Chapter 12

1K 118 21
                                    


"Terlambat untuk kamu sadari mengulang rasa cinta itu lagi, meradang hatiku karena mu.. menahan rindu yang tak sudah sudah,
Bukan lagi kamus ku mengulang semua rindu, berat hati jika harus kembali.

Sudah kering air mata ku tersiksa merindukan mu, sumpah mati kau rusah jiwa ku saat ini"

_Geisha kering air mata ku_

Hanya ada suara radio yang memutar lagu group band Geisha dari mobil mondy. Sumpah mati kau rusak jiwa ku saat ini, sepenggal bait dari lagu yang masih memutar raya ingat dan raya hayati.

Seketika dadanya sesak hatinya hancur air mata nya luruh dari mata hazelnya, bagaimana tadi perlakuan mondy padanya.

Raya masih sangat mengingat betul perlindungan andra untuknya, saat andra memeluk pinggang raya possesive di pesta tadi. Mondy dengan terang terangan menarik lengan raya dengan kasar, tanpa memperdulikan tatapan orang orang.

Bahkan raya tersentak kaget di buatnya, mondy menyeret nya sebegitu keras tanpa ada kelembutan sama sekali. Didepan banyak orang, padahal andra dengan terang terangan menghormati raya sebagai wanita, menghargai raya yang tak di hargai lagi oleh mondy.

Raya tak bisa melawan saat itu, raya di seret paksa untuk keluar dari restaurant pelangi. Dan disini lah ia sekarang, bersama dengan mondy. Dalam keheningan yang tak bisa di pecahkan menjadi ramai.

Raya rindu dengan mondy nya yang dulu, yang mampu membuat raya nyaman senyaman nyamannya.

Tapi sekarang..

Semuanya seperti hanya mimpi yang tak bisa terulang kembali, bahkan sudah terkubur dalam..

"Aku tak suka kau berdekatan dengan pemain biola itu" suara bass mondy yang tajam itu bersuara, tanpa menoleh pada wanita yang masih diam di sampingnya. Pria itu masih fokus pada jalan yang lenggang, karna malam sudah larut. Dan tak ada kendaran di jakarta yang berlalu lalang, hanya sedikit.

"Dia yang nanti akan menjadi bos ku" lirih raya takut takut.

"Aku tidak setuju!" Ucap mondy tegas.

Seketika raya menoleh cepat menatap tajam pada mondy, bukan nya mondy sudah menyetujui nya sore tadi. Tapi sekarang, kenapa malah begini.

"Tap"

"Cukup ray! Itu keputusan ku, kau harus terima" sebelum raya mengelak, mondy sudah lebih dulu memutuskan kehendak yang pasti membuat raya kecewa.

"Turunkan saya disini!" Teriak raya pada mondy.

Mondy menoleh menatap tajam pada raya, "tidak akan!" Teriak mondy tak kalah kerasnya.

"Turunkan saya tuan MONDY FARELLO!" Emosi raya sudah tak bisa di tahan tahan, teriakan nya keras pilu dan menyakitkan. Sebegitu keras kepalanya seorang mondy.

Mondy dengan tiba tiba menginjak pedal rem mobil nya, membuat raya terbentur pada dash board nya.

"Awssss" ringis raya, tapi tidak di indahkan begitu saja oleh mondy. Tak ada rasa kasihan pada raya.

Mondy membuka kunci pintu mobil nya agar raya bisa turun." Turun kalo kau mau, aku tak akan melarangnya lagi"

Dada raya seketika benar benar sesak, kemana mondy nya yang dulu. Pria yang selalu melindungi raya, menjaga raya. Tapi sekarang pria itu dengan terang terangan menyuruh raya untuk turun di jalan yang lumayan sepi.

Raya mengusap kasar air mata yang jatuh ke pipinya, dan segera membuka pintu mobil mondy dengan cepat keluar dari mobil mahal mondy, dan membanting pintu mobil mondy dengan keras.

Wanita Simpanan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang