kalimat itu udah diucapkan Fuyu sebanyak enam kali sejak pagi—dihitung oleh Wheein yang kerjanya cuma meratapi tugas kuliah yang numpuknya ngalahin dosanya sendiri.

Keadaan Solar nggak jauh beda. Bedanya dia sibuk sama bimbingan skripsi yang dilakukan online. Mana dosennya itu lama banget balas chat, udah kayak pacar yang ngambekan ish. Males.

Hwasa tuh paling anti sama tugas. Walaupun dia tahu tugasnya numpuk, dia masih sempat-sempatnya bersihin kamar mandi. Pakai sikat gigi.

Sumpah, entah apa dalam pikiran Hwasa. Dia diem-diem ngambil sikat gigi dari toilet mereka terus nyikat lantai kamar mandi. Byul aja mau nangis lihatnya.

Pas ditanya apa motivasinya melakukan hal yang bisa masuk nominasi hal paling bodoh yang bisa dilakukan manusia, Hwasa cuma cengegesan terus jawab,

"Iseng aja, sih. Hehe. "

Solar juga mau nangis aja pas nulis ini di buku diarinya. Tapi diam-diam dia telah berjanji, saat mereka telah punya anak dan sedang kumpul keluarga, Solar akan membacakan catatan kebodohan para saudaranya kepada keponakannya. Biar mereka tahu sebodoh apa orang tuanya dulu.

••••

Solar lagi nonton TV sambil ngunyah kerupuk udang yang baru digorengnya tadi siang. Dalam diam menghitung hal apa aja yang udah dia makan. Bisa-bisa badannya bisa mengalahkan sumo-sumo di Jepang setelah selesai pandemi ini.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, muncul notifikasi WA keluarga yang akhir-akhir ini kerjanya cuma nyebar hoax sama pamer doang. Tapi untuk kali ini, ga pamer emas dan semacamnya. Tapi pamer satu dus masker dan hand sanitizer dengan merk yang tak jelas.

"Idih kenapa lagi nih tante-tante rempong? Males banget gue, " Cibir Solar sambil nge-scroll asal pembicaraan mereka. Tapi jempolnya langsung terhenti, melihat Ayah yang tiba-tiba muncul di antara chat yang lain. Tumben Ayah mau nimbrung masalah gini.

Dengan teliti Solar membaca teks yang dikirim Ayah. Panjang beut kayak punya Eric.

rAMBUTNYA MAKSUDNYA ISH.

"Oh, jadi kita dianjurkan untuk berjemur setiap pagi jam 10? Supaya imun kita kuat?" Solar bermonolog sendiri. Dia nggak mau membantah omongan Ayah, apalagi 'kan Ayah tuh dokter. Dan kalau dia udah membagi info kayak gini, berarti nggak hoax.

Dengan cepat Solar berlari ke lantai atas, mendobrak pintu kamarnya dan Wheein. Dan tebakannya benar, Wheein sedang tidur dengan bajunya yang belum diganti sejak kemarin. Di sampingnya ada Kkomo yang selalu setia menemani tuannya.

"BANGUN WOE ANAK DAJJAL!"

Wheein menguap. Mana gede banget mulutnya, sampai bapak lalat beserta keluarga hampir kesedot. Kkomo udah lari pontang-panting, terkejut setengah batin mendengar suara tak manusiawi milik Solar.

"Bisa-bisanya lo dalam 24 jam ini cuma tidur sama guling-guling doang di kasur! Ga sehat, gila! Udah tadi pagi ga mau bantu beberes rumah, disuruh sarapan malah balik tidur lagi. Lo mau jadi apa?"

"Jadi orang kaya. "

"Kaya akan kesintingan! Coba lo sesekali berjemur di luar gitu, jangan cuma bertapa doang di kamar. Bisa-bisa selesai pandemi ini tulang lo lembek semua!"

Mamamoo's Fam | ON HOLD.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang