4.Sebatas tak Suka

67 8 0
                                    

"Geyna..."Geyna menoleh pada seseorang yang dari kejauhan sudah melambai lambaikan tangannya,suara motor yang di kendarai seseorang itu dalam sekejap sudah berhenti di depan Geyna yang menatap nya dalam diam."Heii..apa kabar?"

Sekedar basa basi untuk menyapa,Revan terlihat membuka helm nya kemudian tersenyum hangat yang refleks Geyna balas tersenyum hingga menampilkan kedua lesung pipinya."Apa kabar?dari tadi diem aja."tangan Revan kemudian menarik lengan Geyna yang tertutupi jas abu almamater sekolahnya untuk sekedar bersalaman.

"Eh.."

"Bukan eh jawabannya,masa di tanya kabar jawabnya eh."Koreksi Revan."Eh ..Gue baik kok"katanya kemudian menarik tangannya yang masih di genggam Revan.

"Syukur deh kalo gitu,yuk jalan gue anterin pulang sampe selamat."Ucapnya langsung memasang helm kembali.

"Ehh..nggak perlu,gue bisa naik.."

"Nggak papa naik aja yuk."Geyna menolah pada suara motor di belakang nya,Aris terlihat menatap tajam ke arah Revan kemudian beralih menatap Geyna yang juga tengah menatapnya.

"Geyna pulang sama gue"Almera terlihat kaget mendengar penuturan Aris yang sedang memboncengnya."Lo nggak salah?mau duduk dimana Geyna nanti?"

Geyna menoleh pada Revan yang berdecih,ia setuju dengan Revan bagaimana bisa Aris bicara seperti itu sedangkan tempat yang dulu sering Geyna duduki sedang di ambil alih oleh gadis yang rambutnya sengaja diurai itu.

"Gey tunggu disini dulu,setelah nganter Almera nanti gue balik lagi"

"Maksud lo?Geyna di suruh nunggu gitu?"Lagi Revan terdengar mengejek,kepalanya menggeleng geleng seakan akan tak habis pikir,tatapan Aris kali ini tak lepas dari lelaki yang sedang duduk santai di atas motornya itu,matanya nyalang akan emosi.

"Gue bicara sama Geyna"

"Gue nggak mau!"

"Gey.."

"Gue bilang nggak mau!"Tegas Geyna kemudian duduk di atas motor Revan yang sudah siap melaju.Mata Aris tak pernah lepas dari Revan yang sebelum pergi tersenyum lebar atas kemenangan.

"Ris kita mau disini sampe kapan disini?"Aris menoleh sebentar kemudian menarik napas panjang untuk menenangkan hati dan pikiran nya."maaf"katanya kemudian langsung melaju meninggalkan sekolah yang belum sepi.
.
.
.
Alana hampir saja berbalik arah sebelum suara keras milik seseorang yang ia hindari itu memanggil namanya,untuk kesekian kali sebelum berbalik Alana terus menarik napas untuk menghilangkan gugup.

"Kak Ala dipanggil kok nggak nyaut sih?"

Alana hanya mampu tersenyum menanggapi gadis yang sedang berdiri berdua dengan lelaki yang dulu sampai sekarang masih singgah di hatinya,lelaki yang pernah Alana terima cintanya,lelaki yang membuatnya sering mengunjungi taman sendirian dan lelaki yang tanpa alasan memutuskan kisah kasih dengannya.Entahlah tapi Alana masih belum mampu melupakan setiap kenangan yang masih terselip di memory otaknya.

"Mau pulang yah?nggak sama kak Gey?"

"Nggak Geyna udah duluan tadi,gue duluan juga yah!"Katanya sambil hendak melangkah tapi tangan Pritta lebih dulu menggapainya."Tunggu dulu kak"

"Kak Ala sana kak Rion kok gue liat nggak pernah saling nyapa sih?"

"Hah?" / "Eh" refleks keduanya saling menoleh setelah mengucap kan satu kata berbarengan,Pritta terlihat bingung menatap kedua orang yang berbeda kelas itu."cieee barengan"

"Apa sih Pritt"Rion buru buru menyaut sebelum candaan Pritta makin menjadi."Jangan jangan bener kali yah dulu kalian..."

"Prit udah sore nih gue balik yah"Kata Alana kemudian langsung berlari sebelum Pritta menahannya lagi,Rion hanya menatap kepergian Alana dalam diam kemudian,mengajak gadis yang berbeda satu tingkatan dengannya itu untuk pergi.

Diam-diam Rion berharap dapat berbicara lebih lama lagi dengan Alana,gadis yang kini sudah hilang dalam pandangannya.Ada Rindu yang terbesit di hatinya. Jika di bolehka,ingin rasanya pergi menghabiskan waktu lagi dengan gadis yang dulu nya selalu datang menemani sepinya,hanya saja nyatanya ia tak punya alasan untuk mempertahankan hubungannya dengan gadis yang hingga saat ini masih sangat membekas di hatinya.

.

.

Persis seperti ucapan Revan tadi,ia membawa pulang Geyna dengan selamat walau sedikit ngaret dari waktu yang seharusnya menunjukan Geyna sudah ada di rumah."Makasih"

"Iyah,makasih kembali"

"Nggak mau mampir dulu?"Revan terlihat menggeleng kecil sebelum ia memakai Helm yang sempat di buka tadi."Nggak nanti kesorean lagi,lain kali aja deh,duluan yah"

"Hati-hati"Teriak Geyna beradu dengan suara motor yang sudah sedikit jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

"Seharusnya tadi lo pulang sama gue aja"Suara Aris tiba tiba terdengar di belakang punggung Geyna."Ngagetin Aja!"

"Berapa kali sih gue harus bilang Gey,jangan deket deket sama si Revan."Geyna menarik napas malas sebelum membalas ucapan Aris."Kasih gue alasan kenapa lo bilang gitu!"

"Gue nggak suka sama dia!"

"Terus maksud lo,setiap orang yang deket sama gue harus berdasarkan lo suka atau nggak nya sama orang itu?"

"Nggak gitu Gey,cuman Revan itu cowok nggak baik"

"Dari mana lo tau kalo dia cowok yang nggak baik?"

"Lo nggak tau banyak tentang dia Gey.."

"Terus menurut lo,Almera yang belum lo tau banyak itu juga baik buat lo?".Aris mengusap wajahnya kasar membalas tatapan tajam mata Geyna."kenapa jadi bawa bawa Almera sih?"

"Gey dengerin gue,lo harus jauhin dia,karena dia bukan cowok baik"lanjutnya.

"Nggak baik dari mananya?"Suara Geyna terdengar meninggi bersamaan pula dengan tatapannya yang kian menusuk.

"Baik nggak baik dia buat gue,apa urusan lo?"

"Gue nggak suka lo deket deket sama dia"Geyna cukup terkejut.

"Oke. Gue juga suka sama Almera,bisa lo jauhin dia?"Aris terdiam,ia tak membalas ucapan Geyna.

"Nggak kan?"Tanya Geyna kemudian pergi sebelum urusannya bertambah panjang jadi melebar ke mana mana.

Aris&Geyna "Tanpa Alasan" (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang