9.Cemburu tanda cinta

40 8 0
                                    

Aris sudah kembali ke sekolah setelah menjalani masa hukumannya plus masa pemulihan nya pasca sakit."Gey,gue liat Aris udah sekolah lagi"

"Bagus dong"Katanya seolah tak peduli."lo kenapa?"

"Nggak papa,emang gue kenapa?"Kesalnya sambil kembali menatap buku novel yang baru saja kemarin Ia beli."Kok lo tiba tiba kesel."

"Apaan sih,biasa aja perasaan"

"Sejak bahas Aris tadi lo jadi kesel gini,kenapa sih?"

Geyna tetap membantah ucapan Alana walaupun ia sadar ia tiba tiba merasa emosi ketika mendengar nama Aris,sejak empat hari yang lalu ia merasa makin benci pada sosok si pembuat onar itu.Kejadian selepas pulang sekolah itu seolah olah terus hinggap di kepalanya,tapi jika memang kejadian empat hari yang lalu itu penyebabnya kenapa ia harus merasa sakit dan marah?.

Aris bahkan bukan orang yang akrab dengannya,bukan pula orang yang Ia kagumi tapi kenapa Geyna merasa Aris lah yang menjadi alasan jantungnya selalu berdetak tak karuan ketika berhadapan dengannya.

"Gey.."

"Gue nggak mau bahas Aris"Katanya memotong ucapan Alana cepat.

"Siapa juga yang mau ngomongin dia,ini tentang Pritta!"

"Kenapa sama Pritta?"Geyna mulai menutup bukunya,kemudian memiringkan duduknya agar berhadapan dengan Alana."Dia kayaknya udah tau tentang masa lalu gue sama Rion"

"Bagus dong,itu berarti lo nggak perlu repot repot ngasih tau dia"
Alana mengangguk setuju dengan Geyna."Mereka berdua makin lengket kelihatannya"

"Kenapa?cemburu?"

"Siapa bilang?!"Bantahnya cepat."Gue,kan gue yang barusan ngomong"

"Bodo ah,Noh Aris"Alana menunjuk kedatangan Aris dengan dagunya.Sementara Geyna menatapnya gugup,apa mungkin ia cemburu?tiba tiba pertanyaan itu terlintas di benaknya.

"Selamat pagi menjelang siang wahai bunga bunga matahari." Sapa Aris sambil duduk tepat di atas meja.

"Maksud lo,jidat gue kayak bunga matahari?"Alana yang tadinya sudah senang jadi ikut berpikir tentang jidatnya sambil memegang jidatnya."hehehe...mirip sih"Aris hanya cengengesan.

"Ngapain lo kesini?"

"Gue mau minta hukuman."Untuk pertama kalinya Geyna menemukan ada orang yang minta hukumannya sendiri.

"Emang lo buat masalah apa lagi?"

"Masalah yang lebih besar dari biasanya"Wajah Aris tiba tiba berubah serius,duduknya pun ia tegakkan dan menghadap langsung ke arah Geyna dan Alana yang ikutan bingung.

"Apa?"

"Perbuatan yang seharusnya nggak di lakuin sama anak SMA kek gue"

"Jangan muter muter deh Ris langsung ke intinya aja!"

"Siapa juga yang lagi muter muter,perasaan gue disini aja"

"Maksud gue omongan lo jangan ngaler ngidul nggak jelas!"Geyna menatap Aris kesal."Iyah iyah nggak sabaran banget sih!Orang sabar itu di sayang Aris tau"

"Disayang Tuhan Ris Tuhan"Alana membenarkan ucapan Aris yang malah tertawa,sedangkan Geyna malah semakin geram oleh sikap Aris."Aris,kalo omongan lo nggak penting silahkan keluar dari kelas gue"

"Iyah deh iyah,Gue mau lo kasih hukuman ke gue,baik sebagai ketua osis maupun Geyna tetangga gue!"

"Iya karena apa?"

"Karena kejadian tidak senonoh yang terjadi 4 hari yang lalu.Gue merasa di rugikan dan gue denger ada seseorang yang cemburu akibat kejadian yang nggak gue sangka itu"

Berbanding berbalik dengan Alana yang masih bingung,pipi Geyna justru sudah merah.Bukan Geyna geer hanya saja ia sepertinya tau siapa yang di maksud Aris.

"Tapi biarin gue kasih penjelasan terlebih dahulu,sumpah gue bener bener nggak tau kalo Almera bakal nyium gue kayak gitu,serius"

"Almera nyium lo?"

"Tapi lo seneng kan?"Geyna menatapnya tajam sebelum beralih pada beberapa siswa siswi yang baru saja masuk.

"Iyah sih awalnya,tapi akhirnya gue merasa di rugikan,sebab kejadian itu membuat seseorang marah"

"Siapa?"

"Lo dan Geyna pasti tau siapa orang itu!"Alana menatap bingung ke arah Aris,otaknya berusaha menebak siapakah seseorang yang Aris ucapkan tadi.Geyna hanya berdehem kemudian melanjutkan kalimatnya.

"Sorry gue nggak bisa kasih hukuman."

"Kenapa?"

"Karena itu terjadi bukan di lingkungan sekolah bukan pula saat jam sekolah,jadi silahkan pergi."

"Lo beneran marah Gey?"pertanyaan Ari membuat Alana menatap Geyna."Kenapa gue harus marah?"

"Karena lo cemburu."

"Gue nggak marah apalagi cemburu"

"Jadi ini sebabnya lo kesel tadi pas gue bahas Aris"

"Ala"Geyna melirik tajam ke arah perempuan di sampingnya yang berbicara polos,kemudian kembali lagi menatap Aris yang kini sudah duduk dengan menarik kursi lain.

"Kalo cemburu bilang aja!"

"Gue bilang gue nggak cemburu"

"Cemburu tanda cinta,marah..."Kemudian Alunan salah satu bait membuat Aris,Geyna dan Alana menjadi pusat perhatian.Aris yang menyanyikan lagu itu sama sekali tak ingin ambil pusing.

"Kalo seandainya iya gue cemburu,lo mau apa?"

"Bilang sama gue,gue harus kakuin apa biar lo nggak cemburu lagi?"Aris malah balik bertanya.

"Gue minta lo jauhin Almera"kata Geyna dalam hati.

Tapi,ia sama sekali tak punya niat untuk merusak hubungan Aris dan Almera."Gue nggak tau!"Bersamaan dengan ucapan Geyna bel masuk berbunyi kemudian satu senyuman simpul di wajah Aris membawa langkah lelaki itu keluar dari pintu.

"Cemburu tanda cinta..hoooo"

"Cowok syaraf"Umpat Geyna kemudian kembali ke tempat duduknya.Hari ini Geyna tak melihat Almera,entahlah kemana perginya gadis cantik yang sempurna itu.
.
.
.
.

Aris&Geyna "Tanpa Alasan" (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang