Sinar matahari tembus melalui jendela yang gordennya masih terbuka sedikit sejak semalam. Syifa mengerjabkan matanya dan tersenyum ketika menyadari ada lengan kekar yang melingkari pinggangnya. Syifa menggerakkan sedikit badannya dan merasakan sakit disekujur tubuhnya.
Menyadari pergerakan dari Syifa, Rizky perlahan membuka matanya dan tersenyum manis sekali. "Selamat pagi sayang." Rizky mendekatkan wajahnya pada wajah Syifa lalu mengecup singkat bibir mungil itu.
Syifa memegang mulut Rizky dengan telapak tangannya. "Bau... mandi dulu sana."
"Kulit kamu halus banget sih Syif." Rizky kembali mulai menciumi setiap inci tubuh Syifa.
"Kaaak..... hhhh." Syifa menghentikan kegiatan Rizky dengan duduk dan mengambil jepitan rambutnya yang semalam di lempar asal oleh suaminya itu.
"Sekali lagi yuk sayang. Sekali aja...." Wajah Rizky memelas menatap Syifa.
Syifa menggeleng jahil. "No. Yang ada kita bakal diem dikasur seharian. Aku laper kak. Kamu ngga laper apa?"
"Kenyang aku kalo sama kamu mah." Rizky pun kini ikut duduk dan menciumi pipi Syifa.
Syifa menangkup wajah Rizky kemudian menciumnya dari kening hingga bibir. "Nanti lagi ya sayangku. Badanku sakit banget semuanya dan aku mau makan. Ngelayanin kamu juga butuh tenaga ekstra." Syifa lalu bangkit menuju toilet di kamar mewah itu. Rizky tersenyum sampai istrinya berlalu dan dia kembali menarik selimutnya.
***
Rizky merasa terganggu dengan bunyi hp yang sepertinya bukan miliknya. Oh bunyi hp Syifa, batinnya seraya mencari dari mana sumber suara itu berasal.
"Halo." Rizky mengangkat tanpa melihat siapa penelefon istrinya pagi itu. Rizky tidak sadar bahwa sekarang justru jam sudah menunjukkan angka 11. Bukan pagi lagi.
"Mau sampe kapan di dalem kamar Rizky?" Suara Ibu mertuanya terdengar menggoda.
"Mama? Hehehehe." Rizky menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia sudah resmi memanggil mama dan papa kepada orang tua Syifa.
"Kalian belum sarapan loh, dan ini udah mau makan siang. Ayo turun. Tadi room service-nya udah ke kamar dari jam 9 mau anter sarapan kalian tapi ngga ada sautan katanya. Sampe jam berapa emang semalem? Nanti kan bisa di lanjut lagi." Mama Chandra semakin giat menggoda anak menantunya itu.
"Hehehehe mama.... Syifanya lagi mandi ma, nanti Rizky bilangin Syifa ya. Kita ke restorannya aja nanti." Kalau saja Mama Chandra bisa melihat wajah Rizky yang sudah memerah itu.
"Yaudah kita semua juga masih kumpul disini mau liat muka-muka penganten baru." Tiba-tiba terdengar suara Bang Randy.
"Ma?" Rizky memastikan bahwa hanya ibu mertuanya saja yang mendengar pembicaraan mereka. Namun harapan Rizky sirna saat mendengar tawa dari hampir seluruh anggota keluarganya. Mama Chandra daritadi me-loudspeaker hpnya.
"Ya ampun...... yaudah aku mandi dulu. Assalamualaikum." Rizky buru-buru mematikan teleponnya dan berlari menuju toilet.
"Syif.... kamu lama amat mandinya. Bareng deh yuk. Udah ditungguin nih sama yang lain." Rizky mengetuk pintunya tidak sabaran. "Lagian ngapain di kunci sih ini, orang sama suami sendiri." Rizky mencoba membuka handel pintu itu.
Saat sedang sibuk mencoba membuka pintu wajah istrinya muncul dengan handuk di kepala dan bathrobe putih ciri khas hotel bintang lima. "Bareng bareng. Yang ada bukannya mandi." Syifa mencubit hidung Rizky. "Udah sana mandi kakak bau tau ngga."
Syifa hendak melangkah meninggalkan Rizky, namun baru dua langkah dia berjalan, Rizky memeluknya dari belakang. "Wangi amat kamu."
Syifa menoleh sedikit melihat kepala Rizky di pundaknya. "Kamu mandi sekarang atau nanti aku ngga kasih lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
No Distance
FanfictionRizky dan Syifa pernah menjalin hubungan dan saling mencintai, atau masih? Itu yang menjadi pertanyaan dalam benak mereka masing-masing karena keadaan dan jarak yang sempat memisahkan mereka. Bagaimana kelanjutan hubungan Rizky dan Syifa? Bagaimana...