3~Dibully

27.8K 868 21
                                    

Author pov

Queen sedang menggerutu tak jelas. Pagi ini,  dia dipaksa Louis dan King untuk berangkat bersama. Bukannya dia tak mau berangkat bersama Louis dan King. Tapi, jika seorang nerd berangkat bersama most wanted-nya sekolah, apa tidak aneh di mata orang orang?

"Udah dong dek, jangan sebel mulu" kata King berusaha membujuk Queen. "Hm" kata Queen. "Kalau lo gak ngambek lagi, entar gue beliin coklat" bujuk Louis. "Serius lo?!" Seru Queen kegirangan. "Iya" kata Louis. "Makasih kak" kata Queen sambil mencium pipi Louis dan King. Kesalnya jadi sedikit menghilang.

Sampai di parkiran sekolah, Queen turun dari mobil dan pamit kepada Louis. "Gue kelas dulu ya, kak" kata Queen. "Gue juga kak" kata King. "Iya sana. Semangat belajarnya" kata Louis. "Lo juga" kata Queen. Saat berjalan menuju kelas, Queen kembali mendengar desas desus tentangnya. Queen mencoba mengacuhkan desas desus yg mengalir deras di telinganya.

Kok Louis sama King mau sih satu mobil sama nerd?

Pasti si nerd godain mereka

Pasti Louis dan King terpaksa nganterinnya

Pasti dia maksa Louis sama King

Nerd aja songong

Ih jijik gue

'Justru gue yg kepaksa dan dipaksa kak King dan kak Louis' batin Queen jengkel. Ting! Ponsel Queen berbunyi. Ada pesan yg masuk ke ponselnya. Queen segera mengecek pesan apa yg masuk ke ponselnya.

089693xxxxxx
Temuin gue di gudang pulang sekolah nanti. Jangan ngajak orang lain. Penting.

'Siapa sih nih orang?' Batin Queen bertanya tanya. Tapi mengingat dia hampir terlambat, dia mempercepat langkahnya. Queen menepis pikirannya tentang pesan itu terlebih dahulu. Sampai didepan kelas dan untungnya belum ada guru yg masuk.

'Untung belum ada guru' batin Queen. Dia duduk disamping Winda. Dia tidak menceritakan pesan itu. Karena Queen takut Winda khawatir.

Skip
Kring!
Bel pulang sekolah berbunyi. Queen mengemas barang barang yg berada di atas mejanya. Dia berniat menemui orang itu karena dia penasaran siapa yg mengiriminya pesan. "Dek lo mau kemana?" Tanya King. "Gue ada urusan bentar kak" kata Queen. "Ok hati hati ya. Kita tunggu di parkiran" kata King. Queen mengangguk.

Queen berjalan ke arah gudang. Koridor mulai sepi karena semua orang mulai pulang ke rumah masing masing. Sesampainya di gudang, tidak ada siapapun disana. "Jangan jangan orang iseng lagi" gumam Queen. Tiba tiba ada yg menjambak rambutnya. "Aww" ringis Queen.

Orang itu menyeret Queen sampai masuk ke dalam gudang. Queen merasa sakit di kepalanya akibat dijambak. Queen mencoba melihat siapa pelaku yg menganiaya-nya itu. Ternyata mereka Violet dan Vanya.

"Heh lo! Jangan deket deket lagi sama Louis dan King!!" Bentak Violet kemudian menampar Queen bertubi tubi. "Lo itu miskin!! Lo gak pantes dekat sama mereka!!" Bentak Vanya tak kalah keras dengan Violet. Queen tak bisa melawan. Mereka berdua dan Queen sendiri. Ia kalah jumlah.

Mereka menjambaki dan menampar Queen. Mereka mengambil air dan menguyur Queen hingga basah kuyup. Queen melemah dan akhirnya pingsan. Mereka meninggalkan Queen di gudang. Mereka mengunci gudang itu kemudian pergi.

Sedangkan di parkiran, King dan Louis sedang mengkhawatirkan adik kecilnya. "Dia kemana sih King?" Tanya Louis. "Kata Queen dia ada urusan kak" kata King. "Dia gak bilang kemana?" Tanya Louis. "Gak" kata King. "Ayo kita cari" kata Louis.

Mereka mencari Queen kesana kemari. Namun tak kunjung menemukannya. Hanya ada satu tempat yg belum mereka sambangi yaitu gudang. "Kak, ke gudang kak" kata King. "Kenapa?" Tanya Louis. "Kita belum nyari kesana" kata King. "Oke" kata Louis. Mereka segera menuju ke gudang.

Akhirnya mereka sampai di gudang. Namun gudang itu terkunci. "Gimana nih?" Tanya King. "Minggir lo" kata Louis. "Kenapa?" Tanya King. "Mau gue dobrak nih gudang" kata Louis. King mundur, kemudian Louis maju dan mendobrak gudang. Mereka menemukan Queen dalam keadaan mengenaskan. King dengan sigap menggendong adiknya.

Mereka dengan terburu buru membawa Queen kerumah sakit. Louis menyetir, matanya fokus ke jalanan namun pikirannya fokus ke adik kesayangannya ini. Louis benar benar khawatir. Dia menginjak gas dalam dalam. Karena dia ingin segera sampai ke rumah sakit. "Pelan pelan kak! Lo mau ngebunuh kita hah?!" Teriak King histeris.

"Arghh diam King. Gue mau cepat! Apa lo gak khawatir sama Queen hah?!" Teriak Louis frustasi. King memilih diam. Dia tau Louis sedang emosional. Dia takut jika Louis akan membunuhnya. Oh sepertinya King berlebihan. Tak mungkin bukan Louis membunuh adik sendiri. Sudah lupakan yg tadi. Kembali ke cerita. Mereka sampai ke parkiran rumah sakit. Louis turun dan meminta pertolongan tim medis. Tim medis pun datang membawa sebuah brangkar. Queen dipindahkan ke brangkar itu.

Mereka membawa Queen ke ICU. Louis mondar mandir bagai setrika didepan pintu ICU. "Kak berhenti!" Teriak King. "Kenapa King?" Tanya Louis. "Lo jangan mondar mandir gak jelas. Telpon mom kasih tau" kata King membuat Louis menepuk jidatnya. "Lupa" kata Louis. Kemudian mengambil ponselnya dan menelpon momnya.

"Halo" kata Louis.

"Halo Lou, ada apa?" Tanya Adelia.

"Hm mom bisa ke rumah sakit deket sekolah gak?" Tanya Louis.

"Emang kenapa sayang?" Tanya Adelia.

"Queen masuk rumah sakit mom" kata Louis.

"Apa?! Mom kesana sekarang" kata Adelia lalu mematikan sambungan sepihak. Louis kembali mondar mandir. "Astaga kak stop!" Pekik King. "Lo kenapa sih?" Tanya Louis. "Lo mondar mandir bikin gue tambah pusing" kata King. Louis akhirnya berhenti dan duduk disamping King.

Terdengar tapak kaki yg cukup ramai. Ternyata Nicolas, Adelia, Prince, dan Alex yg datang. Adelia langsung heboh. "Aduh Louis adek kamu kenapa? Kenapa bisa kek gini? Gimana ceritanya?" Tanya Adelia bertubi tubi. "Aduh mom nanyanya satu satu dong" kata Louis. "Udah kamu jawab aja" kata momnya. "Jadi--" ucapan Louis terpotong karena dokter keluar dari ruangan ICU. Semua langsung mengerubuti dokter itu.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Nicolas. "Hm anak tuan baik baik saja. Namun dia masih belum sadarkan diri" jelas dokter itu. "Boleh kami menjenguknya dok?" Tanya Nicolas. "Oh silahkan. Saya permisi" kata dokter itu.

Mereka pun masuk keruangan ICU. Badan Queen panas dan pipinya merah bengkak. Prince duduk disamping brangkar sambil menggengam tangan adiknya itu. Prince menangis melihat keadaan adiknya. Dia benar benar pria yg lembut.

"Hiks maafin kakak hiks. Kakak gak bisa jagain kamu baik baik hiks hiks" kata Prince sesengukkan. "Sudah sayang ini bukan salah kamu" kata Adelia sambil mengelus elus punggung Prince. Memberi ketenangan. Prince mengusap air matanya. "Mom, dad, Lou, King kalian kalau mau istirahat, pulang aja" kata Prince. "Tapi sayang, mom mau nunggu sampai Queen sadar" kata Adelia.

"Udh gak apa apa mom. Mom kan baru pulang dari kantor. Louis dan King juga kan baru pulang sekolah" kata Prince memberi pengertian. "Ok, iya mom pulang" kata Adelia. "Tapi kalau Queen sadar langsung telpon mom, ok?" Kata Adelia.

Prince mengangguk mengerti. Adelia, Nicolas, Louis, dan King pun pergi. Menyisakan Prince dan Alex diruangan. Prince pun tidur sambil menggengam tangan Queen. Begitupun juga dengan Alex.
~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~
Makasih udah baca cerita ini. Bantu aku dengan vote. Terimakasih!

Fake Nerd (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang