♧♧♧♧♧Mendengar alaudo, kyla hanya bisa terdiam. Lalu berkata
"O-oh gitu. Hehe, ya udah lo pake baju aja dulu" ucap kyla cengengesan berusaha agar alaudo tak menceritakan lagi. Karna alaudo terlihat sedih
"Hm...ya, luka ini pun slalu di tutupi oleh baju" ucap alaudo mengusap luka yang berbentuk garis panjang di pinggang dan perutnya
"Gue kira itu tanda lahir" ucap kyla dalam hati
"Ini luka 30 tahun yang lalu. Saat aku kehilangan wanita itu, ayah dan ibu ku muak dengan sikap ku. Dan mereka seperti tak ber-perasaan, menebaskan pedang. Melukai tempat ini" ucap alaudo memegang luka itu
"Apa itu masih sakit?" Tanya kyla yang merasa kasian dengan alaudo
"Ini sudah 30 tahun, tak mungkin masih sakit kan?" Ucap alaudo tersenyum tipis
"Eh, lo senyum? Tumben..." ucap kyla menyadari senyum alaudo
"Saya hanya tersenyum agar ekspresi wajah anda berubah. Anda terlihat kasihan pada saya, dan saya tak suka ekspresi semacam itu dari orang lain untuk saya"
"Kenapa lo gak suka? Padahal kan kalau melihat ekspresi kasihan dari seseorang buat lo, seenggaknya bikin lo sedikit tenang. Ya, itu sih yang biasanya gue rasain"
"Saya bukan orang seperti itu. Saya akan merasa hidup saya benar-benar buruk jika sampai ada orang lain yang meng-kasihani saya"
"Ya udah deh serah lo. Pakai baju sana"
Alaudo hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar. Setelah alaudo masuk kamar, kyla hanya terdiam sesaat. Lalu berjalan ke arah sofa
Dia terduduk di sana. Memikirkan apa yang harus dilakukannya. Apa dia terima saja untuk pergi, atau menolaknya? Tapi hati kecil kyla merasa kasihan dengan alaudo yang terlihat kuat bagai baja namun ternyata rapuh bagai keramik
"Apa gue pergi aja ya? Ah tapi pergi sama vampir kayak dia kan bahaya" ucap kyla dalam hati seraya menggelengkan kepala
"Tapi, kalau gak pergi, kasian juga dia nya, terima konsekuensi dari mama nya. Argh...gue bingung"
"Tapi paris bukan tempat yang jelek juga. Ya hitung aja gue liburan di sana. Ok lah, pergi juga gak masalah" ucap kyla dalam hati yang akhirnya sepakat akan pergi
Beberapa menit kemudian, alaudo keluar dari dalam kamar. Tetap dengan wajah ber-ekspresi kaku
"Eh, lo ada koper gak?" Tanya kyla langsung menhadap alaudo
"Untuk apa?" Tanya alaudo heran
"Ya pergi ke paris lah" jawab kyla
Alaudo hanya terdiam, dia bingung. Bukan kah tadi kyla tak mau pergi? Lantas kenapa sekarang tiba-tiba begini?
"Penerbangannya besok kan? Jam 12 siang? Jadi dari sekarang kita harus udah siap-siap" ucap kyla lalu masuk ke dalam kamar. Membua setiap lemari, dan melihat tempat-tempat yang ada untuk menemukan koper
"Kenapa anda tiba-tiba begini?"
"Yah...setelah gue pikir-pikir ke paris itu gak buruk juga. Gue bisa liburan juga disana. Jadi, ya gue mau pergi"
"Hm..." alaudo mengangguk
"Apa yang anda cari?" Tanya alaudo
"Lo nyimpen koper dimana?"
"Ada di lantai 2. Mari ke sana" ucap alaudo
"Ok. Lo punya berapa koper?"
"Saya tak yakin. Mari lihat saja dulu"

KAMU SEDANG MEMBACA
With You, Vampire [END]
Vampiros"Iya, gue tau umur gue udah cukup buat nikah (ya, menurut ortu gue sih, umur gue emang harus cepet nikah). Tapi kan gue bisa cari cowok, gak usah sampe di jodohin kayak gini" kesal kyla ilonwyn "Menikah? Dengan nya? Maaf, saya tak tertarik dengannya...