Januari, 2019.
"Hwasa?"
Kafetaria kampus, pukul tiga sore. Hwasa dan teman-temannya lagi nongki sambil numpang wifi gratis. Sekalian juga si cewek yang barusan di panggil sama cowok dari klub musik itu nunggu Wheein selesai rapat.
Hwasa menoleh dan menemukan sesosok produser musik untuk band kampus yang super kalem dan selalu menjadi incaran cabe-cabean kampus, Woogie. Tapi biasa dipanggil Ugi sama teman-teman dekatnya.
"Kenapa, ya?" Hwasa menyahut panggilan Ugi yang kini berjalan mendekatinya, lalu tanpa basa-basi memberi sepucuk surat yang dilipat dua kali.
"Ini apa?" Hwasa yang bingung langsung bertanya, namun sepertinya si kalem itu tak ingin memberi penjelasan lebih lanjut. Ia malah menyuruh untuk membukanya sendiri dan tahu isi surat itu.
"Oh, makasih. " Dan setelah itu, Ugi pun pergi menjauh dari si gadis yang masih bingung. Para teman yang cuma memperhatikan kini sibuk menggoda Hwasa yang kini cuma memandangi surat itu.
"Cie ... sejak kapan lo dekat sama si Ugi?"
"Ga cocok, anjir. Ugi malaikat, lo mah iblis. "
"Katanya mau jadi cumlaude, hehe. "
"Kok diem? Lo sange, ya?"
"Lambemu," Hwasa menatap tajam Hyuna, yang dikenal blak-blakan dan tidak tahu aturan kalau sedang ngomong. "Eh, gue ke parkiran, ya? Nanti kalau Wheein nyariin, suruh nyusul aja. "
Dan akhirnya Hwasa meraih tasnya dan berlari ke arah parkiran, meninggalkan teman-temannya yang kini tertawa sekaligus heran melihat tingkah si gadis singa itu.
••••
Lorong kampus menuju parkiran ini lumayan penuh, karena tempat ini dikenal sebagai sarang para pasangan kelebihan hormon berduaan atau pun hanya sekadar ngumpul bareng entah untuk alasan apa. Hwasa berjalan agak cepat, menyembunyikan surat yang baru didapatnya.
Dalam diam ia berpikir orang mana yang masih menggunakan surat di zaman sekarang? Ia malah sempat berpikir kalau ini hanya gurauan semata, tapi kalau mengingat kalau Ugi yang memberi, rasanya sangat tak mungkin.
Dengan cepat Hwasa masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi. Masih menatap ragu surat berwarna putih yang ada di tangannya.
Namun diam-diam ada yang memperhatikan sosok Hwasa sedari tadi dengan tatapan gugup, hatinya berdetak takaruan, ia menerka-nerka jawaban apa yang akan diberikan pujaan hatinya sejak lama itu.
"Woi," Satu tepukan di bahu membuatnya berbalik dan menemukan wajah Woogie yang masih setia dengan wajah datarnya.
"Udah gue kasih." Lapor Woogie dan membuat si laki-laki mengangguk dan mengucapkan terimakasih.
"Inget bayaran gue," Woogie memberi jeda sejenak. "Album TWICE sama PC Momo. "
"Iye. "
Loco pun menghela napasnya, kakinya dihentak-hentaknya dengan acak, jantungnya kembali berdenyut kencang. Ia bahkan tak bisa memprediksikan jawaban apa yang akan didapatnya.
••••
"Awas aja kalau ini iseng," Ucap Hwasa yang masih setia memegang surat itu, hatinya seperti ragu untuk membuka surat itu. Bahkan ia sempat berpikir untuk mengajak Byul membuka surat ini, supaya jika benar ini cuma iseng semata, Byul bisa digunakan sebagai tukang pukul andal yang bisa membuat Ugi kejang-kejang tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mamamoo's Fam | ON HOLD.
Fanfictionkisah sehari-hari solar, byul, wheein, hwasa dan adik perempuannya, fuyu. •••• (32/50) [Started : 080518]