Happy reading borr🤘
Pagi ini seperti biasa Prilly menyiapkan sarapan untuk suaminya. Kejadian dan permintaan maaf kemarin tentu saja masih mengganjal di hati Prilly. Entah, sulit rasanya memaafkan dengan tulus dan memulai dengan baik baik lagi.
Dibalik kata maaf yang terlontar dari mulut mungil Prilly, itu tak semuanya ia maafkan. Fikiran negatif selalu berlalu lalang di otak Prilly. Pernikahan yang ia jalani bersama Ali hampir setengah tahun tetapi ia belum mendapatkan sesuatu yang seharusnya mereka dapat.
Ali yang berjalan turun dari atas langsung menempatkan posisinya duduk di meja makan. Baru hanya nasi dan satu lauk saja. Sementara Prilly sedang mengambil lauk lainnya untuk mereka santap. Beberapa menit kemudian meja penuh dengan masakan Prilly. Prilly duduk tepat di depan Ali sambil mengikat rambutnya keatas agar tidak risih.
"Aku mau dong, sekalian diambilin." ucap Ali saat Prilly mengambil piring dan mengambil beberapa centong nasi.
"Mau pake apa?" tanya Prilly. Ali yang ditanya langsung melihat lauk di depannya. "Semur sama Cappy nya boleh." jawab Ali. Prilly langsung mengambil lauk yang dimintanya.
Setelah itu hanya suara dentingan sendok yang ada di ruang makan itu. Sama sama canggung untuk memulai obrolan seperti biasa. Ali sama Prilly sama sama bergulat dengan hatinya, siapakah yang akan memulai pembicaraan. Tak seperti biasa, dulu semenjak tak ada masalah keduanya kerap membuka suara. Dan memang, setiap ada masalah terus mereka sudah baikan selalu saja canggung.
"Kamu berangkat jam berapa?" akhirnya Prilly membuka suara dan bertanya.
"Habis sarapan aku langsung berangkat." jawab Ali yang diangguki Prilly. "Mau ikut lagi?" tawar Ali sambil tetap fokus ke makanannya.
"Gausah, aku mau beres beres." jawab Prilly. Ali mendongakan kepalanya. "Kan ada bibi, ngapain beres beres." ucap Ali
"Ya terserah aku dong, kasian bibi harus bersihin semuanya. Selagi aku bisa kenapa engga?" Ali hanya mengangguk saja. Kalah sudah kalo berdebat dengan putri satu ini.
"Pulang mau aku bawain apa?" tanya Ali sambil membersihkan mulutnya dengan tissu.
"Gausah, pulang kerumah aja udah syukur." jawab Prilly yang membuat hati Ali tak enak. Ini menyindir bukan sih namanya?
"Yaudah, aku berangkat. Hati hati dirumah, kalo ada apa apa telfon aja." pamit Ali berdiri dari meja makan. Prilly mencium punggung tangan Ali dengan lembut. "Assalamualaikum." salam Ali.
"Waalaikumsalam. Hati hati" salam balik Prilly. Ali mencium kening Prilly sekilas. Dielus kepalanya dan langsung berlalu meninggalkan Prilly. Prilly langsung membereskan piring kotor dan dibawanya ke tempat cuci piring.
🍭🍭🍭
"Eh kita pemain sekali kali kumpul yuk, tempat dimana aja lah." saran Jefri Nichol saat semuanya tengah berkumpul di basecamp.
"Wow, iya gue setuju tuh. Ayolah kita kemana gitu." ucap Ajil yang setuju dengan saran Nichol.
"Gimana pada bisa ga semuanya? War? Des? Li?. Bang ramzi ikut ga nih?" tanya Nichol. Semua mata langsung tertuju dengan nama yang di sebutkan tadi.
"Ah, saya mah gabisa. Istri anak saya pasti pada nyerocos dirumah." kata Ramzi sambil meminum segelas teh hangat. Mereka semua tertawa mendengar ucapan Ramzi barusan
"Gue free sih. Bulan bulan ini jadwal cuma syuting ini doang." celetuk Desta. Mawar juga mengangguki ucapan Desta tersebut yang berarti 'iya sama'. "Masih bisa diatur sih jadwalnya." lanjut Desta kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIS?
Teen Fiction"menikah dengan seorang artis bukanlah hal yang mudah" ~ Prilly Latuconsina Terkadang kita harus mengerti saat pasangan kita memiliki pekerjaan yang memang menyangkut kehidupan pribadinya, Seperti Aliando. Semua memang butuh proses untuk melewatinya...