*30

3.6K 732 202
                                    

Sudah sejak pagi-pagi sekali Syifa sampai di kantor Rizky. Dia duduk di depan ruangan suaminya yang masih terkunci.

"Bu Syifa?" Sinda yang baru saja sampai sedikit terkejut dengan kedatangan istri bosnya sepagi ini.

"Boleh tolong buka ruangan Kak Rizky Sin? Aku mau masuk." Syifa menatap Sinda sendu.

Sinda mengangguk dan segera membukakan pintu ruangan Rizky, lalu masuk ke dalam untuk menyalakan AC. "Silahkan Bu Syifa, ibu mau sarapan atau minum sesuatu?"

"Engga usah makasih ya Sin, kamu bisa tinggalin aku aja." Ucap Syifa sambil mendudukan dirinya di sofa ruang kerja suaminya.

Sepeninggal Sinda, Syifa berusaha memejamkan matanya mengingat semalaman dia tidak bisa tidur memikirkan Rizky dan Tanaya. Sampai sekarang pesan dia belum sampai pada Rizky, hp suaminya itu masih dalam keadaan tidak aktif.

Satu jam setelah itu terdengar derap langkah kaki dari tempat Sinda yang kini sedang menyantap sarapannya. "Pagi Pak Rizky. Sarapan pak?" Sapa Sinda saat melihat wajah tegas Rizky.

"Silahkan Sin, saya minta kopi aja ya." Ucap Rizky sambil membuka pintu ruangannya dan melihat seseorang di dalam dia kembali mundur selangkah. "Dari kapan Syifa disini Sin?"

"Dari pagi pak, sebelum saya dateng Bu Syifa udah duduk disini. Mukanya pucet banget pak saya tawarin sarapan atau minum Bu Syifa ngga mau." Sinda berusaha menjelaskan pada Rizky.

"Buatin teh sekalian ya kalo gitu." Rizky kembali masuk ke dalam ruangannya.

Ditatapnya Syifa yang sedang tertidur di sofa ruang kerjanya. Rizky tidak membangunkannya. Dia memilih memulai pekerjaannya. Disaat sedang fokus-fokusnya dengan aplikasi CAT nya, terdengar suara berisik dari luar ruangannya.

"Hai Brooooo." Ilham berteriak kencang dan tentu saja membuat Syifa kaget terbangun dari tidurnya.

Rizky memeloti Ilham yang terlihat bingung melihat Syifa tidur di sofa ruangan Rizky.

"Sorry ya Syif gue ngga tau ada lo disini lagi tidur, biasanya gue masuk-masuk aje hehehe." Ilham menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Syifa tersenyum tipis menatap Ilham lalu pandangannya beralih pada Rizky yang kini juga tengah menatapnya. "Emmm. Ngga papa kok Kak Ilham."

Ilham merasa ada yang tidak beres dari cara Rizky dan Syifa saling memandang, dan setelah dilihatnya tidak ada percakapan selanjutnya, Ilham berusaha mencairkan suasana. "Wedewww pagi-pagi mukanya pada kenceng banget. Sarapan yuk!"

"Lo ngapain sih? Masih pagi udah kesini aja." Rizky kembali menatap layar komputernya.

"Wettssss santai bos, gue mau ngajakin sarapan kan, sekalian mau ngasih kabar bahagia." Ilham kini sudah duduk di kursi depan meja kerja Rizky. "Yuk Syif sarapan, pucet banget tuh pasti belom sarapan kan dari muka-mukanya abis diajak begadang ya sama Rizky?" tambahnya pada Syifa.

Syifa yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya kini benar-benar sadar dengan kalimat Ilham, abis diajak begadang apaan, abis pisah ranjang iya. Tentu saja itu hanya diucapkannya dalam hati. "Aku boleh minta waktu berdua sama Kak Rizky sebentar kak?"

"Oh ya boleh dong, gue ke depan dulu deh sama Sinda, gue tungguin sarapan bareng ya." Ilham lalu beranjak dari kursi namun ketika hampir sampai di pintu ruangan, sebuah suara menahannya.

"Langsung aja ham yuk sarapan. Gue laper." Iya. Rizky yang juga langsung berdiri dan segera menyusul Ilham.

Ilham menahan tubuh Rizky yang ingin membuka pintu. "Kelarin dulu. Kaya anak kecil lo."

"Apaan yang dikelarin? Udah tadi lo ngajak gue sarapan kan? Ayo gue mau sarapan." Rizky menarik Ilham yang masih memilih diam di tempatnya berdiri sekarang.

No DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang