Chapter 26

7.4K 444 103
                                    

Happy reading borr🙌
Makasih atas antusiasnya:) vote dulu nih.


Prilly yang baru saja sampai rumah langsung kaget melihat orang yang tengah duduk di sofa itu. Ya, dia mertuanya Prilly. Prilly berjalan ke arah mama Resi sambil ingin meraih tangan mertuanya untuk dicium langsung ditepis kasar oleh mertuanya. Kaget bukan main, sejak  kapan mertuanya ini kasar dengannya?

"Mah, kok?" tanya Prilly yang langsung terpotong dengan suara keras mama Resi.

"Kamu, gausah sok sok-an salim sama saya. Saya kesini atas dasar kecewa sama kamu!" ucap mama Resi dengan wajah merahnya sambil menunjuk nunjuk wajah Prilly.

"Kecewa? Apa yang Prilly buat sampai mama kecewa kaya gitu?" tanya Prilly halus, ia tau mertuanya ini akan gampang sekali terpancing.

"Maksud kamu apa? Ngusir Ali dari rumah? Kamu bilang sama wartawan seolah olah kamu yang terhina? Kamu artis? Belagu aja." tanya mama Resi bertubi tubi. Prilly semakin tak mengerti, memang benar, kalau ia tadi pergi dan diikuti oleh beberapa wartawan, tapi ia tak mungkin setega itu.

"Prilly ga ngusir Ali mah, cumaa---"

"Apa? Kamu lagi ada masalah kaya gini malah shopping shopping. Duit yang kamu pakai itu punya siapa? Rumah ini beli dengan uang siapa?!" tanya mama Resi sambil berteriak kencang. "Kamu seenaknya aja ngusir anak saya!" sambungnya.

"Prilly cuma mau waktu tenang aja, Prilly juga ga tega pisah sama suami sendiri, mah." kata Prilly dengan bendungan di matanya. Sepertinya akan runtuh!

"Ya, kenapa harus Ali yang pergi? Ini kan rumah dia? Beli pakai uang dia? Kenapa ga kamu aja yang pergi dan cari tempat buat nenangin diri? Menantu aneh!" desis mama Resi dengan tatapan sinis ke arah Prilly.

"MAH! UDAH CUKUP. Kenapa sih selalu aku yang dipojokin? Apa pernah mama ngerasa jadi aku?" bentakan Prilly diawal langsung membuat mertuanya ini bungkam, tak berkutik. "Aku tau aku belum bisa kasih---"

"Bukan belum! Tapi memang kamu ga akan bisa!" sahut mama Resi yang benar benar menohok hati Prilly banget. Sakit rasanya, dia butuh penyemangat bukan penuntut!

"Saya ga mau tau, Ali harus balik lagi kerumah ini dan kamu yang pergi. Lagian mana ada istri yang mau pisah sama suami! Kamu mikir ga sih, Ali itu pasti kerepotan disana!" sudah cukup. Perkataan dari sang mertuanya cukup membuat hatinya sakit!. "Apa kamu sengaja pisah karena mau selingkuh di belakang anak saya?!" tuduh mama Resi dengan nada remeh. "Punya anak aja gabisa, sok sok-an mau selingkuh kamu!" sambungnya.

"Astagfirullah, kuatkan hamba ya Allah." batin Prilly berteriak. Sumpah demi, ini kalimat yang sangat menyakitkan selama berapa tahun ia hidup di dunia.

"Prilly minta maaf mah, maaf belum bisa kasih kalian cucu dan anak buat Ali. Aku tau kalian semua pasti nungguin itu." tangis Prilly pecah sambil bersimpuh di kaki sang mertua. Bagaimanapun dia orangtua, harus dan wajib dihormati.

"Prilly janji, kalau sampai dua bulan lagi Prilly ga hamil, Prilly akan minta pisah dengan Ali, memberi Ali kesempatan untuk menikah lagi. Atau Prilly siap di madu! Tepat di ulang tahun Ali nanti." janji Prilly sambil menangis lebih keras dari sebelumnya. Ia juga tak tau janjinya ini akan ditepati atau justru ia akan berpisah dengan orang yang paling ia cinta. Hatinya bergemuruh!

"Janjimu saya pegang. Kalau sampai kamu tidak hamil dalam waktu singkat, ingat janjimu untuk meninggalkan Ali!" ucap mama Resi sambil menghentakkan kakinya kasar, dan pergi dari rumah Prilly.

ARTIS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang