Chapter 21

1K 122 15
                                    

"Kau gila! Orang botak suruhan mu menyeret ku dengan tidak berperasaan di club night tadi"

Emosi raya meluap luap, saat ia sudah sampai di seret dan di bawa ke hadapan andra. Pelaku yang menyuruh pria botak bebadan kekar yang memaksa dan menyeret raya dengan tak berperasaan.

Andra hanya tersenyum mengejek, tidak memperdulikan ocehan dan amarah raya yang meluap luap.

"Aku paling tidak suka melihat mu pergi ke club, lebih baik melihat wajah kusut khas bangun tidur mu. Dari pada harus melihat mu berpenampilan cantik tapi duduk bertender dengan memegang segelas whiskey" ketus andra, menatap tajam pada raya.

'Dari mana dia tau' pikir raya.

"Tidak perlu berfikir aku tau dari mana? Yang pasti, jangan datang ke tempat seperti itu lagi" ucap andra memperingati.

"Hey memangnya kau siapa? Menagtur hidup ku" Teriak raya, di depan andra yang duduk di kursi roda.

Andra diam mematung, lidah kelu untuk sekedar mengucap kata. Raya benar, andra bukan siapa siapa raya..

Tanpa memperdulikan pertanyaan raya, dengan segera andra masuk ke ruangan caffe miliknya meninggalkan raya dengan kebingungan.

Raya hanya diam mematung melihat punggung andra yang masuk ke dalam ruangannya, meninggalkan nya berdiri di tengah tengah suasana caffe yang sepi.

'Apa aku salah dalam berkata? Lagi pula dia tidak berhak mengatur hidupku, tapi tatapan matanya saat aku menanyakan itu seolah menunjukan bahwa ia kecewa' lirih raya dalam hati, raya sendiri pun bingung dengan sikap andra padanya.

Dengan segera raya beranjak untuk pergi dari caffe latte milik andra, malam sudah larut lebih baik ia pulang ke apartemen. Lagi pula, raya di tinggal andra begitu saja.. 'Dasar Kampret'.






"Dari mana kamu ray?"

Suara bariton yang selalu raya dengar dan raya kenali menggema di ruang tamu apartemen, raya membalikan badannya pada sosok pria yang ia cintai.

Dapat raya lihat, mondy tengah duduk santai di sofa ruang tamu apartemen dengan pakaian yang terlihat lebuh santai. Sangat tampan, dan mondy akan selalu tampan.

"Kau tuli?" Tanya mondy lagi, memecah lamunan raya.

"Iya aku tuli karna mu" ucap raya asal, dan dengan segera pergi ke dapur. Tiba tiba tenggorokan nya kering, dan raya haus.

Padahal raya berniat menghindari pertanyaan mondy.

"Apa yang ku perbuat sampai kau tuli?" Tanya mondy polos, saat mengikuti raya ke dapur mengambil air dalam kulkas, dan menuangkan di gelas kaca.

"Karna sering mengucapkan kata kata romantis, apa lagi kata maaf yang selalu membuat ku tersentuh" gombal raya. Tapi, sejak kapan ia pintar menggombal, mungkin efek whyskei masih mempengaruhinya.

Sedangkan mondy? Pria itu tertawa terbahak bahak mendengar kan gombalan raya yang menurutnya garing.

Mondy tau, raya mengalihkan pembicaraan dan tidak mau menjawab pertanyaannya.

Raya hanya cemberut menanggapi, sudah susah susah ia memikirkan gombalan itu. Tapi, mondy malah menertawakannya. 'Sial'

"Sudah kau boleh tertawa sepuas mu, aku lelah mengantuk ingin tidur. Jangan mengganggu ku" dengan segera raya beranjak pergi meninggalkan mondy yang masih menertawakannya.

Tapi saat melewati mondy, dengan cepat pria itu menahan pergelangan tangan raya dan menatap raya tajam.

"Kau dari club? Aku mencium bau whyskei" mondy menatap raya curiga, sembari mencondongkan wajahnya untuk mencium bau whyskei dari mulut raya.

Wanita Simpanan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang