*20

5.2K 834 219
                                    

"Om Ikyyyyyy." Andra, jagoan kecil Kak Ina dan Satria berlari saat melihat Rizky yang masih terlihat lemah setelah menjalankan Endoskopi tadi pagi.

"Andra gantengnya Tante Syifa." Syifa yang memeluk Andra sebelum mencapai Rizky di brankarnya.

"Ih Tante Syifa Andra ngga mau sama Tante Syifa. Andra kangen sama Om Iky. Ngga ada yang beliin mainan lagi semenjak Om Iky pindah sama Tante Syifa." Jawab Andra polos, berusaha melepaskan pelukan Syifa.

Kak Ina dan Satria yang melihat itu tertawa. "Andra ngga boleh gitu, itu nanti Andra punya adek dari perutnya Tante Syifa. Di sayang dong Tante Syifanya." Kak Ina bicara tanpa maksud apapun, tapi sangat menyentil Syifa. Ya, akhir-akhir ini Syifa sensitif saat ada yang menyinggungnya soal kehamilan dan anak.

Rizky yang menyadari raut wajah Syifa yang berubah langsung memelototi kakaknya.

"Aamiin. Insha Allah." Syifa tersenyum tipis menutupi kesedihannya. "Aku ke depan sebentar ya Kak." Ucap Syifa sambil berlalu.

"Ina......" Rizky berteriak lemah.

"Maaf, aku lupa padahal baru kemaren mama cerita sama aku." Kak Ina duduk di kursi yang tadi duduki Syifa. "Kamu harus kuatin Syifa, denger-denger dia cuti lama kan? Ajak kemana kek ky, bulan madu gitu." Usul Kak Ina dan membuat Rizky tersenyum.

"Bener juga ya na, aku malah ngga kepikiran. Boleh minta tolong?" Rizky tiba-tiba bertanya.

Kak Ina seperti sudah tau apa yang ada dipikiran Rizky langsung mengangguk semangat. "Mau kemana? Biar aku cariin tiket dan akomodasinya."

"Emang kakak terbaik deh nih. Bang awas ya ngga dibahagiain kakak gue." Ucap Rizky pada Satria disebelah Kak Ina.

"Andra ikut dong ma sama Om Iky sama Tante Syifa." Andra nimbrung, seperti tau saja Rizky mau pergi.

"Ngga boleh, Andra pengen punya adek kan? Nah Om Iky sama Tante Syifa mau bikin adek. Jadi harus berdua, nanti ya Andra pergi sama Mama sama Papa aja." Kak Ina berusaha menjelaskan pada anak berumur 4 tahun ini.

Rizky lalu mengusap lembut kepala Andra. "Andra mau Om Iky beliin apa?"

"Eh bentar. Emang jadinya kamu mau kemana?" Kak Ina bertanya lagi.

"Pulau Ora. Dari dulu Syifa pengen banget kesana. Tolong cariin penginapan yang paling baik ya na. Aku percaya sama kamu." Rizky tersenyum dibalik wajah pucatnya.

Saat hendak menjawab lagi, Syifa masuk membawa satu kotak donat. "Andra sayang, liat nih Tante Syifa bawa apa?"

"Yeaaaay donaat." Andra berlari lincah menuju Syifa.

"Syif kok repot? Orang kita yang jenguk gini." Kak Ina memeluk pinggang ramping Syifa.

"Repot apasih kak ini beli di bawah kok. Tadi aku sekalian beli ini." Syifa mengangkat kantong plastik berisi minuman untuk Kakak Iparnya itu.

Kak Ina lalu mengajak Syifa diskusi tentang apa yang sedang Syifa butuhkan. Bilangnya hanya ingin tau saja, padahal ini bagian dari rencananya dan Rizky untuk memberikan kejutan pada Syifa. Gadis baik pemilik hati yang luas, yang dari awal mengenalnya, Kak Ina tau bahwa Syifa akan sangat berpengaruh untuk kehidupan adiknya.

***

"Kata dokter, sore ini kamu udah boleh pulang. Tapi harus diperiksa lagi dulu nanti siang. Ini ayo makan dulu. Abis ini aku mau beresin barang-barang kamu." Syifa menyendokkan bubur untuk suaminya.

Rizky menggeleng dan merapatkan mulutnya. "Sakit banget tenggorokan aku. Ngga enak nelennya."

Syifa menghela nafasnya. "Ya tapi kamu harus makan kak. Biar cepet sehat. Ayo ah. Aku udah bosen di rumah sakit terus."

No DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang