15.Gue nggak peduli.

32 8 0
                                    

Aris menggenggam lengan mungil Geyna,kemudian menarik napas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk melangkah.Geyna hanya diam enggan bertanya,sebenarnya Aris tidak di tahan tapi hanya di beri pelajaran saja agar tidak mengulangi perbuatannya.

Sudah ada Revan disana dengan seseorang di depannya.Genggaman Geyna mengerat seakan akan ia akan terjatuh,Aris menolehnya khawatir dan Geyna menatapnya dengan senyumnya seakan akan memberitahu bahwa dia baik baik saja asalkan bersama Aris.

"Aris sudah datang..."Seseorang di belakang punggung lelaki yang sudah paruh baya itu mendekat memberi tahu kedatangan Aris yang langsung mendapat tatapan bingung baik dari Revan maupun lelaki di depannya.

"Itu pak Riansyah?"Bisik Geyna pelan sekali,Aris mengangguk menjawab pertanyaan gadis di sampingnya.

"Sudah lama tidak bertemu,Papah ingin tahu bagaimana kabarmu?"Tatapan bingung itu langsung berubah ketika Aris dan Geyna sudah sama sama duduk di depan lelaki itu.

Sebelumnya Geyna menoleh pada Aris ketika seseorang bernama Riansyah itu memanggil dirinya dengan sebutan papah,kemudian Geyna melirik Revan yang menunduk,mungkin kah dia malu?."Seperti yang anda lihat saat ini"Jawab Aris dengan wajah datar.

"Kamu sudah besar sekarang,tapi siapakah dia?"Tatapan Riansyah beralih pada Geyna,genggaman Aris masih belum terlepas bahkan semakin mengerat.

"Dia tidak ada urusannya dengan anda,jelaskan apa kepentingan anda"Jawab Aris mendahului Geyna,bagi Geyna ucapan Aris terkesan sangat begitu formal terhadap papahnya sendiri.

"Aris,apakah kamu tidak dapat memaafkan papah?"

"Saya sudah memaafkan anda namun saya tidak bisa menerima anda."Revan berdecih.

"So jual mahal"Sindir Revan.

"Lebih baik jual mahal dari pada jadi murahan"

"Maksud lo apa?"Suara Revan meninggi hampir membuat semua orang yang ada di dalam kantor polisi menatap kearah mereka.Geyna mengusap lengan Aris lembut memberinya ketenangan agar tidak terpancing emosi.

"Hentikan Aris,Revan.Sampai kapan kalian akan seperti ini?Papah capek melihat kalian terus ribut seperti ini!"

Lagi Geyna di buat tak percaya dengan kalimat Riansyah,Apa Aris dan Revan bersaudara?.

"Kenapa anda tanya pada saya?bukankah ini salah anda sendiri?"

"Papah tau,setiap manusia pasti punya kesalahan dan itu wajar"

"Wajar bagi anda?apakah wajar anda meninggalkan istri anda dan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri?hingga mempunyai anak?"Sindir Aris keras.Rahangnya mulai mengeras,Aris berusaha mengontrol emosinya dengan memikirkan keberadaan Geyna di sampingnya.

"Aris itu masa lalu!"

"Tapi itu berdampak pada saya dan hati ibu saya."Geyna menoleh menatap Aris di sampingnya,ia tak pernah tau bahwa kehidupan Aris tak sesempurna kelihatannya.Tatapannya juga beralih pada Revan yang berulang kali berdecih.

"Oke papah minta maaf Aris,papah juga minta maaf Revan.Ini memang kesalahan papah,tapi bantu papah untuk memperbaiki kesalahan papah"

Geyna jadi ingat sesuatu mengenai perkataan Revan kala itu,kala ia pertama kali kecan dengan Revan.Apa yang di maksud Revan perempuan penggoda dan anak lelakinya yang berada di sekeliling Geyna itu Aris?Tapi mendengar ucapan Aris barusan,apakah Revan membalikkan Fakta agar Geyna membenci Aris?

"Setelah apa yang anda perbuat,anda kemudian meminta bantuan pada saya?saya rasa anda tidak tahu malu"

"Aris,Lo udah keterlaluan.Lo pikir disini yang menderita lo doang?Gue juga menderita Ris bahkan sampai saat ini gue nggak bisa ketemu sama nyokap gue"Revan lagi lagi berteriak membuat suasana semakin tegang.

"Itu bukan salah nyokap gue,nyokap gue nggak pernah nyuruh dia pergi setelah semua perselingkuhannya terbongkar."

"Aris Revan hentikan!cukup!papah lelah,papah akan bebaskan kalian,Revan duduk"Revan menurut namun tatapnnya masih menajam.

Setelah menunggu beberapa saat,akhirnya baik Aris maupun Revan di bebaskan.Keduanya langsung pergi meninggalkan tempat tahanan itu,Revan masih dengan semua rasa kesalnya sementara Aris dengan Geynanya.

"Lo akhirnya bebas"

"Makasih"Ucap Aris tulus."Buat?"

"Udah nemenin gue tadi"

"Makasih kembali"

"Buat?"

"Udah nyelamatin gue kemarin malam"

"Nah itu yang gue tunggu tunggu dari tadi"Balas Aris yang langsung membuat kening Geyna berkerut."Gue kira lo nggak tau terimakasih"

"Enak aja,nanti gue Traktir lo deh"

"Nggak usah"

"Ya udah"

"Nggak usah nanti-nanti sekarang aja,ada kafe dekat sini"Geyna mengangguk setuju kemudian berjalan beriringan dengan Aris menuju tempat yang Aris maksud tadi.

Kafe pinggir jalan yang di maksud Aris bukan kafe sesungguhnya,melainkan warung bakso yang siang siang gini sudah ramai pengunjung."Ini mah bukan kafe namanya"Celetuk Geyna pelan di depan wajah Aris.

"Gue nggak bawa motor,lo juga nggak bawa mobil,jadi cuman ini pilihan terbaik,lo nggak suka?"

"Gue mah sih ayo aja"Kalimat Geyna membuat senyum Aris terukir,beberapa pelanggan berbisik bisik sejak kedatangan Aris tadi bahkan ada juga yang secara terang terangan memperlihatkan rasa sukanya pada Aris.

Aris emang tampan sih.Tapi bad boy."Gue risi"

"Kenapa?"

"Banyak yang liatin lo"

"Kan gue yang diliatin"

"Ya tapi kan secara nggak langsung mereka juga liatin gue"Obrolan mereka terkesan seperti bisik bisikan.

Geyna menikmati baksonya tanpa suara setelah obrolan tadi,sementara Aris menikmati baksonya sambil memandangi wajah Geyna dengan bebas."Jadi lo sama Revan saudara?"

Aris sempat terdiam sebelum menjawab pertanyaan Geyna,kemudian ia mengangguk."Terus apa maksud ucapan lo waktu itu,lo bilang lo kenal dia bahkan sebelum hubungan lo sama dia jadi kayak gini"

"Gue sama Revan awalnya temenan,tapi setelah tau kita satu bapak dan cerita yang sebenarnya,ya lo liat sendiri gue sama dia gimana"Geyna mengangguk kemudian menarik napasnya.

"Revan kayaknya pernah ceritain lo"Geyna memberi jeda sebelum melanjutkan kalimatnya."Gue nggak tau kalo yang dia maksud itu lo"

"Dia cerita apa?"

"Ngebalikin fakta cerita yang sebenarnya"

"Lo percaya sama dia?"

"Awalnya iya,tapi kan gue udah bilang gue percayanya sama lo"

"Kenapa lo percaya sama gue?bisa aja gue yang ngebalikin fakta itu"

"Gue nggak peduli,gue akan tetep percaya sama lo,seandainya Revan bener sekalipun gue nggak peduli"Aris tersenyum menatap Geyna yang terasa begitu dekat dengannya sekarang.

"Lo bener"

"Hah?Maksudnya?"

"Iya lo bener,sesuai dengan ucapan lo waktu itu.Lo emang manis kalo lagi senyum"Geyna merasa ada yang tidak beres pada detakan jantungnya,senyum Geyna juga malah semakin merekah.

"Dan ucapan lo nggak sesuai kayak waktu itu,katanya lo bakal nolak kalo gue ajak jalan sekalipun gue traktir"Balas Geyna.

"Gue bohong dan gue akui gue seneng jalan sama lo apalagi di traktir.Omongan lo juga nggak sesuai,katanya lo nggak bakal mau jalan apalagi ngetraktir gue"Sindir Aris.

"Gue juga bohong."

"Nah gitu dong,senyum itu nggak usah milih milih"

"Soal itu gue juga bohong,abisnya gue kesel sama lo,lo itu ngerepotin tau nggak tiap hari buat masalah!"

"Kalo gue nggak buat masalah gue nggak bakal ketemu lo"

"Alah gombal"Geyna kemudian menarik rambut Aris keras hingga si empunya mengaduh, rasanya bicara lebih dengan Aris membuat jantungnya kian berdetak kencang entah di mulai sejak kapan.

Aris&Geyna "Tanpa Alasan" (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang