Chapter 3

2.6K 166 33
                                    

Happy reading..

Klik mulmed di atas😉






Raya melangkah lesu keluar gedung kantor mondy, mungkin hari ini hari terburuk untuknya. Jika saja hatinya tidak ikut campur, mungkin raya akan meninggalkan mondy saat ini juga.

Setelah berpamitan pada nita raya bergegas pergi dari ruangan mondy yang mampu memebuatnya sesak, saat membayangkan kejadian tadi pagi.

Jujur sekarang hatinya sakit walau bagaimana pun raya punya hati, sekali pun ia hanya simpanan.
Raya juga ingin merasakan cinta sejati yang selalu ia harapkan dan selalu ia impikan, tapi kenapa setiap ia menjalin hubungan para pria hanya menganggapnya simpanan dan hanya memanfaatkan ke cantikan dan kemolekan tubuhnya, tak jarang pria pria hidung belang dengan terang terangan meminta raya melayani di setiap malam nya. Raya bukan wanita rendahan seperti yang mereka anggap, raya tidak pernah memberikan tubuhnya pada laki laki yang hanya ingin di puaskan. Hanya pada mondy raya berikan semuanya yang ada pada dirinya dan termasuk dengan hatinya.

Soal kesucian, jujur raya bukan wanita suci. Ia tidak lagi seorang gadis atau pun perawan, kesucian raya sudah hilang saat usianya 20 tahun. Oleh seoarang pria tak bertanggung jawab, dan bodoh nya ia sangat mencintai pria bertanggung jawab itu.

Pria yang pernah begitu dalam ia cintai, dan raya berikan semuanya pada pria tak bertanggung jawab itu. Raya di campakan begitu saja saat pria itu sudah mendapatkan apa yang pria itu inginkan darinya." Terima kasih atas malam ini, kamu begitu indah" itu lah kata kata terakhir kali pria itu ucapkan sebelum pergi selama lamanya darinya hidupnya, meninggalkan raya dengan penyesalan yang begitu besar.

Raya sangat menyesal saat itu, ketakukan dan juga kepedihan ia tanggung sendiri. Raya takut jika ia akan hamil dan ia akan memebesarkan anak itu sendiri.

Tapi, saat kecemasan melanda. Sebuah pesan datang pada ponselnya "Tenang kamu tidak akan hamil, aku sudah memeberikan obat pencegah hamil ke dalam minuman yang aku berikan pada mu. Lupakan aku kita selesai"

Ada rasa lega dan rasa sesak secara bersamaan, tubuhnya merosot ke dingding kamar. Karna saat itu iya tengah terpuruk di dalam kamar. Tanpa seorang pun tau dan tanpa seorang yang menghibur atau pun menenangkan raya, raya bangkit sendiri dalam keterpurukan yang ia alami.

Dan terbentuklah sekarang, ia menjadi wanita yang kuat. Tapi mondy mampu memebuatnya lemah, lemah karna cinta nya pada mondy.

Maka dari itu kebencian pada pria masa lalu nya masih mengakar dalam jiwa nya, seolah mendarah daging di dalam dirinya.

Raya tersenyum miris, saat mengingat kenangan pahitnya di masa lalu..

Ketika sedang berjalan dan sembari melamun, raya menengok sekilas ke arah kantin yang memang letaknya berada di sisi kantor mondy dan hanya di sekat kaca bening sebagai dinding pemisah antara kantor dan kantin.

Dapat raya lihat, mondy tengah menyuapi shasa yang manja padanya..

"Pasangan serasi" lirihnya pelan.

Rasanya sakit saat melihat mondy memperlakukan shasa se begitu lembut nya, tapi apa lah hak nya menuntut. Raya tidak berhak menuntut apa apa pada mondy, tidak berhak menuntut lebih pada mondy. Apa lagi, menuntut ingin di perhatikan olehà mondy. lagi pula shasa istri sah nya, dan berhak mendapatkan perhatian pada mondy.

Raya melanjutkan kembali langkah beratnya yang tak menapak, rasanya ia ingin berteriak dan menangis meraung raung saat itu juga. Dan berkata bahwa ia ingin mengakhiri semuanya, sekarang siapa dalam kisah ini yang menderita. Raya seorang pelakor yang begitu malang..





















Wanita Simpanan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang