-2 tahun kemudian-
Banyak orang yang mengatakan, perubahan akan selalu ada seiring berjalannya waktu. Seperti orang-orang di sekelilingku, banyak hal yang terjadi dengan mereka dalam beberapa tahun terakhir ini. Setahun yang lalu, Ka Gianna menjadikan Gery sebagai seorang om dengan melahirkan sesosok puteri cantik yang diberi nama Shania. Sesosok bidadari yang berhasil membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya ketika acara syukurannya beberapa bulan yang lalu.
Dua bulan belakang, aku dan Gery menghadiri pernikahan Tian dan tunangannya dulu. Terakhir kali aku berhubungan dengan Tian sebelum laki-laki itu dan tunangannya memberikan undangan pernikahan padaku adalah saat ia dan Gery bersitegang di depan unitku dua tahun lalu.
Aku berhasil mengusir Gery dari hadapan kami setelah memutuskan untuk membawa Tian ke cafe yang berada di gedung apartemenku. Tidak ada yang istimewa dari pembicaraan kami. Hanya permintaan maaf dan penjelasan mengenai hubungannya dengan tunangannya. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu, aku dapat dengan lancar dan mantap menolak saat ia memintaku untuk menunggunya membereskan masalahnya terlebih dahulu dan kembali meminta untuk memasuki hatiku. Rasanya sangat buruk saat menjatuhkan diri secara sengaja ke dalam lubang yang sama.
Sesuatu yang dimulai dari kesalahan bukanlah hal yang baik untuk diteruskan. Terlebih kesalahan itu adalah sebuah pengkhianatan. Aku sangat mengerti rasa sakitnya terkhianati, dan rasanya aku tidak akan sanggup untuk terus berjalan tanpa bayang-bayang rasa bersalah karena mengkhianati.
Nadia. Sahabat perempuanku itu kini sudah tidak lagi melajang. Awal Januari tahun lalu, Reza meminangnya. Salah satu best couple di sekolahku dulu benar-benar berjodoh. Rasanya baru kemarin aku menjadi obat nyamuk di setiap kencan mereka, menjadi kambing hitam setiap Nadia meminta izin untuk pergi keluar rumah. Senang sekali aku dan Gery dapat menghadiri hari bahagia pasangan yang merupakan sahabatku dan dia itu.
Faris. Aku beruntung sekali adik kecilku itu mendapatkan penempatan tugas di kota yang sama dengan tempat tinggal keluargaku. Dulu aku sempat berpikir untuk mengalah dan kembali ke kota asal ketika Faris ditempatkan di kota lain. Meninggalkan ayah dan ibu hanya berdua saja di rumah dalam kurun waktu yang tidak menentu rasanya tidak sanggup untuk kulakukan. Terlebih kami akan terpisah kota bahkan pulau.
Gery. Bulan lalu laki-laki itu baru saja mendapat promosi jabatan sebagai kepala divisi perencanaan yang mengharuskannya berada di lokasi penambangan selama beberapa bulan ke depan untuk melihat langsung kondisi lapangan di sana.
Aku mungkin satu-satunya orang yang tidak mengalami perubahan yang begitu berarti dalam beberapa waktu ini. Aku sempat digadangkan akan mendapat promosi sebagai kepala divisi akunting namun entah mengapa tiba-tiba ada orang baru yang masuk dan mengambil posisi itu bulan lalu. Perempuan lulusan universitas di negeri jiran yang ternyata memiliki hubungan saudara dengan direktur keuangan.
Aku hanya mampu tesenyum tipis saat teman-temanku menunjukkan raut empati ketika hari serah terima jabatan berlangsung. Koneksi memang lebih kental dari pada kinerja.
Bohong kalau aku mengatakan baik-baik saja. Jauh di lubuk hatiku yang paling dalam, aku benar-benar merasa kecewa. Kinerjaku selama ini seperti tidak dilihat sama sekali.Lingkungan kerjaku semakin tidak nyaman ketika aku selalu menjadi kambing hitam dalam setiap permalahan divisi oleh sang kepala divisi baru. Aku tidak pernah mendapatkan kesimpulan letak kesalahanku yang membuatnya selalu melihatku seperti melihat seorang musuh. Seharusnya aku yang melakukan hal itu, bukan?!
------------------------------------------------------
Aku tersenyum tipis ketika men-scroll roomchat line grup SMA ku dulu. Berbagai ucapan selamat dan godaan datang untuk kedua calon mempelai yang merupakan teman sekolahku dulu. Yudha dan Yoana. Dua nama yang mungkin berperan penting dalam perubahan yang terjadi dalam kehidupanku. Dua nama yang menjadikanku seperti saat ini. Perempuan tanpa kepercayaan diri terhadap percintaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Companion
RomanceKatakanlah awalnya hanya pelarian masa lalu. Namun kini, itu bukanlah suatu masalah besar untukku. Aku sudah dapat mengikhlaskannya jauh sebelum dia menikah. Kesendirianku bukan lagi tentang ketidaksanggupanku menutup kisah lamaku. -Larisa Kania- Me...