*34

5.4K 764 226
                                    

Rizky langsung merapikan pekerjaannya, berniat untuk melanjutkannya besok. Entah kenapa pesan dari kakaknya itu membuatnya tidak tenang. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Rizky bergegas menuju rumah Kak Ina.

Tok... tok... tok... "Assalamualaikum." Rizky mengetuk pintu rumah.

Bi Tinah yang sedang merapikan mainan milik Andra di ruang tengah langsung berlari menuju depan dan membuka pintu.

"Istri saya masih disini kan bi?" Tanya Rizky langsung ketika melihat Bi Tinah dihadapannya.

Bi Tinah mengangguk. "Dikamar ibu sama non Naya juga kok pak."

Rizky segera menuju kamar utama di rumah itu. Saat masuk, dilihatnya Syifa dan Tanaya tidur di tempat tidur kakaknya. Dan Kak Ina serta Andra justru sedang tidur-tiduran di karpet.

"Om Ikyyyyy." Andra berlari saat melihat Rizky di pintu kamar.

"Andra, jagoan om Iky." Rizky duduk menyetarakan tubuhnya dengan ponakannya ini. "Syifa tidur daritadi na?" Lanjutnya menatap sang kakak.

Kak Ina mengangguk dan tersenyum. Sebenarnya tidak sabar ingin memberi tahu pada adiknya kalau istrinya itu sedang mengandung anak kedua mereka, namun dia merasa akan lebih pantas jika Syifa yang mengatakan langsung.

"Kenapa kau senyum-senyum?" Rizky bertanya heran.

"Ngga papa. Kau kenapa langsung kesini? Bukannya lagi banyak kerjaan?" Kak Ina justru balik bertanya.

"Abis kau nyuruh aku cepet-cepet. Perasaaan aku jadi ngga enak. Is everything okay? Syifa ngga papa kan na?" Rizky kembali bertanya namun kali ini matanya menatap Syifa yang kini bergerak dalam tidurnya. Belum sempat ia mendengar jawaban Ina. Bibir mungil istrinya terlebih dahulu menyunggingkam senyum.

"Kak Rizky?" Syifa berusaha bangun dari posisi tidurnya namun kepalanya benar-benar seperti berputar membuatnya meringis. "Sssssh... ya Allah."

Rizky langsung mendekat ke arah Syifa. Memengang kedua lengan istrinya. "Kamu kenapa? Ya Allah pantesan Ina ngga ngebolehin kamu nyetir. Kamu pasti belom makan deh Syif? Ya kan na? Syifa belum makan ya?" Pandangan Rizky beralih pada kakaknya.

"Aku ngga laper kak. Udah aku ngga papa kok. Kakak udah daritadi?" Syifa menjawab santai sambil tetap tersenyum membuat Rizky kesal.

"Aku ngga mau ya Syif kamu kaya gini. Kamu itu masih nyusuin Tanaya. Kamu juga harus sehat terus dong ya Allah. Kamu mau makan apa? Biar kita pesen sekarang." Rizky bicara panjang lebar yang membuat Syifa dan Kak Ina refleks tersenyum. Gimana tau Syifa hamil, makin ribet deh ini anak, batin Kak Ina.

"Kenapa senyum-senyum? Aku ngga lagi bercanda Syif. Kalo kamu marah sama aku silahkaan. Tapi ngga dengan mogok makan gini." Rizky kembali bicara dengan nada tinggi membuat Tanaya terbangun dan menangis.

Kak Ina langsung mengambil Tanaya dan membawanya keluar kamar disusul Andra yang sejak tadi bingung melihat Om dan tantenya.

"Udah marah-marahnya?" Syifa kembali tersenyum pucat membuat Rizky semakin khawatir.

"Syif udah ya. Kamu udah minum obat belum? Muka kamu pucet banget." Rizky kini duduk di hadapan istrinya itu.

Syifa lalu mengambil tasnya yang berada di samping tempat tidur. Mengeluarkan amplop hasil tes labnya tadi. "Tadi aku tes lab, ini hasilnya."

"Ini apa lagi? Ya Allah Syif makanya kan aku bilang kamu jaga kesehatan. Kenapa suka banget bikin orang khawatir sih." Rizky dengan tidak sabar membuka amplop itu dan matanya membulat sempurna ketika dilihatnya tulisan yang tertera di dalam. "Kamu hamil?"

Syifa mengangguk dan tersenyum tipis. "Kamu bawel sih marah-marah mulu, makanya dibaca dulu."

Tidak menjawab lagi, Rizky langsung menarik Syifa ke dalam pelukannya. "Ya Allah. Alhamdulillah ya Allah." dihujaninya Syifa dengan ciuman di puncak kepala. "Kamu bener-bener harus perhatiin makan kamu, vitamin dan semua-semuanya sekarang. Semoga yang ini laki-laki." tambahnya sambil mengusap lembut perut istrinya.

No DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang