Queen pov
Liburan sudah tiba. Kami berencana untuk berlibur ke Cambridge, di rumah oma, mamanya mama. Aku mengajak Winda untuk ikut seeta tapi katanya dia sibuk.
Karena hari ini hari terakhir sebelum berangkat, aku mengajak Winda bertemu di cafe dekat mansion. Aku turun ke bawah. "Mau kemana dek?" Tanya kak Alex. "Gue mau ketemu Winda" kataku. "Ngapain?" Kata kak Louis. "Ya ketemulah. Hari ini itu hari terakhir gue ketemu dia. Entar kalau kita ke Cambridge pulangnya lama" kataku.
"Yaudah iya. Hati hati" kata kak Prince. "Mau gue anterin?" Tanya kak King. "Mau" kataku dengan nada manja. "Manja lo dek" kata kak Louis. "Suka suka gue dong" kataku. "Kak King ayo" kataku. "Yok" kata kak King.
~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~
"Queen" kata Winda. "Ha?" Kataku. "Maaf ya gak bisa ikut lo ke Cambridge. Soalnya daddy gue nyuruh gue untuk gantiin dia di rapat besok" katanya. "Gak apa apa kali. Santai aja" kataku. Kami bercengkrama sampai lupa waktu.Keesokan harinya
"Dek! Turun!" Teriak kak Louis dengan suara cemprengnya. Aku segera turun. "Berisik tau gak sih?" Kataku. "Habis lo dandannya lama" katanya. "Idih lo aja yg gak sabaran" kataku.Alex pov
Queen bersandar di bahuku. Adik perempuanku ini sepertinya mengantuk. Dan benar saja tak lama kemudian dia terlelap. "Pssst kak" suara yg kecil. Aku menoleh.Oh si biang masalah. "Apa Lou?" Tanyaku. "Queen tidur?" Tanya Louis. "Lo simpan dimana mata lo?" Tanyaku. "Oh berarti Queen tidur" kata Louis. Jika tidak dosa mungkin anak ini sudah berakhir di pemakaman.
Aku menggendong Queen memasuki pesawat. Dia sangat pulas. Aku tak tega membangunkannya. Sehingga aku biarkan saja dia tidur sambil bersandar di bahuku.
Queen pov
Aku baru bangun dari tidurku dan ternyata pesawat sudah mendarat di Cambridge. Sesaat setelah menyalahkan ponsel, benda tersebut berdering kencang."Halo Queen. Lo udah nyampe? Lo nyampe dengan selamat kan?" Baru saja mengangkat telepon, sudah disambut dengan kehebohan seperti ini.
"Iya gue udah nyampe. Heboh banget sih lo" kataku.
"Jangan lupa kirimin foto-foto lo selama di Cambridge ya. See you dear" kata Winda kemudian langsung mematikan sambungan sepihak. Menyebalkan.
"Siapa?" Tanya kak Prince. "Winda" jawabku. "Oh" kata kak Prince. "Iya" kataku. Kami pulang ke rumah oma. "Oma!!!" Teriakku. "Queen jangan teriak teriak" kata mom. "Hehehe" aku cengengesan.
Aku memeluk oma. "Queen oma kangen" kata oma. "Queen juga kangen oma" kataku. "Udah udah kamu istirahat dulu ya" kata opa. "Iya opa" kataku. Aku masuk ke kamarku. Ya aku punya kamar di mansion ini. Karena sering datang berkunjung.
Ponselku kembali berdering. "Halo. Lo udah sampai di mansion?" Tanya Winda. Gila nih anak baru aja angkat telpon udah diserbu pertanyaan pertanyaan aja.
"Udah kok. Ini gue baru mau istirahat. Tapi ada yg ganggu" kataku sambil menyindir.
"Lo nyindir gue? Btw bagus kita bisa ngobrol" kata Winda.
"Gue capek ah" kataku. Aku sengaja bilang begitu. Karna aku ingin tidur.
"Yah lo mah gitu. Gue bosen nih" kata Winda.
"Ngobrol aja sama Vanya or Violet" kataku sambil terkekeh.
"Siapa juga yg mau ngobrol sama cabe cabean kek gitu" kata Winda dengan nada jijik. Itu membuat aku terkekeh.
"Udah ah gue mau bobo" kataku. Mataku benar benar berat. Aku tak bisa menahan kantuk lagi.
"Please dong temenin gue" kata Winda. Aha! Aku punya ide.
"Gue punya ide. Lo ngobrol terus aja. Gue gak akan matiin. Nanti kalau gue udah tidur lo matiin" kataku. Ideku cukup gila namun menawan.
"Kagak ah. Udah lo tidur sana" kata Winda. "Oke bye bye Winda sayang" kataku. "Hm iya iya" kata Winda.
~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~
Happy reading all!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd (Sudah Terbit)
Novela Juvenil"Terlalu sering mendapat teman yg hanya memanfaatku, membuat aku jadi belajar banyak. Akhirnya aku mulai menyamar menjadi nerd demi menumpas teman temanku yg hanya baik di depan. Setelah menumpas mereka, hidupku masih penuh hambatan. Inilah kisah se...