Chapter 4

2.1K 137 19
                                    

Happy reading guys..













"Raya.., raya.., raya..,"

Ketika sedang tertidur pulas, tiba tiba seseorang berteriak membangunkannya tidur dan menggebrak gebrak pintu kamar apartemen.

"Pasti mondy.."Gerutu raya kesal, terkadang mondy seperti anak kecil dan tidak ada sama sekali wibawanya sebagai seorang CEO.

Mondy memang memegang kunci apartemen cadangan. Tapi, jika kunci kamar apartemen ia tidak seenaknya bisa membuka jika seseorang menguncinya di dalam.

Jam sudah menunjukan 12 malam, tapi bodohnya mondy datang. Memang gila laki laki itu, raya sempat melirik jam dinding yang menempel di kamar apartemennya sebelum jalan untuk membukakan pintu kamar.

Raya sudah tau mondy yang menggedor gedor pintu, dan berteriak keras keras. Bagaimana tidak, suara itu yang selalu ia rindukan setiap detiknya.

Di bukanya pintu kamar apartemen, dengan rambut yang kusut dan acak acakkan. Sembari mengumpati mondy dengan kesal dan jengkel, mondy telah menggangu tidur nyenyaknya.

Mondy yang mengirim pesan dan mengatakan tidak akan datang ke apartemen, tapi sekarang? Pria itu datang juga.. Dasar kancil nakal!

Grep..

Tiba tiba mondy memeluknya dengan begitu erat.

"Aku mencintai mu raya!" Ucap nya lembut dan semakin menenggelamkan wajah nya di ceruk leher raya.

"Maaf aku meningglkan mu di ruangan ku sendirian" lanjutnya lagi.

Raya pun membalas pelukan mondy tak kalah erat nya, raya sangat beruntung bisa di cintai oleh mondy sebegitu dalam nya.

Cukup lama raya dan mondy berpelukan di depan pintu, dan akhirnya mondy melepaskan pelukan itu.

"Untuk apa kamu keseini mond, ini sudah malam. Kau yang bilang tidak tidur disini, tapi nyatanya kau mengganggu tidur nyenyak ku" ketus raya, dan berjalan ke kasur king size nya dan kembali berbaring memunggungi mondy.

Mondy berjalan menghampiri raya dan duduk di sisi kasur, mondy tau raya kecewa padanya. Akibat kejadian siang tadi.

"Maaf!" Lirih mondy.

Raya tersentak mendengarnya, terdengar nada penyesalan yang mendalam dari ucapan maaf mondy.

Raya tak bisa marah lama lama pada mondy, jika ia marah lama lama ia yang akan tersiksa sendiri.

Raya berbalik menghadap mondy, dapa raya lihat mondy tengah menatapnya sendu. Mata tajam yang sayu dengan bibir tersenyum tipis tengah menatap raya dalam.

Raya hanya diam di tatap sebegitu dalam pada mondy, debar jantungnya semakin menggila saat di tatap seperti itu oleh mondy, tangan mondy bergerak mengusap lembut pipinya dengan lembut. Dan raya seketika terpejam menerima sentuhan mondy.

Setelah mondy tak lagi menyentuh pipinya mata raya kembali terbuka, mondy tengah tersenyum manis pada nya.

Raya bangun dari tidurnya dan mengalungkan tangannya pada leher mondy dan memeluk kekasihnya erat erat, "Aku merindukan mu" gumam raya pelan.

Di renggangkannya pelukannya pada mondy di lihatnya wajah mondy, di usapnya pipi sang kekasih. Mondy terpejam rapat saat mendapat sentuhan di pipi dari raya.

Raya tersenyum saat melihat mondy terpejam karna sentuhannya. Raya mendekatkan wajahnya pada wajah mondy, menangkup ke dua pipi mondy dengan tangannya, tapi saat raya hendak mengecup bibir mondy, mondy menahannya mondy menolak kecupan raya.

Wanita Simpanan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang