18.Gue Jatuh cinta.

35 5 0
                                    

Pagi pagi sekali Geyna sudah memasuki kelasnya,ia tak melihat siapa siapa selain Almera yang kini sedang menatapnya."Hai.."

"Hai.."Balas Geyna kaku,setelah hampir beberapa hari ini ia tak berbicara dengan Almera akhirnya untuk pertama kalinya lagi Geyna tersenyum ke arah gadis dan rasanya kini canggung."Nyari apa Gey?"

"Flashdisk"Jawabnya singkat,kemudian lengan mungil Almera menghampirinya dan membantu mencari benda yang membuat Geyna datang pagi pagi sekali.

"Nih"

"Ahh,untung ketemu.Thanks"

Sejenak keadaan kelas menjadi sepi ketika Geyna dan Almera memutuskan untuk tidak bersuara.

"Gue boleh bicara sama lo Gey?"Geyna mengangguk.

"Ini tentang Aris"Geyna membungkam,menunggu kalimat selanjutnya yang akan di ucapkan gadis di sampingnya."Lo tau gue jatuh cinta sama dia?"Lanjut Almera dan Geyna hanya diam,ia bahkan tidak mengubah sedikitpun posisi duduknya.

"Tapi sayangnya Aris nggak punya perasaan yang sama."

"Lo tau kenapa?"Geyna menoleh menatap Almera,ia dapat melihat luka di mata gadis itu."Karena gue sama sekali nggak bisa ngerubah posisi cewek itu meski gue udah berusaha"

"Gue jatuh cinta sama Aris dalam waktu yang amat sangat singkat hanya karena sebuah obrolan kecil di waktu pertama bertemu.Sedangkan Aris jatuh cinta sama cewek yang bahkan tiap kali mereka bertemu hanya saling adu mulut."

"Lo tau kenapa?" Tanyanya

"Karena nyatanya jatuh cinta itu tanpa alasan Gey,gue nggak ngerti kenapa dia bisa jatuh cinta sama cewek yang bahkan nggak pernah nunjukin senyumnya buat dia.Tapi gue tau kalo bukan senyum cewek itu yang membuat Aris rela menjatuhkan hatinya sejatuh jatuhnya.Lo tau apa?"

Geyna masih enggan mengeluarkan pendapatnya."Yaitu sebuah pertemuan yang tiap detiknya di lewati oleh pertengkaran yang tanpa mereka sadari ada makna lebih pada setiap tutur kata yang saling di lemparkan satu sama lain itu,yaitu sebuah perhatian."

"Yang lebih gue nggak ngerti,bagaimana bisa Aris jatuh cinta sama cewek yang udah jelas jelas nggak memiliki perasaan yang sama kayak dia"

"Lo mau tau siapa cewek itu"Sejenak Almera menarik napasnya sebelum melanjutkan kalimat nya yang sedari tadi hanya di balas oleh kediaman Geyna."Cewek itu Lo Gey"

Geyna sama sekali tak kaget,ia terlihat biasa saja ketika dengan jelas Almera menunjuk dirinya.Sedari tadi ia sudah mengira gadis yang Almera bicarakan adalah dirinya."Bagaimana bisa gue nggak punya perasaan yang sama kayak Aris,Almera?"

Almera menghentikan langkahnya,ia tak sempat menoleh karena Geyna lebih dulu melanjutkan kalimatnya."Lo bisa jatuh cinta sama dia dalam waktu yang amat sangat singkat.Dan lo pikir gue nggak punya perasaan yang sama kayak Aris setelah hampir 3 tahun pertemuan gue sama dia di lewati dengan pertengkaran?"

"Lo nggak tau bagaimana perasaan gue ketika gue denger nama Aris dan lo bahkan nggak bisa menghitung berapa kecepatan detak jantung gue ketika gue ketemu dia walau hanya sebatas saling tatap tanpa berucap"Geyna sudah berdiri dia menatap Almera tajam.

"Bisa lo jelasin kenapa gue bisa jatuh cinta sama Aris?yang jelas jelas cowok nakal disini?"Almera sama sekali tak menjawab pertanyaan Geyna.

"Nggak kan?Karena gue jatuh cinta sama dia tanpa alasan Al,sehingga gue nggak punya satu alasan pun buat nggak jatuh cinta sama dia"ada penekanan pada setiap kata yang Geyna ucapkan,ia hanya ingin menunjukan bagaimana perasaanya yang sebenarnya.

"Gue tau Gey.Bahkan tanpa lo bilang pun gue tau."Almera menepuk pundak Geyna pelan."Gue cuma pengen denger penjelasan langsung dari lo Gey.Lo nggak bakal jujur kalo gue nggak di pancing dulu."Jujur Almera.

"Kalian cocok kok Gey,Aris emang nakal tapi seperti yang lo liat dia sangat sangat menghormati kaum wanita,gue akan merasa lebih baik kalo seandainya lo bisa sama dia."

"Al..."

"Semua akan baik baik aja Gey,lo tau?seandainya lo tadi nggak jujur mungkin gue bakal berusaha naklukin Aris lagi."Geyna tersenyum menanggapi lelucon gadis itu.

Seandainya Geyna tau dari awal kalau Almera bukan gadis yang menyebalkan,mungkin ia tak akan berpikir aneh aneh tentang gadis itu.

"Revan?"

Geyna menatap seluruh isi kafe,ia sama sekali tak menyangka akan bertemu dengan lelaki yang sudah membuat goresan goresan luka di hatinya.Sejak kejadian itu Geyna berdoa agar tidak di pertemukan lagi dengan lelaki yang sudah mengambil ciuman pertamanya itu.

"Gue mau minta maaf Gey"Tatapan Geyna sama sekali tak berubah sejak ia pertama kali duduk di depan lelaki itu.Malas dan Kesal di tambah sedikit rasa takut dan hatinya sedikit tak nyaman dengan tatapan banyak orang di dalam kafe."Gey,gue sumpah minta maaf"

Dalam hati Geyna meruruki Revan,kemana saja 1 minggu yang lalu?kenapa baru minta maaf sekarang?kenapa harus Sonya yang minta maaf padanya dan hal hal buruk lainnya."Gue udah di kendaliin emosi waktu itu"Geyna hanya diam.

"Gue minta maaf Gey"Revan menundukkan kepalanya,ia sama sekali tak berani melihat Geyna.

"Gue udah maafin lo"Ketus Geyna.Jujur dari dalam hatinya ia memang sudah memaafkan Revan,hanya saja ia tak akan mudah lagi percaya pada laki laki semacam Revan.

"Lo nggak denger Geyna udah maafin lo?Pintu keluar juga masih kebuka tuh"

Suara seseorang membuat keduanya menoleh,melihat Aris membuat Geyna mengingat pembicaraannya dengan Almera siang tadi."Gue mau jalan sama Geyna udah nggak usah lama lama bicara sama dianya"

"Gue juga mau minta maaf sama lo Ris atas apapun itu"

"Iya"

"Jaga Sonya baik baik,dia cewek baik baik"Pesan Geyna sebelum Revan melangkah pergi."Iyah,thanks Gey.Thanks Ris"

"Kenapa bisa ketemu Revan?"

"Ya bisa lah ini kan tempat umum"

"Lain kali kalo ketemu Revan bilang sama gue"

"Ya kali gue harus teriak teriak manggil lo"

"Buat apa ada hp kalo nggak digunain?"Aris mengangkat ponsel Geyna,kemudian menyimpannya kembali.

"Iya."

Aris&Geyna "Tanpa Alasan" (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang