Chapter 24

7.4K 511 107
                                    

Happy reading semuanya🙆
Sebelum nge-scroll ke bawah, vote dulu yukkkk😗














Baja yang sedang dalam perjalanan bersama Ali, baja melihat betapa paniknya Ali sekarang. Ali terus menyebut kata maaf yang ia ulang ulang terus dari mulutnya. Oh, ini mungkin yang namanya penyesalan.

"Li! Lo tenang dong. Jangan gusar gini." ucap Baja. Ali hanya terus menyebut nama Prilly dan meminta maaf.

"Bacot, Ja. Lo ga ngerti gue sekarang!" bentak Ali sambil menjambak rambutnya. Baja akhirnya pasrah, Ali jika sedang begini lebih baik diberi waktu untuk ketenangan hati dan pikirannya. Di senggol dikit, abisss!

Mobil yang ditumpangi Baja dan Ali sudah sampai di halaman rumah Ali. Ali langsung membuka dan menutup pintu mobil dengan kasar dan langsung lari ke dalam rumah. Satpam yang melihatnya tuannya bingung. Ia langsung menghampiri Baja yang masih di mobil.

"Tuan Ali kenapa? Kok sampe lari lari gitu?" tanya pak satpam yang hanya dibalas gelengan dan senyuman dari Baja. Baja langsung berlalu dari tempat tersebut dan menyusul Ali.

Brakkkkk!

"Prilly? Sayangggg." teriak Ali memanggil Prilly tapi tak ada sahutan sama sekali. "Bi? Prilly? Pada dimana sih?" tanya Ali pada diri sendiri sambil teriak teriak ga jelas.

Bi Surti mendengar ada seseorang yang memanggil namanya langsung keluar dari ruang sholat. "Tuan? Tuan udah pulang?" tanya Bi Surti heran. Tuannya pulang?

"Prilly mana bi? Prilly mana?" tanya Ali sambil memasuki beberapa ruangan yang ada di lantai bawah. "Nyonya di kamar. Dari tadi di kamar terus." balas bi Surti. Ali mendengarnya langsung naik ke lantai atas dengan terburu buru.

Brakkkk! Pintu terbuka dengan kasar untuk kedua kalinya. Prilly yang baru memejamkan matanya karena merasa pusing dan lelah menangis langsung terjolak kaget mendengar pintu terbuka dengan kasar.

Ali? Dia melihat Ali lah yang mendobrak pintu itu. Seketika rasa kecewa hadir lagi di hati Prilly.

"Sayangg, aku minta maaf." lirih Ali langsung menubruk tubuh Prilly. Tak ada balasan pelukan untuk Ali. "Aku minta maaf." lirihnya kembali.

"lepas." ketus Prilly langsung melepaskan tangan Ali dari pinggangnya dengan kasar. Tatapan mata Prilly langsung kosong seketika.

"Aku jelasin dulu, maafin dari kemarin aku ga ngabarin kamu, aku ga bales pess--" jelas Ali sambil terus memegang tangan Prilly tapi berkali kali juga Prilly menghentakkan tangan itu.

"Ga perlu. Chat yang ga kamu bales dan video itu sudah cukup. Aku mau kita pisah rumah dulu. Kamu bisa tunggal di apartemen kamu beberapa hari." potong Prilly sambil mengasih saran untuk mereka berdua beda tempat tinggal dalam waktu dekat.

"GA AKAN YA! JANGAN SEENAKNYA KAMU NGAMBIL KEPUTUSAN GITU DONG." bentak Ali yang tak terima untuk mereka pisah rumah.

Air mata Prilly ambles seketika. Yang ia tahan tahan runtuh juga tepat di depan Ali. Muka mereka berdua yang sama sama merah karena tersulut emosi yang sampai ke ubun ubun.

ARTIS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang