Queen pov
Pagi ini aku bangun dengan ceria. Berharap hari ini bisa jadi hari yg indah. "Queen mandi,siap siap. Kita berangkat bareng. Gak ada penolakan" kata kak Louis. Omg pagi pagi udah kayak gini. "Iya iya" kataku.
Aku segera mandi dan berdandan ala nerd. Kemudian sarapan bersama. "Mom masak apa?" Tanyaku. "Ada nasi goreng,ada sandwich,ada roti bakar. Mau yg mana?" Tanya mom. "Roti bakar aja deh" kataku. "Bentar,mom ambilin" kata mom. Mom mengambilkan aku roti itu kemudian aku memakannya.
Selesai makan. "Berangkat yok" kata kak King. "Mom aku pergi dulu" pamitku ke mom. "Aku juga" kata kak King. "Aku" kata kak Louis. "Baiklah. Iya. Hati hati" kata mom. "Oke" jawab kami bersamaan. Kak Louis menyetir. Kak King duduk disampingnya. Aku duduk sendiri di belakang.
Aku mengutak atik handponeku. "Kenapa sih lo berdua suka maksa gue berangkat bareng?" Tanyaku membuka pembicaraan. "Karna kita mau. Ya kan kak?" Kata kak King. "Yoi" kata kak Louis. "Au ah lo berdua. Aneh" kataku. Kak Louis dan kak King hanya terkekeh.
Turun dari mobil. Aku langsung ke kelas. Disepanjang perjalanan menuju kelas banyak yg membicarakan aku dengan nada mengejek yg sungguh menjijikkan.
Tau gak? Si nerd berangkat bareng Louis dan King
Wtf?! Serius lo?!
Yap!
Dih kegatelan banget
Jangan jangan dia maksa Louis sama King lagi
Ho'oh
Murahan!
Aku sangat heran. Mengapa orang orang selalu menilai tanpa cari tahu lebih dulu. Mereka adalah definisi dungu yg sebenarnya. Tak pernah berpikir sebelum menilai. Ingat,think before you judge!.
Aku menaruh tas dibangku. "Queen lo di judge lagi ya?" Tanya Winda. Hei anak ini peka juga. "Hm bener" kataku. "Kenapa?" Tanya Winda. "Gara gara berangkat bareng mahluk astral paling pojok" kataku menyindir kak King. Ya,dikelas sangat sepi hanya ada aku,Winda,dan kak King.
"Heh,gini gini gue saudara kembar lo. Mahluk astral mahluk astral. Mulut disaring" kata kak King. "Iye iye. Mulut lo tuh kek emak emak. Nyerocos mulu" kataku. "Udah gue bilang,mulut disaring" kata kak King. "Stooppp!!! Lo berdua berisik tau gak" kata Winda.
Suasana jadi hening. "Nah gitu dong" kata Winda. Tiba tiba datang Violet dan Vanya. Violet menyeret aku. Sedangkan Vanya menyeret Winda. "Apa apaan sih lo? Lepasin" kata Winda. "Diem!!" Bentak Vanya ke Winda. Mereka menyeret kami dengan menjambak rambut kami.
Sampai di tengah kantin. Apa dia sengaja membawa kami ke tengah keramaian. Plak! Violet menamparku. "Lo! Berani banget lo! Gue udah peringatin lo ya! Gue bilang jauhin Louis dan King!" Bentaknya dengan menekankan pada kata 'jauhin Louis dan King'. "Gue-" kataku terpotong dengan bentakkan Vanya. "Gak ada yg nyuruh lo ngomong!" Bentak Vanya.
Plak! Vanya menampar Winda. "Lo berdua tuh sama aja tau gak?! Lo berdua itu sampah disini! Pake sok dekat sama Louis dan King lagi!" Bentak Vanya. Violet berlalu pergi. Tak lama kemudian,ia kembali dengan sebuah mic ditangannya. Dia pun mulai berbicara dengan mic.
"Perhatian! Perhatian! Guys,kalian liat nih berdua! Cewek perebut cowok orang! Cewek yg kegatelan!" kata Violet. Vanya menyirami kami dengan jus dan juga saos. "Guys,kalian gak boleh mencontoh cewek cewek gatal ini! Mereka pasti salah dididik! Jangan jangan ibunya juga seperti mereka! Kegatelan!" Kata Violet lagi.
Hei. She can judge me, but not my mom. "Stop!!!! Jaga mulut lo ya!! Lo boleh hina dan ngatain gue! Tapi jangan ortu gue!!!" Teriakku sekuat tenaga. "Woah nerd ngelawan ya!" Kata Violet. Vanya menamparku dan menjambak rambutku kuat. Aku melihat ke arah semak semak.
Kakak kakakku sedang sembunyi disana. Kak King ingin kesini, tapi sepertinya kak Louis menahannya. "Dasar tukang bully. Nyokap lo pasti sama kek lo! Gimana rasanya ortu lo dijelek jelekin?! Lo marah kan?" Kataku. "Eh lo makin berani aja ya?! Lo itu jangan ngelawan! Gue kasih tau ortu gue, bisa mati lo sama keluarga lo!" Kata Violet.
"Silahkan" kataku. "Sok berani lo!" Kata Violet. "Vanya, handpone gue" kata Violet. Violet kelihatan menghubungi seseorang. Entahlah siapa? Mungkin orang tua-nya. Entah ayah atau ibunya.
"Halo bu. Kesekolah aku dong" kata Violet dengan nada merengek,namun senyuman miring tercetak jelas diwajahnya.
"...." aku tak mendengar apa yg dikatakan ibunya. Pasti sebuah pertanyaan.
"Ini ada anak miskin. Nerd banget. Masa dia ngatain aku dan ibu" kata Violet.
"...." entah apa lagi yg dikatakan.
"Yaudah bu. Love you and see you" kata Violet.
Tak lama setelah itu, ayah dan ibu Violet datang. Atau bisa kusebut tuan dan nyonya Pratama. "Ada apa?! Siapa yg berani mengatai keluarga saya?!" Bentak tuan Pratama. "Saya" kataku sambil mengangkat tangan.
"Ada apa kamu?! Berani beraninya mengatai keluarga saya?!" Bentak tuan Pratama. "Aku siapa? Jadi kalian ingin tau?" Tanyaku. "Heh nerd jangan songong ya" kata Vanya. "Win" panggilku dengan senyuman miring.
Aku melepas kepangan rambut. Menyisirnya dengan sisir kecil di saku. Melepas kacamata dan soflent. Menghapus make up yg mendukung penampilan nerdku. Winda juga melakukan hal yg sama. Setelah selesai, Winda maju kedepan.
"Halo Vanya dan Violet. Seperti yg kalian liat, gue Windara Colline! Pewaris satu satunya Colline! Dan gue orang yg kalian bully sejak lama!" Kata Winda. Aku pun maju ke depan. Aku merampas mic ditangan Violet.
"Hai everybody! Gue Queenela Valerie Swarovski! Gue anak bungsu keluarga Swarovski! Halo Violet dan Vanya! Aku orang yg selama ini kalian bully!" Kataku dengan lantang. Kemudian kak King and kak Louis datang dan berdiri disampingku.
"Jangan harap lo bisa dapetin gue dan King. Lo udah bully princess kecil kita. Tukang bully kayak lo gak pantes sama pewaris Swarovski kek gue!" Bentak kak Louis.
Bersambung....
Apa yg akan terjadi pada Violet dan Vanya? To be continue. Bantu aku dengan vote yuk! Terima kasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd (Sudah Terbit)
Teen Fiction"Terlalu sering mendapat teman yg hanya memanfaatku, membuat aku jadi belajar banyak. Akhirnya aku mulai menyamar menjadi nerd demi menumpas teman temanku yg hanya baik di depan. Setelah menumpas mereka, hidupku masih penuh hambatan. Inilah kisah se...