Chapter 5

2.2K 136 29
                                    

Happy reading..






"Jawab mondy, jawab mondy." Lirih raya lemah.

Bukannya menjawab mondy malah pergi meninggalkan raya yang masih terisak dan memeluk lututnya, raya menyadari mondy beranjak pergi meninggalkan nya di kamar. Raya mendongakan wajahnya untuk melihat mondy, dapat raya lihat mondy pergi, mondy nya pergi meninggalkan ia sendiri.

Mondy menghilang di balik pintu apartemen, sesak di dada raya semakin terasa. Mondy memutuskan hubungannya tanpa kejelasan sama sekali.

"Mondy..........!" Raya berteriak kencang.


"Ray, ray, hey bangun sayang. Aku disini" Seseorang yang ia teriaki namanya menepuk nepuk pipi nya, membangunkannya.

Raya seketika terlonjak kaget, saat pria yang semalam memutuskan hubungan dengannya berada di depannya, tengah menatapnya dengan heran.

Ada apa ini! Raya masih bingung dengan semuanya, ia menampar pipi kanan nya keras keras. "Awss" ia meringis karna terlalu keras menampar pipinya.

"Kau kenapa sayang? Ada apa dengang mu, kenapa menampar pipi mu sendiri" tanya mondy pada raya, kekasih nya aneh. Saat ia datang pagi pagi dengan mata terpejam,raya berteriak teriak memanggil namanya, dan menangis tersedu sedu. Mengacak acak rambutnya sendiri seperti orang tengah frustasi.

Awalnya mondy hanya membiarkan saja, karna raya terlihat lucu dan juga menggemaskan. Tapi saat raya memanggil namanya dengan keras dan panjang, mondy mulai cemas raya sedang bermimpi buruk ternyata.

"Kau bukannya sudah keluar, dan meninggalkan ku mond?" Mondy mengerinyitkan alisnya bingung, dan menggeleng.

"Aku baru saja sampai, dan langsung masuk ke kamar. Tapi ku lihat kau tengah menangis dengan ke adaan mata terpejam, awalnya itu begitu lucu tapi saat kau berteriak memanggil nama ku aku langsung membangunkan mu" jelas mondy, dan menghapus air mata yang menempel di pipi raya.

"Jadi ke jadian itu hanya mimpi" Gumam raya pelan. Ada rasa lega yang merasuk dalam dirinya, tapi ada juga rasa cemas, cemas karna takut mimpi itu akan menjadi kenyataan.

"Memang nya kau mimpi apa sayang, sampai samapai memanggil nama ku dengan kencang. Dan menangis tersedu sedu seperti orang frustasi seperti ini" mondy penasaran, raya begitu tersiksa karna mimpinya sendiri. Bahkan raya terlihat bingung saat ia membangunkannya.

"Ti..dak, aku baik baik saja" jawab raya gugup.

"Jangan bohong, aku tau raya kau tidak bisa berbohong dariku" Selidik mondy sembari menatap raya curiga.

"Untuk apa kau datang kemari?" Raya berusaha mengalihkan pembicaraannya, ia tidak ingin mondy mengetahui tentang mimpi buruk yang ia alami semalam.

"Aku ingin sarapan bersama dengan mu sayang, memangnya tidak boleh?" Untungnya mondy tidak mengungkit lagi tentang mimpinya.

"Kau tidak marah pada ku?" Tanya raya pelan.

"Aku tidak marah, hanya sedikit kesal pada mu" jawab mondy manja, dengan cepat ia merengkuh tubuh raya ke dalam pelukannya.

"Sepertinya kau bermimpi di kejar kejar seekor anjing ray, kau sangat berkeringat. Lihat tanktop yang kau pakai begitu basah, kemeja putih ku ikut basah" Mondy seketika tertawa keras, setelah melepaskan rengkuhannya pada raya.

Memang benar yang di katakan mondy, tanktop yang ia kenakan basah. Dan kemeja putih mondy pun ikut basah karna memeluknya.

Raya hanya menampilkan deretan giginya dan tersenyum kikuk,

"Sudah sudah tak apa, cepat mandi. Aku akan menyiapkan sarapan untuk kita" jelas mondy dan beranjak dari kasur untuk menuju dapur. Tapi raya menahan pergelangan tangannya,

Wanita Simpanan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang