Chapter 19

1K 122 10
                                    

'Aku tidak pernah tau takdir yang harus ku jalani akan seperti ini, dan terjebak pada cinta mondy yang membuat ku tak bisa keluar dari perasaan ku padanya yang teramat besar.

Aku hanya ingin kau selalu disisiku mondy, melindungi ku dan menolong ku dari kehidupan yang kejam ini.

Bukan karna dirimu, aku tidak akan pernah keluar dari dunia gelap yang mampu memusnahkan ku.. '

Wajah teduh dengan mata terpejam rapat, adalah pemandangan yang indah yang raya dapat kan di pagi hari ini.

Mondy masih tertidur pulas dengan posisi setengah tengkurap, dan tangan kanan di jadikan bantalan.

Dengan leluasa raya bisa memandang mondy dengan begitu dekat, wajah yang tampan terpahat sempurna adalah anugrah yang Tuhan berikan pada mondy mampu membuat raya bersyukur karna raya wanita yang dicintai mondy.

"Sudah puas memandangi ku" Gumam mondy, matanya masih menutup rapat.

Raya gelagapan dan dengan segera memalingkan penglihatannya ke arah lain, karna kepergok tengah memandang mondy.

"Aku? Ti.. Dak memandangi mu" Ucap raya gugup kemudian menarik selimut tebal sampai menutupi dada telanjangnya.

Oh... Astaga!

Ternyata sedari semalam raya tidak mengenakan pakaian sama sekali,  berbeda dengan mondy yang sudah memakai boxer hitamnya.  Karna pria itu dengan langkah santai nya berjalan menuju kamar mandi meninggalkan raya di kasur dengan selimut menggulung badan mungil nya.

"Kenapa harus malu?  Padahal semalam aku sudah melihat semua bagian bagian dari tubuh mu" Ucap mondy jahil, kepala nya ia condong kan sedangkan badannya sudah setengah masuk ke kamar mandi.

"Mondy!!!!  Akan ku penggal kepala mu jika terus berbicara!" Bentak raya dengan keras,  seolah menggelegar di dalam kamar apartemen.  Sedang kan mondy?  Pria itu hanya tertawa bahagia di dalam kamar mandi.

"Menyebalkan sekali pria itu, sudah membuat badan ku remuk. Dengan bangganya berbicara seperti itu" Gerutu raya.















Rumah sakit

"Bagaimana ke adaan mu?"

"Baik"

Andra sudah sadarkan diri dari koma dan bisa melewati masa kritis nya,  itu adalah suatu mukjizat yang diberikan oleh Tuhan untuknya.

Wajah Andra tampak pucat dan terlihat lemas,  Andra sudah di pindahkan ke ruang rawat inap.  Dan sekarang pria itu tengah duduk bersandar di sandaran brankar rumah sakit.  Andra sudah mengetahui pasal kondisi kelumpuhan nya,  dan sudah sangat sangat mengetahui pasal pergelangan urat syaraf nya yang putus.  Dan kemungkinan kemungkin anda iya tidak akan bisa bermain biola lagi.

"Kemarin raya datang,  dia ingin mengetahui kondisi mu" Tutur bayu.  Seketika andra menoleh pada bayu cepat,  karna obyek yang bayu bicarakan mampu mengalihkan perhatiannya dari kecamuk dalam hatinya.

"Untuk apa? " Tanya Andra singkat.

Bayu hanya mengangkat bahu nya, "tapi, raya tampak khawatir pada mu" Jelas bayu lagi.  Dan mampu membuat bibir Andra melengkung membentuk sebuah senyuman manis.












"Apa! Gila, kenapa bisa gagal seperti ini.  Kau tau aku sudah bekerja keras siang malam untuk mendapatkan tender ini" Saat ini mondy tengah berteriak teriak dan meneriaki seseorang di sebrang sana,  yang tidak raya ketahui.

Raya hanya mengernyit bingung,  karna raya hanya mendengarkan dan sedang fokus menata sarapan yang ia buat tadi pagi.

"Sial!" Teriak mondy lagi,  saat sudah menghampiri raya ke meja makan.

Wanita Simpanan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang