22 • Satu Alasan Sederhana

998 122 19
                                    

Keadaan kediaman Kim saat ini sangat sunyi, tidak seperti biasanya terlebih lagi ini malam minggu. Biasanya, rumah akan berisik minta ampun karena mereka akan membuat girls time seperti menonton film, maskeran bareng-bareng atau membuat cover lagu lalu di-upload di channel youtube.

Wheein lagi jemput Fuyu dari tempat les. Hwasa lagi ngerjain tugas kuliah sambil hahahihi karena vidcall sama Loco, sebenarnya serem sih karena mirip Kuntilanak.

Solar sama Byul? Nah mereka yang jadi topik pembicaraan kali ini.

Selain tawa ala Mbak Kunti dari Hwasa, muncul pula suara tangisan sayup-sayup dari kamar kakak tertua saudara Kim. Bikin Byul yang lagi duduk bengong di depan pintu kamarnya merasa campur aduk. Kesal, bingung, sekaligus merinding juga.

Rasanya pengen nabok diri sendiri aja, terus ruqyah mulut biar ga terlalu bar-bar. Dulu sok-sokan bilang bakal hajar siapa aja yang bikin Kakaknya nangis, nah kini ancamannya malah balik ke dirinya sendiri. Kan jadi lawak :)

Lagi enak-enaknya bengong, tiba-tiba datang Fuyu dengan wajah datarnya.

"Kakak ngapain di sini?"

"Yeuh, astaga ... " Ucap Byul terkejut sambil mengelus dada. Ini kenapa Fuyu bisa muncul tiba-tiba, mana ga kedengaran pula langkah kakinya.

"Minggir, Kak. Fuyu mau ke kamar."

"Nggak mau sebelum kamu bantu Kakak dulu. " Cegat Byul dan buat Fuyu ingin meledak. Fuyu tuh capek, pengen rebahan, pengen maskeran, pengen nonton drakor, pengen jadi buah-buahan biar ga capek lagi jadi manusia. Tapi Kakak kurang ajarnya ini bikin rencananya ambyar.

Tapi ... setelah lihat betapa seriusnya wajah Byul (yang sebenarnya terlihat lagi kayak sange berat) Fuyu lebih milih hela nafas lalu nanya, "Kenapa emangnya, Kak?"

"Bantu gue untuk ngomong sama Solar, dong. Dia ngambek. "

"Kenapa? Kakak ungkit-ungkit Bang Eric lagi, ya?"

"Yeuh, kutilan bibir gue kalau ngomong tentang si parutan kelapa," Ujar Byul kesal. "Itu ... gue—kayak ngejek dia gitu dan bikin dia insecure gitu. Soalnya dia baru ke salon apa gimana nggak ngerti gue. Gue bilang 'ga cocok', jadi dia bete. "

Pada ujungnya Fuyu menghela napas jengah. Lagi-lagi urusan tentang bibir Byul yang tak pernah mengindahkan ungkapan 'mulutmu harimaumu'. Jadi, si Fuyu pun berkata dengan singkat.

"Urusin aja sendiri. "

Aw, sakid hati abang byul :)

---


Sekarang udah jam satu pagi. Suasana rumah masih sepi dengan Byul yang nggak bisa terlelap sama sekali. Tadi Solar nggak makan, padahal Hwasa udah pesan chicken wings pedes pake keju kesukaan Solar, tapi Kakak tertua itu tetap melancarkan aksi mogok makannya.

Belum lagi saat Byul diam-diam mendengar pembicaraan Solar dan Wheein. Katanya suruh Wheein nitip absen, soalnya Solar lagi males kuliah. Takutnya diejekin orang-orang karena perubahannya.

BYUL KAN JADI MERASA BERSALAH JADINYA!

Jadi pada akhirnya, Byul membulatkan tekad untuk berbicara secara langsung dengan Solar. Wheein disuruh mengungsi ke kamar Fuyu. Awalnya dia nggak mau, tapi setelah diiming-imingi setoples kerupuk udang, akhirnya Wheein luluh juga.

Byul menutup pintu kamar Solar di belakangnya dengan hati-hati. Takut diamuk sang Kakak karena mengganggu tidurnya. Jantungnya berdetak kencang takaruan hingga ia merasa detakan itu bisa terdengar sampai luar dan membangunkan Solar.

Tapi saat Byul berdiri tepat di depan Solar, rasanya jantungnya berhenti berdetak seketika. Mata sang Kakak bengkak, rambutnya teracak seakan disengaja, deru napasnya terdengar lelah. Dan itu sukses bikin Byul rasanya ingin nangis aja.


Byul, lo udah bikin Kakak lo sendiri hancur kayak gini.



"Sampai kapan lo mau berdiri kayak gitu?"

Hah?

Byul terperanjat kaget, matanya menatap tak percaya sosok Solar yang tadi terlelap kini menatapnya dengan tajam, seolah telah memasang mata atas setiap gerak-gerik yang dilakukan Byul.

"Ngapain lo?"

Seolah tertampar realita, Byul dengan panik berucap cepat, "Gue mau minta maaf. "

"Untuk apa?" Tanya Solar sinis sembari berusaha memposisikan dirinya untuk duduk.

"Gue salah karena udah ngejek lo dan bikin lo sakit hati. Gue nggak sepantasnya ngomong itu sama Kakak gue sendiri. Gue nggak sepantasnya bikin Kakak gue nangis. "

Solar menghela napas, rasanya sesak saat kembali mengingat ucapan lugas Byul tadi malam, membuat kepercayaan dirinya seolah hilang ditelan bumi. Ini bukan tentang Byul yang mengejeknya, ini tentang bagaimana Byul menghancurkan dirinya dengan sekejap.

"Seharusnya lo bilang itu sama semua orang yang sakit hati karena lo," Ucap Solar dan membuat Byul tersentak. "Ini bukan yang pertama kali. Lo masih ingat Seulgi? Lo masih ingat saat lo bilang Hwasa kayak pelacur pas pake makeup tebel? Dengan satu kalimat aja, lo udah hancurin hidup orang lain. Dan lo MEMANG harus merasa bersalah. Tapi bukan tentang gue aja. "

"... Jadi, lo mau gue ngapain?"

Solar mendecih dan menatap jengah Byul, "Bilang semua permintaan maaf lo tadi sama orang-orang yang pernah lo bikin sakit hati. Gue nggak perlu permintaan maaf yang formal. Gue butuh lo frontal dan janji nggak bakal lakuin semua itu. "

"Setelah gue bikin itu semua, lo bakal maafin gue?"

"Kalau mereka maafin lo, gue juga bakal maafin lo. " Ucap Solar final dan membuat Byul tak punya pilihan selain mengiyakan. Toh, di sini juga dia yang salah dan sebagai yang bersalah dia memang sepatutnya buat demikian.


"Tapi ... " Ucap Byul tiba-tiba dan bikin Solar tersentak kaget, hendak menyanggah tapi Byul kembali berucap, "Lo mau tahu kenapa gue nggak suka sama perubahan lo?"


Solar terdiam sejenak, "Kenapa?"


Dan tepat di pukul satu lewat empat puluh lima, di samping pias cahaya rembulan yang malu-malu mengintip dari jendela yang sengaja terbuka, Byul tersenyum kecil sembari berucap begitu pelan, "Karena gue takut, nanti akan ada orang yang suka lo dan ngambil hati lo. "


"Karena ... nggak ada yang bisa sayang sama lo, sama seperti gue sayang sama lo. Nggak bakal ada yang bisa menyainginya. "



"Karena rasa sayang gue udah melambung tinggi. Bahkan menyaingi harga diri. "

Part 22 :
— end. —

Holaaa it's been a long time~ hampir tiga bulan aku ga nulis dan bikin kalian stress sendiri. Same here, tho.

Saat aku ceritain masalah ini, temanku malah bilang, "win, kayaknya lo punya kutukan part 20 deh. Karena, KENAPA LO SUSAH BANGET NULIS SETELAH LEWAT PART 20?!"

gue juga ga tau :"

Jadi terimakasih karena udah mau nunggu cerita sampah ini. Dan terimakasih atas 16k reads dari kalian. Luv yu all~

Mamamoo's Fam | ON HOLD.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang