*17

4.4K 736 148
                                    

Rizky mencari Syifa keseluruh sudut rumahnya namun nihil. Dia tidak menemukan istrinya itu.

"Mba Sum, liat Syifa?" Tanya Rizky pada Mba Sum yang sedang mencuci piring.

Mendengar majikannya memanggil, Mba Sum mematikan keran yang sedang menyala. "Maaf, engga den, bahkan Mba Sum ngga tau kalo Non Syifa udah pulang."

Rizky mengangguk cepat dan segera berlari keluar rumah. Mba Sum menatap bingung, tidak biasanya Syifa keluar tanpa pamit dengan suaminya itu.

Tidak menemukan Syifa di sekitar rumah, Rizky kembali masuk dan mengambil kunci mobilnya. Rizky khawatir dengan Syifa. Sambil menjalankan mobilnya, dia terus menghubungi Syifa tersambung namun selalu berakhir dengan suara operator. "Ya Allah Syifa, kamu dimana? Maafin aku maafin...." Rizky memukul-mukul setir mobilnya.

***

"Syifa?" Mama Ika kaget melihat menantunya itu sudah berada di hadapannya dengan mata sembab. Ya. Syifa justru pergi kerumah ibu mertuanya untuk menenangkan diri. Dia tau setelah sadar dengan perbuatannya nanti, Rizky pasti mencarinya ke rumah orang tuanya.

"Mama...." Syifa langsung memeluk erat ibu mertuanya itu.

Mama Ika mengusap lembut punggung gadis itu dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. "Ssshhh sayang.... Ada apa?"

Syifa masih terus saja menangis dipelukan Mama Ika, bedanya sekarang mereka sudah duduk di ruang keluarga rumah yang sekarang hanya diisi oleh Mama Ika dan seorang asisten rumah tangga saja.

"Berantem sama Rizky ya?" Tebak Mama Ika dan saat melihat anggukan dari anak menantunya ini dia semakin mengeratkan pelukannya pada Syifa.

"Ada apa? Coba pelan-pelan kamu cerita dulu sama mama." Mama Ika berusaha melepaskan pelukannya pada Syifa, menatap dalam mata Syifa yang kini sudah sangat bengkak.

"Kak Rizky marah karna tadi pagi aku bareng sama Kak Ilham ma." Syifa menghapus air matanya yang tidak bisa berhenti keluar saat ini.

"Ilham? Kok bisa? Mereka kan sahabatan banget." Mama Ika bertanya setengah tidak percaya.

"Tadi pagi itu ada Mas Febri dirumah dan katanya ada urusan bisnis, terus Kak Rizky berangkat bareng sama Mas Feb. Aku jadi harus berangkat sendiri kan? Nah ma, kebetulan Kak Ilham mau ke kantor aku untuk bantu urus foto pre-wednya Ezra sama Citra dan pas dia telfon aku, dia masih di deket rumah dan nawarin aku bareng. Apa itu hal besar ma? Karna aku tau Kak Ilham sahabat Kak Rizky makanya aku terima dengan baik tawaran Kak Ilham. Dia ngga mungkin macem-macem sama aku." Syifa berusaha menjelaskan duduk permasalahannya pada Mama Ika.

Mama Ika justru tersenyum mendengar penjelasan Syifa. "Rizky cemburu sayang. Udah cuma sesimpel itu. Kenapa harus sampe kesini? Kan bisa diomongin baik-baik."

Syifa menggelengkan kepalanya dan air mata justru semakin deras mengalir di wajah cantiknya. "Andai cuma karna itu ma masalahnya...."

"Terus apalagi? Udah sayang jangan nangis lagi ini mata kamu udah bengkak banget." Mama ika mengusap lembut wajah Syifa, menghapus air matanya menggunakan ibu jarinya.

"Kak Rizky nyinggung aku yang sampe sekarang belum hamil ma." Syifa menjawab pelan dan terdengar sakit sekali saat mengatakan itu. Kristal bening dari matanya kembali jatuh tak tertahankan.

Mama Ika terkejut mendengar hal itu. Dia sangat menyesalkan apa yang dilakukan Rizky. Mengungkit kehamilan pada wanita yang sudah menikah merupakan hal yang sangat sensitif, apalagi dilakukan oleh suaminya sendiri. Mama Ika refleks memeluk Syifa kembali. "Nanti mama yang bicara sama Rizky, kamu maafin dia ya nak. Dia cuma lagi emosi aja karena cemburu."

No DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang