Sorry buat Typonya..happy reading.
____________________________________Wajah Geyna terlihat gusar,sudah tiga hari hatinya merasa tak enak dan selama itu pula Geyna tak mendapat kabar dari Revan.Geyna memang belum secara resmi menerima Revan sebagai kekasihnya,tapi akhir akhir ini Revan dan Geyna sering menghabiskan waktu bersama baik secara langsung maupun hanya sebatas hubungan lewat sosmed.
"Kenapa?"Alana menatap heran ke arah Geyna yang sedari tadi mendengus keras.
Hari itu kelas mereka sedang Free,jadi aman aman saja untuk berlalu larang di sekitar koridor atas yang terlihat sepi."Revan masih belum hubungin lo?"Geyna diam tak menjawab pertanyaan Alana.
"Astaga,seriusan lo?"
"Gue jadi khawatir sama omongan lo tadi deh."Katanya menatap sendu mata Alana."Maksud lo yang bakal ada tawuran itu?"
"Gue hubungin duluan aja kali yah?"
"Ya udah sana"
"Gue ke toilet dulu"Setelah kepergian Geyna barusan,tiba tiba langkah Alana terhenti oleh genggaman tangan seseorang,Pritta.Gadis itu menarik lengan Alana ke arah perpustakaan.
"Gue boleh ngobrol bentar nggak kak?"Pritta menatap Alana sejenak setelah ia berhasil menarik tangan kakak kelasnya itu."Ngomong aja lo kan narik gue juga tanpa permisi"Sindir Alana yang kemudian mendapat senyuman tanpa rasa bersalah dari Pritta.
"Sorry deh,di dalem yuk kak"Ajaknya setelah ia membuka pintu perpustakaan.Hawa dingin langsung terasa ketika kaki tanpa sepatu dari keduanya berhasil memasuki perpustakaan yang sepi dan bersih.
"Kenapa Pritt,apa ada masalah?"
Pritta masih diam sambil sesekali memperhatikan lapangan basket yang langsung terpampang di depan jendela besar perpustakaan.
Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya mengeluarkan satu kalimat."Ini tentang kak Rion,lo sama gue"
"Kak,apa gue yang ngerusak hubungan lo sama kak Rion?"Lanjutnya. Alana menatap wajah manis Pritta di sampingnya."Kenapa lo mikir kayak gitu?"
"Gue murid baru,sebelum gue datang lo pernah ada hubungan kan sama kak Rion?tapi setelah kedatangan gue hubungan lo sama kak Rion renggang,apa gue salah pemikiran?"
Alana tersenyum sendu."Semua udah berakhir bahkan sebelum lo datang ke sekolah ini"
"Kenapa?"
"Tanpa alasan Prit"
"Kak Rion cowok yang baik,pasti dia punya alasan kenapa mutusin lo kak."Alana mengalihkan pandangannya yang mengabur oleh air mata.Ia lelah menyembunyikan semuanya,ia lelah memendam semuanya sendiri.Tapi,ia juga belum siap kalo luka lama yang belum kering itu harus tiba tiba di buka kembali.
"Gue sependapat sama lo,tapi kalo alasan Rion putus dengan gue karena dia nggak buat gue bahagia,apa itu masuk akal?"
Pritta diam sejenak menyaksikan bagaimana air mata mengalir di pipi Alana.
"Satu tahun bukan waktu yang singkat Prit,segala macam rintangan gue lahap bareng bareng sama dia.Tapi kemudian dia akhiri semuanya dalam satu hari,yang gue nggak ngerti,ketika itu gue sama dia nggak punya masalah apapun,kita baik baik aja tapi tiba-tiba dia minta mengakhiri semuanya dengan alasan yang menurut gue nggak logis.Seandainya gue baru 2 bulan pacaran sama dia mungkin gue terima alasan itu,tapi hubungan gue berjalan selama 1 tahun Prit,1 tahun."
Alana mengatur napasnya sejenak sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya."Jujur gue lelah nyimpen ini sendirian.Nyembunyiin ini dari lo,mungkin ini saat nya lo tau Prit.Sorry tapi gue nggak bisa move on dari dia hanya dengan waktu 3 bulan".
"Gue ngerti kak,seandainya gue jadi lo,mungkin gue nggak bisa setegar lo."
"Sayangnya sekarang gue kayak terkesan cengeng,gue harap hubungan lo sama dia nggak akan berakhir sama dengan gue."
"Gue justru berharap lo sama kak Rion balik lagi"Alana mengelap air matanya dengan jari miliknya kemudian menatap kaget ke arah Pritta."Maksud lo?"
"Jujur Gue nggak pernah ngerasa kak Rion bener bener punya perasaan sama gue,yang gue tau dan yang gue tangkap dia masih cinta sama seseorang di masa lalunya,dan gue yakin itu lo kak"
"Pritta..."
"Hubungan gue sama kak Rion nggak lebih hanya sebatas adik dan kakak kelas,selebihnya hanya bonus yang kak Rion berikan sama gue.Tapi gue nggak bisa terus kayak gini kak,gue juga punya hati yang selalu meminta pertanggung jawaban."Pritta diam sejenak,mengambil napas kemudian melanjutkan untaian kalimatnya.
"Gue jatuh cinta sama kak Rion,tapi buat apa kalo seandainya gue cuman dijadiin pelampiasan doang?." Alana melihat banyak luka di mata gadis yang hanya beda satu tingkatan dengannya itu.
"Gue pernah berharap kak Rion jadi milik gue seutuhnya,tapi sekali lagi gue berpikir buat apa kalo seandainya perasaan yang sama nggak bisa tumbuh juga di hati kak Rion."
"Gue..."
"Jadi,gue berharap lo sama kak Rion bisa kembali lagi,lo harus cari tau kak apa alasan kak Rion sebenarnya."Pritta tersenyum memegang telapak tangan milik Alana yang dingin.
"Gimana sama lo?"
"Gue percaya gue bakal dapet seseorang yang jauh lebih baik dari kak Rion."Katanya penuh dengan ketulusan.Alana tak menyangka gadis baru yang kini menghadap ke arahnya ini mempunyai berjuta juta kelapangan dada dan ketulusan hati.
Seseorang yang baru saja membuka pintu menjadi pusat perhatian dari keduanya.Rion datang tepat sesuai permintaan Pritta."Pritt.."
"Gue udah rencanain semuanya,gue harap semua rencana gue berjalan lancar."Jelasnya kemudian berdiri menghadap Rion.
"Kak,gue tau perasaan sama hati lo cuman buat kak Ala,gue tau semuanya.Lo cuman jadiin gue pelampiasan walaupun gue juga tau lo nggak pernah bermaksud seperti itu.Tapi kak gue juga punya hati dan sebelum hati gue jatuh sejatuh jatuhnya sama lo gue mau akhiri semuanya.Lo nggak perlu minta maaf karena gue pasti bakal maafin lo asal lo perbaiki hubungan lo sama kak Ala.Sekarang waktunya lo jujur sama perasaan lo sendiri,jelasin sejelas jelas nya alasan lo putus dengan kak Ala dulu.Gue cabut."Akhirnya sambil mengambil langkah cepat keluar ruangan,ada sebuah ketidak relaan di hatinya yang berusaha ia tepis berulang ulang.
"La,gue minta maaf."
"Seandainya kata maaf itu bisa nyelesain semuanya yon"Alana membuang mukanya enggan menatap wajah yang sudah lama ia rindukan.
"Gue nggak pernah ada niatan buat ngelepasin lo.Tapi..."
"Bokap gue bilang apa sama lo?"Tebak Alana langsung tepat sasaran."Gue harus jauhin lo demi orang tua gue!"
"Gue udah tebak.Kenapa lo nggak bilang?"
"Gue nggak mau lo tau La,udah cukup gue kasih beban gue sama lo"
"Tapi hubungan itu setiap masalah yang datang harus di hadapi sama sama Yon,kalo kayak gini percuma dong kita punya hubungan!"Gertak Alana.
"Bukan gitu maksud gue La.."Alana melepaskan kedua lengan lelaki pengecut di depannya.
"Gue pergi."
Langkah Alana terhenti oleh genggaman tangan Rion."Gue emang pengecut La,Tapi biarin gue buat nggak lepas lo untuk kedua kalinya"Alana mengurungkan niatnya untuk pergi,ia malah berbalik menatap punggung tangan milik lelaki di depannya yang sedang menunduk.
"Kalo gitu jangan lepasin gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aris&Geyna "Tanpa Alasan" (TAMAT)
Ficção AdolescenteCover by :Canva "Gey,coba aja lo nggak galak gue pasti jatuh hati dah sama lo." "Gue galak juga milih milih,sorry yah." ~GEYNA . "Lo kenapa sih suka banget berantem?" "Nggak ada yang suka berantem Gey,cuman di waktu tertentu kita di tuntut buat bera...