Chapter 29

8.2K 533 87
                                    

Vote dulu yuk:)
Selamat membaca













Prilly terbangun dari pingsannya. Ia melihat orang disekitarnya tak ada rasa khawatir pada dirinya. Mengapa? Apakah suaminya juga tak peduli dengannya? Sampai sampai ia pingsan pun raut wajahnya tak sekhawatir itu.

"Kamu udah bangun? Baguslah. Kita bisa teruskan pembicaraan yang tertunda tadi akibat drama mu." ucap mama Resi menyindir Prilly. Drama katanya?

"Saya ga rela kalau saya di madu. Maksud kamu apa sih? Kenapa tega banget?" tanya Prilly dengan kondisi yang belum stabil, ia memukul mukul lengan Ali dengan emosi. Tapi tenaganya tak akan bisa sekuat yang kalian bayangkan, ia lelah.

"Maksud aku, aku ingin madu kamu! Aku juga gamau pisah sama kamu, makanya aku ambil keputusan ini." Prilly tertawa remeh, suaminya mempertahankan rumah tangganya dengan cara menduakannya? Gila. Akan lebih sakit dibandingkan harus sepenuhnya berpisah.

"Menjadi yang kedua, akan lebih sakit daripada cerai!"

"Oh, yaudah, kalau kamu mau kita cerai, aku akan ceraikan kamu! Lagian, apa yang aku dapat selama aku sama kamu? Anak saja kamu tidak bisa!" Remeh Ali begitu hina, bahkan di depan keluarga besarnya sekalipun ia tak tau malu.

Baja menggeram, ia tak suka cara Ali yang menurutnya tak layak. Apa nanti kata orang lain jika tau idolanya sehina dan sekejam ini? Dia rasa semua akan benci sekalipun itu katanya real. "Stop! Lo tuh bisa ga sih berpikir jernih? Lo gabisa ngambil keputusan sepihak gitu aja. Setelah apa yang lo lakuin ke Prilly, gua yakin akan ada kata nyesal yang keluar dari mulut lo!" bentak Baja yang hampir melayangkan tangannya pada Ali namun dicekal oleh Prilly. Bagaimana pun Prilly tak ingin Baja menyakiti Ali.

"Lo kepincut sama Prilly? Ambil lah! Bentar lagi dia akan jadi mantan istri gue. Pinter pinter dah lo ngebahagiain dia tapi ga dapet apa apa." tawar Ali sambil tertawa remeh, Baja makin tersulut emosi. Ia berharap akan ada balasan yang setimpal untuk Ali nanti entah itu dalam waktu dekat ataupun lama nantinya.

"Tapi aku ga mau pisah sama kamu Ali. Aku yakin aku akan hamil anak kita nanti." pinta Prilly dengan lirih, bagaimanapun ia tak akan kuat jika harus berpisah dengan Ali.

"Wanita murahan! Udah jelas jelas suami kamu bicara seperti itu. Masih saja ga mau terima." sindir mama Resi. Prilly hanya memandang dengan lesu, ia memang wanita murahan yang tidak ingin berpisah dengan laki laki yang hampir mendekati sempurna seperti Ali.

"Cukup! Sekarang kamu kemasi barang barang kamu, pergi dan tinggalkan rumah aku! Rumah tangga kita selesai disini!"

Tangisan yang tadinya hanya isakan kecil langsung pecah begitu aja mendengar bahwa kenyataannya Ali benar benar menceraikannya. Prilly mengambil tasnya dan langsung meninggalkan apartemen Ali dengan berurai air mata, Baja tak tinggal diam, ia berusaha menyusul Prilly yang ia yakini hatinya sangat hancur atad keputusan ini. Rumah tangganya sekarang berakhir, tepat di ulang tahun Ali. Ini mungkin akan menjadi hadiah terindah yang akan Ali dapatkan selama ia merayakan di tahun sebelumnya. Tapi tidak dengan Prilly, ini adalah hadiah terburuk yang pernah ia kasih ke Ali. Merelakan semuanya berakhir.

🌸🌸🌸

"TIDAKKKK!!"

Semuanya langsung kaget mendengar teriakan yang tiba tiba keluar dari mulut Prilly. Semuanya langsung berlari dan menuju posisi Prilly.

ARTIS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang