5.Bicara Lebih

39 8 0
                                    

Udara sehabis hujan masih terasa di sekitar seantero sekolah.Geyna masih setia duduk di bangkunya ketika kelas sudah mulai ramai lagi oleh teman sekelasnya sehabis mengisi perut di kantin sekolah."Geynaaa..."

"Hmm ..mau laporan tentang Aris?langsung ke Sonya aja dia seksi keamanan!"Katanya malas dengan wajah yang di sembunyikan di kedua lipatan tangannya.

Sudah hampir 3 hari ini Geyna tak berurusan dengan Aris setelah kejadian sore itu,dan selama itu pula ia tak bertemu dengan lelaki yang selalu pembuat masalah itu."Ini emang tentang Aris,tapi masalahnya udah langsung di urus oleh Pak Dewanto."Geyna mulai menegakkan tubuhnya sesaat setelah Alana meneruskan ucapanya.

"Dia ketahuan ngerokok di belakang sekolah,dan parahnya lagi ketika udah ketahuan dia malah tetap asik ngerokok terang terangan bukannya lari!"

"Denger dari mana lo?"Tatapan tak percaya langsung Alana dapatkan dari mata gadis di depannya,Geyna tau kalo Aris suka merokok tapi selama ini ia tak pernah ketahuan oleh siapapun termasuk dirinya."Kabar ini udah rame banget di bincarain,abis itu si Aris langsung di seret ke kantor dan katanya karena dia terus terus nggak serius dia jadi di tampar sama pak Dewanto."

"Gue baru tau ternyata Aris suka ngerokok,dan lo tau? hukumannya nggak main main loh"Lanjut Alana."Apa?"

"Dia diskors selama dua hari plus nanti senin orang tuanya harus datang ke sekolah,parah kan?."Mungkin hukuman skorsing bagi Aris adalah hal yang lumrah,namun pemanggilan orang tua,Geyna rasa ini untuk pertama kalinya Aris dapatkan."Gue denger kemaren malam Aris abis berantem sama sekolah tetangga"

Mendengar itu Geyna segera berlari keluar kelas,Ia sama sekali tak menyaut ketika Alana meneriaki namanya berulang kali.Langkahnya terhenti di kantin dengan terburu buru ia mengambil 2 botol Air putih berukuran kecil kemudian berlari lagi setelah membayarnya.Lagi langkahnya terhenti di ruang berbau obat dan terakhir langkahnya terhenti di atap sekolah dengan napas masih memburu.

"Aris"Teriaknya pada lelaki yang sejak tadi belum menyadari kedatangannya,kemudian setelah dekat ia melemparkan obat obatan di tangannya ke perut Aris.Lelaki itu hanya tersenyum kemudian menggeser duduknya agar Geyna juga dapat duduk di sampingnya.

"Gue tau,lo nggak bisa nahan diri lama lama kan buat nggak ketemu gue?" Candanya,gadis di depannya malah mengeluarkan satu botol Air mineral yang sudah siap Aris terima,tapi Geyna malah meminumnya hingga tak menyisakan sedikitpun di dalamnya.

"Nih"Katanya menyerahkan sebotol Air mineral lainnya yang tadi ia masukka ke kantong jas sekolahnya.Aris tersenyum kemudian menerimanya dan meneguknya hingga setengahnya setelah itu menghabiskan air itu dengan membasuhkannya ke wajahnya sendiri.

"Kemarin malam lo berantem?"

"Gue tadi ditampar!"Adunya sambil menahan sakit.Geyna masih terus mengobati luka lembab yang memenuhi wajah lelaki yang hanya mampu meringis itu."Menurut lo,luka lembab ini adalah hasil dari tamparan pak Dewanto?"

Tawa Aris langsung terhenti ketika Geyna dengan sengaja menekan luka di sudut matanya."Gue lega,akhirnya lo mau ketemu lagi sama gue"

"Dan gue nggak mau ketemu lo lagi,kalo lo nggak jawab pertanyaan gue!"Aris diam seakan akan menunggu pertanyaan yang akan Geyna ajukan.

"Lo berantem?"

"Iya"

"Sama anak anak sekolahan Revan?"

"Iya"

"Kenapa?"Aris mengangkat bahunya,kemudian meringis sakit."Lo berantem sama Revan?"

"Iya"

"Kenapa?"Lagi,Aris hanya mengangkat bahu."Almera tau?"

"Nggak,tapi mungkin sekarang iya"Geyna menarik napas panjang untuk kejujuran Aris yang ia dapatkan."Dia tau lo ada disini?"

Aris&Geyna "Tanpa Alasan" (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang