Queen pov
Alaram dikamarku berdering dengan kencangnya. Aku menggeliat sebelum akhirnya benar benar bangun. Kumatikan alaram itu. Aku menoleh ke sampingku. Winda masih terlelap. "Woi banguuun!" Teriakku sambil mengoyang-goyangkan tubuhnya. "Ish kebo banget sih. Bangun elah" kataku.
"Hoam" Winda menguap. "Apaan sih?" Tanyanya dengan keadaan setengah sadar. "Udah jam 6. Mandi cepet. Sekolah woi!" Kataku. "Iya iya. Gue mandi. Gue kamar mandi bawah" kata Winda. "Oke, gue kamar mandi disini" kataku. "Oke" kata Winda.
Winda pun keluar dari kamar. Aku meraih handukku kemudian masuk ke kamar mandi. Setelah selesai aku berdandan ala nerd. Kemudian turun. Ternyata dimeja makan sudah ada seorang nerd eh salah maksudku Winda. Kami pun sarapan. Akhirnya kami diantar ke sekolah oleh pak Yanto.
"Makasih pak" kataku kemudian turun. "Sama sama non" kata pak Yanto. Aku dan Winda berjalan memasuki gerbang. Seperti yg kalian duga,banyak tatapan mencemooh ke arah kami. Tapi aku tak mempedulikannya dan terus berjalan ke arah kelas.
Sampai dikelas, aku masuk dan terpeleset akibat lantai yg basah. Aku terjatuh dan ditertawakan. Siapa sih yg mengepel sebasah ini? "Gimana kejutan gue? Seru gak?" Ucap seseorang.
Aku menoleh ke arah suara. Seperti yg kalian kira, orang itu adalah duo V. Siapa lagi kalau bukan Violet dan Vanya. "Kenapa sih lo berdua suka banget bully gue?" Tanyaku. Aku dibantu berdiri oleh Winda. "Kenapa? Satu lo nerd. Dua lo miskin. Tiga nama lo sama kayak rival gue" kata Violet.
"Emang siapa sih rival lo? Segitu bencinya sampai harus lampiasin ke gue" kataku. "Rival gue Queenela Valerie Swarovski. Gue gak suka dia, karna dia lebih tenar dibanding gue. Mentang mentang dia keturunan keluarga Swarovski. Dia emang cantik tapi cantikkan gue kemana mana" kata Violet.
Dia menghinaku didepan aku sendiri. "Terus kenapa lo suruh gue jauhin King dan Louis padahal lo gak suka adik mereka?" Tanyaku, aku sengaja mengorek informasi. Queen dilawan. "Heh lo bodoh atau gimana sih?" Tanya Violet sambil mengkode. Entah kode apa. Tiba tiba Vanya menyiramku dengan seember air penuh. Airnya sangat dingin.
Tak lama kemudian, Vanya menjambak rambutku. "Gue ajarin lo ya. Cowok itu harus dimanfaatin. Kalau cowok lo gak kaya, lo mau makan apa. King sama Louis itu kaya. Kalau gue dapetin King. Dan Vanya dapetin Louis, kita bisa kaya. Ngerti?!" Tanya Violet. Vanya yg menjambak rambutku menggerakkannya hingga aku seolah mengangguk.
"Dan sampah kayak lo, gak pantes deket sama cowok incaran gue. Jadi mulai sekarang jauhin King dan Louis. Ngerti?!" Bentak Violet. Vanya kembali menggerakkan kepalaku seolah mengangguk. Vanya kemudian melepaskan jambakannya. Mereka pun meninggalkan aku dalam keadaan mengenaskan.
Aku mengambil tasku, kemudian menarik Winda. Kami pergi ke ruang pribadiku. "Lo tunggu disini. Gue mandi dulu" kataku setelah kami masuk ke ruang pribadiku. "Oke" kata Winda. Winda pun mengutak atik ponsel sambil menungguku.
Aku membersihkan diri dan mengganti seragam baru. Membenarkan dandanan nerdku dan selesai. "Udah selesai?" Tanya Winda. "Udah" jawabku. Aku duduk disamping Winda. Kami sama sama mengutak atik handpone. "Gue ngerekam semua percakapan lo sama Violet dan Vanya" kata Winda.
"Oh ya? Kirimin kirimin" kataku. "Lo emang sahabat gue yg paling berguna" kataku lagi. "Giliran ada maunya aja gue dipuji puji" kata Winda. "Hahahaha yaudah kirimin aja cepet" kataku. "Hm udah" kata Winda. "Masuk. Ok maacih sayangku" kataku. "Hm iya" kata Winda.
"Rekaman ini bakalan jadi bukti kejahatan Violet dan Vanya" kataku. "Setuju banget" kata Winda. "Balik kelas gak nih?" Tanyaku. "Gak usah ah. Sampe istirahat deh kita disini. Udah terlanjur bolos juga. Disini lumayan ada wi-fi sama ac" jawab Winda sambil merebahkan diri di kasur.
Aku ikut merebahkan diri. Aku melepas atribut nerdku, memasang alaram, kemudian tidur. Mungkin Winda juga sudah terlelap.
King J is calling~
"Halo" kataku.
"Halo. Queen lo di ruangan lo kan? Bukain pintunya. Gue sama kak Lou ada diluar. Kita mau masuk" kata kak King.
"Hm iya. Bentar" kataku. Aku menutup telfonnya. Aku berjalan keluar dan membukakan pintu. Tanpa permisi mereka berdua langsung masuk. "Eh si kebo tidur" kata kak King. "Jangan dibangunin. Kita bakal lama disini. Gue mau main game" kata kak Louis.
"Ok gue mau tidur aja deh. Dikasur sono" kata kak King berjalan ke arah kasur belakang. Aku kembali berbaring disamping Winda. Aku mengutak atik ponsel, aku mengirim rekaman itu ke grup keluarga.
Kemudian aku kembali tidur.
~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~
Hai! Bantu aku dengan vote yuk. Terima kasih ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd (Sudah Terbit)
Teen Fiction"Terlalu sering mendapat teman yg hanya memanfaatku, membuat aku jadi belajar banyak. Akhirnya aku mulai menyamar menjadi nerd demi menumpas teman temanku yg hanya baik di depan. Setelah menumpas mereka, hidupku masih penuh hambatan. Inilah kisah se...