26~Hurt

10.7K 292 5
                                    

Author pov

Setelah Alvino pergi,Louis masuk kembali ke rumah sakit untuk mencari Queen. Keluarganya sudah pulang lebih dulu. Louis sudah mengirimi pesan bahwa dia akan pulang terlambat. Jadi tak ada lagi yg dikhawatirkan oleh Louis. Sekarang yg perlu Louis khawatirkan hanya Queen.

Louis berlari menyusuri koridor. Dengan putus asa Louis menuju toilet untuk mencuci muka. Di toilet Louis mendengar suara tangisan wanita. Louis curiga. "Queen!" Panggil Louis. "Is that you?" Tanya Louis. Suara tangisan makin kencang. Sedangkan didalam bilik toilet,Queen menangis mendengar suara kakaknya.

"Please keluar" kata Louis lagi. Queen pun membuka pintu toilet dengan tangisan yg belum mereda. Melihat pintu terbuka,Louis sedikit lega. Louis segera memeluk Queen. "Hei don't cry" kata Louis. "It will be fine" kata Louis lagi. "Ayo pulang" kata Louis. Louis menuntun Queen keluar menuju parkiran.

"Bentar ya" kata Louis. Louis pun mengambil handponenya dan menelfon Prince. "Kak jemput gue sama Queen di rs. Nanti gue jelasin" kata Louis ketika diangkat kemudian langsung mematikannya. "Shutt jangan nangis Queen" kata Louis. Queen menangis sesengukan. Tak lama setelah itu Prince datang. Louis dan Queen sama sama duduk dibelakang.

Queen bersandar di dada bidang Louis. "Hei Lou,ada apa? Queen kenapa?" Tanya Prince. "Dirumah saja. Aku tak ingin mengulang menjelaskan" kata Louis. "Baiklah" kata Prince. Mobil melaju menuju kediaman keluarga Swarovski. Sampai dirumah,Queen yg masih rapuh langsung menuju kamarnya tanpa mempedulikan tatapan keluarganya.

Sedangkan Louis dan Prince duduk di ruang keluarga. "Jelaskan!" Tegas Nicolas pada Louis. Louis mengusap wajahnya frustasi. Louis mulai menceritakan sejak dia mengikuti Queen hingga menelfon Prince untuk dijemput. Semua yg didalam ruangan mendengarkan dengan baik.

"Sialan. Ternyata ancaman itu dari keluarga pratama?" Kata King. "Iya. Saudara Violet dan Vanya,Chika Pratama" kata Louis. "Alvino. Queen harus dijauhkan dari Alvino" kata Prince. "Ya harus" kata Nicolas. "Saat sekolah,Lou dan King jangan jauh jauh dari Queen" kata Alex. "Terutama kau King. Kau sekelas dengannya" kata Alex lagi.

"Iya" jawab King. "Hibur Queen yuk. Kita ajak dia main tapi low budget" kata Adelia. "King sana panggilin Queen" kata Adelia lagi. "Oke" jawab King. King beranjak menuju kamar Queen. Sedangkan keluarganya menyiapkan permainan yg asik dan seru agar Queen terhibur. King mengajak Queen turun. Dengan berat hati Queen mengikuti kemauan kakaknya itu.

Sampai di dapur. "Kita lomba memasak yuk. Yg makanannya paling enak itu yg menang. Mom vs Queen ya" kata Adelia. Queen hanya megangguk. "Oke" jawab Queen. Suporter dibelah dua. Nicolas,Louis,dan Alex di pihak Adelia. Sedangkan Prince dan King dipihak Queen. Mereka memasak dengan bahan seadanya.

Hasil akhirnya pemenangnya adalah Queen. Queen akhirnya bisa tersenyum kembali walau tak begitu mengubah segalanya. Hingga ketukan pintu menyadarkan mereka. Queen segera membukanya. Dan yg didepan pintu adalah Alvino. Queen muak melihat wajah pria itu. "Ngapain lo disini?" Tanya Queen dingin. "Gue mau jelasin semuanya Queen. Dengerin gue dulu" kata Alvino.

"Gue gak butuh penjelasan. Lagian kita udah putus. Udah gak punya hubungan lagi. Mendingan lo pergi!" Usir Queen. "Gue mohon Queen kasih gue kesempatan" kata Alvino. "Kakak siniiii!" Teriak Queen. Keempat kakaknya lari terbirit birit menuju pintu. "Oh ternyata ada curut. Pantesan Queen lama" kata King. "Mumpung saya masih ngomong baik baik lebih baik anda pergi!" Bentak Prince.

"Denger dulu bang. Gue harus jelasin ke Queen dulu" kata Alvino. "Pergi!" Desis Alex dengan tajam dan dinginnya. "Gue mohon bang" kata Alvino. "Gue bilang pergi ya pergi!" Bentak Alex. "Punya kuping gak lo?!" Bentak Alex lagi. "Pergi Vin pergi!" Kata Queen. Alvino terpaksa pergi karna tekanan dari Swarovski bersaudara. "Aku benci dia" kata Queen. "Yes Princess. We are hate him too" kata Louis.

"Ayo makan lagi" kata Alex. "Ayo!" Seru Queen semangat. Mereka memesan pizza dan memakannya. Obat patah hati itu adalah kebersamaan entah itu dengan sahabat atau keluarga. Queen mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan pesan untuk Winda. Winda harus tau karena Winda sahabat Queen.

Winda
Win,gue sama Vino putus
Send

Tak perlu waktu lama,notifikasi pun muncul. Winda membalas pesan dengan sangat cepat.

Kok bisa?

Lo kerumah gue aja ya. Biar gue bisa cerita. Oke? See you soon~
Send

Okay. See you

Queen menutup ponselnya. Queen menuju kamarnya. "Beresin ya. Winda mau kesini" kata Queen. "Aye aye captain" kata Louis. Queen menuju kamarnya. Tak lama kemudian,Winda tiba ke kamarnya. "Awww Queeen gue kangeeen" kata Winda. Akhir akhir ini Winda jarang masuk sekolah karena kesibukannya membantu ayahnya di kantor.

"Jadi kok lo bisa putus?" Tanya Winda. Akhirnya Queen menceritakan seluruh kronologinya. "Sabar ya. Walaupun dia udah gak ada,lo masih ada gue" kata Winda sambil memeluk Queen. "Thanks ya Win" kata Queen. "Urwell" kata Winda.
~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~
Ayo baca dan bantu aku dengan vote, terima kasih!

Fake Nerd (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang