*9

5.5K 759 174
                                    

"Nes tolong panggil tukang service mesin plotter yang biasa ya. Udah mulai ngadat tuh. Aku keganggu buat ngasih draft ke client nih." Rizky berbicara sambil sibuk megotak-atik software autocad-nya.

"Iya ky." Nessia yang sudah beberapa bulan ini selalu menghindari Rizky untuk urusan diluar kerjaan hanya menjawab singkat.

Rizky-pun menyadari perubahan Nessia adalah semenjak dia memberitahunya perihal rencana pernikahannya dengan Syifa. Dia sangat tau bahwa Nessia tidak terlalu menyukai Syifa karena menurutnya Syifa sangat egois meninggalkan Rizky begitu saja. Padahal, dirinya sendiri saja justru sangat mencintai Syifa dan tidak peduli akan hal itu. Rizky hanya mengetahui sebatas itu, padahal alasan Nessia adalah karena dia harus melupakan perasaannya pada Rizky.

"Is everything okay? Ngga ada yang mau kamu ceritain ke aku?" Rizky menghampiri Nessia yang sedang merapikan kertas coretan-coretan Rizky di sofa ruang kerjanya.

"Yes. Hmm aku mau hubungin tukang service mesin dulu ya." Nessia bergegas hendak meninggalkan ruangan Rizky, namun baru saja dia memutar badannya, suara Rizky menahannya.

"Nes, aku sahabat kamu juga loh, kalo kamu ada masalah aku pasti bantu selama aku bisa." Rizky menghampiri dan menuntun Nessia untuk duduk di sofanya.

Nessia tersenyum tipis sebelum menjawab. "Aku ngga papa kok ky." Nessia berhenti sebentar, menarik nafasnya dalam untuk melanjutkan. "Eh iya kemarin Hotel Mulia nelfon aku ngabarin ada jadwal kosong di 18 Februari. Nanti aku email ke kamu ya proposal penawarannya. Di minggu ini banyak yang baru ngabarin tiba-tiba ada yang cancel tanggal katanya. Kalo kamu oke Mulia, langsung aku dp-in aja. Tapi yang di Hotel Borobudur hangus ngga papa?"

Rizky senang sekali mendengar Hotel terbaik di Jakarta itu memberikan penawaran padanya. Pasalnya, dia memang ingin sekali melaksanakan pernikahannya di Hotel Mulia. "Langsung dilunasin aja. Ngga usah pake dp. Dari awal emang aku maunya Hotel Mulia." Rizky menghela nafas sebelum melanjutkan kalimatnya. "Dan sekarang yang lagi aku tanya itu kamu. Kamu kenapa nes? Jangan kamu kira aku ngga merhatiin perubahan kamu belakangan ini ya." Rizky menatap dalam mata Nessia.

Nessia yang ditatap dalam seperti itu tidak dapat lagi menahan kristal bening yang sudah ada di ujung matanya.

"Nes, cerita sama aku. Aku ngga bisa ngeliat kamu kaya gini." Rizky yang melihat air mata yang akhirnya jatuh di pipi Nessia langsung memegang kedua bahu gadis itu.

Nessia menggeleng kuat. "Aku bener-bener ngga papa ky. Udah ya aku keluar." Nessia segera bangkit dan berjalan cepat menunggu pintu.

Baru ketika Nessia hendak membuka pintu, Rizky setengah berteriak. "Aku ada disini nes kapanpun kamu butuh aku."

Aku butuh kamu dalam hidup aku ky, selamanya. Apa kamu bisa kasih itu? Batin Nessia sambil keluar dari ruangan Rizky. Nessia benar-benar kehilangan semangat hidupnya setelah Rizky memberitahu perihal rencana pernikahannya.

***

"Kak, kok diem aja daritadi?" Syifa bertanya pada Rizky di hadapannya ketika sedang dinner sepulang kerja. Rutinitas Rizky adalah menjemput gadisnya dan kalau tidak sedang terlalu lelah, mereka akan memilih restoran-restoran yang belum sempat mereka kunjungi untuk makan malam sebelum Rizky mengantar Syifa ke rumah.

"Aku bingung sama Nessia. Dia tuh akhir-akhir ini jadi pendiam. Biasanya dia ceria dan bawel banget. Ini tuh bener-bener bukan dia." Rizky menatap kosong ke sudut restoran itu.

Ada rasa aneh dalam diri Syifa saat mendengar Rizky menyebut nama Nessia, dia merasa selalu ada yang berbeda ketika dia melihat Nessia menatap Rizky. Namun dia selama ini menepis segala pikiran buruknya karena memang Nessia sudah menjadi asisten pribadi Rizky cukup lama. "Did you ask her?"

No DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang