*18

4.7K 765 271
                                    

Syifa tersenyum lega setelah mendengar penjelasan dari dokter kandungan itu. Ternyata benar yang mama mertuanya bilang, dia belum hamil karena memang dia terlalu capek. Dokter itu bilang bahkan sebenarnya Syifa sepertinya sudah hampir mengandung sebelumnya, namun karena kegiatannya yang terlalu padat dan melelahkan mungkin gumpalan darah itu hancur dengan sendirinya.

"Jadi, Mba Syifa sendiri yang punya takaran untuk kesehatan Mba Syifa. Saya sarankan untuk tidak terlalu lelah. Karena itu yang membuat gumpalan darah tadi tidak berkembang." Dokter cantik yang bernama Ratna itu menjelaskan.

"Apa ada vitamin atau obat untuk membuat anak saya bisa lebih cepat hamil dok?" Mama Ika juga ikut lega mendengar penjelasan dokter Ratna.

Dokter Ratna tersenyum dan mengangguk. "Saya akan kasih vitamin buat Mba Syifa. Tapi, Mba Syifa tolong kurangi sedikit kegiatannya ya."

Syifa mengangguk juga. Dia benar-benar lega setelah mengetahui keadaannya.

Melihat itu Mama Ika pun merangkul pundak Syifa seakan menyalurkan kekuatan untuk anak menantunya.

***

"Gue kan udah pernah bilang sama lo ky. Gue makanya ngomong karna gue ngga mau Nessia bakal ngelakuin hal yang ngebuat hubungan gue sama lo berdua ancur. See? Dia udah mulai ngelakuin itu." Ilham menekan meja kerjanya.

Dia kaget ketika tiba-tiba Rizky tadi datang ke kantornya dan langsung bercerita perihal yang terjadi dengan rumah tangganya.

"Gue kenal lo ham, lo bisa dapetin cewe manapun yang lo mau. Makanya gue naik darah banget pas tau lo jemput bini gue." Rizky mengacak rambutnya sendiri.

"Bego. Lo kenal gue emang kaya gitu. Tapi lo jauh lebih kenal gimana istri lo kan ky? Berarti rasa percaya lo sama Syifa juga ngga sebesar itu? Rizky Nazar....... lo kalo punya otak pinter itu jangan dipake buat bikin gedung sama rumah doang makanya. Pake sekali-kali buat mikirin gimana perasaan istri lo kalo tau rasa percaya lo sama dia cuma sekedarnya. Dan terakhir.. gue kecewa lo sampe hati bisa ngomong soal Syifa yang belum hamil juga. Gue aja yang belom kawin tau hal ginian sensitif banget buat cewe ky." Ilham bicara panjang lebar pada Rizky.

"Ya makanya gue kesini ham. Gue mau minta maaf sempet mikir lo yang gimana-gimana sama Syifa. Dan soal itu, gue bener-bener khilaf ham. Gue lagi cemburu. Itu aja." Rizky mengetuk-ngetuk meja kerja Ilham dengan jari-jarinya.

"Lo ngga perlu minta maaf sama gue. Lo cuma harus minta maaf ya sama Syifa. Yang paling sakit disini itu dia. Udah ngga dipercaya sama suaminya sendiri, diungkit-ungkit hal yang paling sensitif buat perempuan yang udah nikah lagi. Bego lo emang." Ilham semakin membuat rasa bersalah Rizky mendominasi hatinya.

"Lo jangan nyalahin gue terus kenapa sih. Gue tau gue salah dan gue juga udah nyoba minta maaf sama Syifa tapi dia bilang dia butuh waktu. Gue harus gimana ham sekarang?" Rizky menatap Ilham dengan wajah memelas.

Ilham tersenyum sinis kemudian menjawab. "Lo tanya sana sama Nessia."

"Sialan lo." Rizky memukul lengan Ilham yang kini sudah tertawa.

Tawa Ilham semakin keras mengingat dia tidak pernah melihat Rizky seperti sekarang ini. Ternyata Rizky benar-benar mencintai Syifa. Sampai hal seperti ini sangat mempengaruhi hidupnya. Dia bahkan tidak bekerja hanya untuk segera dapat menyelesaikan masalahnya. Ilham tau sekali bahwa Rizky adalah orang yang sangat bertanggung jawab atas setiap pekerjaannya. Dari dulu saat kuliah juga memang seperti itu.

***

"Aku ke kantor ya ma." Syifa sedang mengemudi menuju rumah Mama Ika.

"Nah kan. Baru di bilang sama dokter tadi kalo kamu itu ngga boleh terlalu capek. Udah izin aja hari ini." Mama Ika disebelahnya mengubah posisi menghadapnya.

No DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang