Siang itu setelah Revan berhasil di hubungi Geyna kembali ke kelas,kemudian hal yang pertama yang ia temui itu adalah Alana dengan mata sembabnya.Geyna tersenyum menatap gadis yang kini juga menatapnya.
"Apa move on lo gagal lagi?"
"Gue udah berusaha yang terbaik."Balas Alana dengan suara khas seperti orang yang sudah nangis."Nggak ada usaha yang sia sia La.Pritta bener cewek kayak lo harus di perjuangin."
"Dia cerita semuanya?"Geyna mengangguk kemudian memeluk sahabatnya itu.Sudah sejak lama Geyna tau bahwa Rion dan Alana memang masih saling mencintai."cup...cup..udah dong jangan nangis lagi,malu kalii inget umur."Alana menjambak rambut Geyna pelan sebelum melepas pelukan dengan senyumannya dan tawa Geyna.
Bel pulang sekali lagi kembali berbunyi menandakan akhir dari pelajaran,Geyna berjalan melewati kelas Aris atau sekarang melewati manusia yang sudah lama tak ia temui.
Ada yang aneh dari biasanya,lelaki yang akhir akhir ini jarang buat masalah itu hanya melewatinya tanpa menyapa."Kenapa gue ambil pusing sih??"Katanya pada diri sendiri.
Geyna menoleh ke arah kanan dan kirinya di depan gerbang sebelum akhirnya tersenyum ketika melihat Revan dengan motornya sedang menuju ke arahnya."Hei,mau jalan sekarang?"
"Boleh,tapi Aku lapar,makan dulu yuk."Ajak Geyna dengan penggunaan Aku-Kamu yang masih terdengar aneh walau sudah tak asing lagi.Jalanan seperti biasa padat oleh beberapa kendaraan,tapi Revan sama sekali tak kesulitan untuk membelah jalanan sore itu.
Sekitar 45 menit kemudian keduanya berhenti di salah satu kafe yang sempat Geyna tunjuk."Aku mau bawa kamu ke suatu tempat abis ini."
"Kemana?"
"Kejutan dong"Kata Revan yang langsung membuat Geyna refleks menampilkan lesung pipinya.
Langkah Geyna berhasil menyamai Revan,malam itu sesuai ucapan Revan di kafe tadi Revan memang benar benar mengajak Geyna ke sebuah tempat tapi bukan tempat yang Geyna harapkan bahkan tempat itu jauh dari bayangannya.
"Ayo masuk..."Ajak Revan.
"Ngapain kita pergi ke sini?"Tanya Geyna sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam."Kamu harus tau siapa aku"Jawab Revan santai kemudian tangan Geyna di tarik paksa oleh lelaki yang juga masih berpakaian lengkap anak sekolah.
Bau alkohol dan rokok langsung memenuhi indra penciuman Geyna ketika langkahnya berhasil masuk ke dalam.Geyna masih terus mengikuti langkah Revan hingga berhenti di salah satu meja yang sebelumnya sudah di isi oleh sekitar 2 orang laki laki dan 1 orang perempuan.
Geyna menatap hampir ke seluruh sudut ruangan yang di penuhi orang orang,ia bahkan tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan masuk ke dalam tempat ini."Van aku mau pulang"Katanya tak nyaman,bahkan suara Geyna hampir tenggelam di kalahkan oleh suara musik khas tempat ini dan teriakan teriakan dari orang orang.
"Kita baru aja sampe,ayo duduk dulu"Revan menarik salah satu kursi di depan orang orang yang langsung akrab dengannya."Ini temen aku,Broo ini Geyna"
"Ohh ini cewek itu?kasian banget banget yah"Seorang perempuan itu menatap iba kearah Geyna yang justru menatapnya bingung."Sayang,aku udah lama tau nungguin kamu"Geyna menoleh ke arah Revan bersamaan dengan perempuan yang langsung bergelayut manja di leher Revan.
"Maaf,udah buat kamu nunggu"Balas Revan tak kalah manja.Geyna bergidik ngeri."Van"Suaranya kini berhasil membuat dia menjadi pusat perhatian.
"Siapa dia?"Tanyanya gugup.Revan tersenyum kemudian membiarkan perempuan dengan pakaian terbuka di sampingnya memperkenalkan diri secara langsung pada Geyna.
"Gue Dhea,cewek nya Revan"
Geyna menatap tak percaya ke arah Revan yang kini merubah posisi duduknya."Maksud lo?"Lagi Revan hanya diam dengan senyuman yang tak mampu Geyna artikan."Jadi ini cewek itu?Cantik sih,tapi sayangnya lo cuman di manfaatin"
"Revan ayo kita pulang!"Geyna tidak ingin ambil pusing ucapan perempuan yang duduk di paha Revan dengan manja itu,baginya tak ada gunanya mendengar ungkapan seorang wanita mabuk."Kamu nggak ngasih tau dia sayang?"Revan menggeleng kemudian mencium bibir Dhea mesra.
Geyna merasa ada yang salah disini."Revan..."Tegurnya keras yang lagi lagi menjadi pusat perhatian beberapa orang di sekitar mereka.
"Nggak usah so jijik gitu lah,cewek murahan kayak lo kayak yang nggak pernah aja ngelakuin kayak gitu"Geyna menoleh pada salah satu laki laki yang bersuara tadi,tatapannya menajam.
"Maksud lo apa?"Teriaknya emosi."Sabar dong Gey,dia kan cuman bercanda."Kata Revan menenangkan.
"Aku mau Pulang!!"
"Lo apa apaan sih?ngajak ngajak pacar gue pulang!!siapa lo?"Geyna tak menjawab pertanyaan Dhea di depannya.
"Denger yah Geyna,Lo itu cuman di manfaatin doang.Cuman dijadiin umpan buat mancing Aris jadi jangan berpikir bahwa Revan suka sama lo!"
"Revan apa maksud dia?"
"Bukannya semua udah jelas?Lo cuman gue jadiin umpan doang"
Plak.Telapak tangan Geyna berhasil mendarat di pipi kanan Revan."BRENGSEK"
Sebelum mengambil langkah,pergerakan Geyna terkunci oleh Revan."Mau kemana lo?Setelah nampar gue tadi,gue nggak akan biarin lo lolos gitu aja"
"Lepasin gue Bajingan"Maki Geyna sambil terus meronta berusaha melepaskan pergelangan tangannya yang kini di cengkram kuat oleh Revan."Gue rasa sekarang nggak akan ada yang nolongin lo,teriak semampu lo!"
"Kenapa gue?"Suara Geyna mulai terdengar bergetar.
"Karena lo orang yang berharga buat Aris,dengan menyakiti Lo berarti gue berhasil buat dia menderita!"Geyna merasa hatinya hancur seketika,ada perasaan bersalah yang tiba tiba menyelinap di hatinya.
"Ikut gue!"
"Lepasin gue BRENGSEK!!."Langkah Geyna mulai terseret seret,ia berusaha menggapai apa saja agar dapat menghentikan pergerakan Revan namun hasilnya nihil.Kekuatan Revan sebagai lelaki tentu lebih besar di banding dirinya.
Brukk.Tanpa belas kasihan Revan mendorong Geyna hingga punggung gadis itu terbentur ke dinding kamar mandi.
"Lo mau ngapain?"Revan tersenyum sambil sesekali maju mendekat ke arah Geyna yang kini sudah terpojok.
"Gue harus buat lo menderita supaya Aris juga menderita"Tangan Revan membelai wajah Geyna,beralih pada rambut.
Dengan sekuat tenaga yang Geyna memiliki,ia berusaha mendorong tubuh lelaki itu agar menjauh,namun hasil yang ia terima nihil bahkan sekarang Revan mengunci pergerakannya lagi.
"Dengan menikmati tubuh lo,gue rasa bisa semakin membuat dia menderita."Geyna membuang mukanya enggan menatap wajah Revan."Gue nggak sudi di sentuh sama cowok BRENGSEK kayak lo,jangan pernah sentuh Gue!"
"Kita liat siapa yang akan menang?"
Pertahanan Geyna runtuh sudah,Ia berulang kali teriak ketika muluk liar Revan berhasil menyentuh setiap inci wajahnya.Air mata Geyna jatuh berulang kali ketika dengan bejatnya Revan mengambil ciuman pertamanya.
Suara teriakan Geyna kian kencang ketika lelaki tanpa rasa bersalah di depannya berusaha membuka satu persatu kancing baju seragam Geyna namun sebelum ia menuntaskan itu sesorang berhasil membuat ia menjauh dari Geyna yang kemudian terjatuh,seluruh tubuh Geyna bergetar,air mata masih terus saja jatuh,untuk pertama kalinya lagi Geyna menangis terisak.
"SIALAN LO ANJING"Geyna mendongggak menatap Aris,isak tangis nya semakin kentara memenuhi toilet yang sekarang menjadi penuh oleh beberapa orang yang Geyna kenal.Geyna memeluk lututnya sendiri melihat marah di mata Aris untuk pertama kalinya ia merasa sangat bersalah pada laki laki si pembuat masalah itu,dan untuk pertama kalinya Geyna percaya pada Aris di mulai saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aris&Geyna "Tanpa Alasan" (TAMAT)
Teen FictionCover by :Canva "Gey,coba aja lo nggak galak gue pasti jatuh hati dah sama lo." "Gue galak juga milih milih,sorry yah." ~GEYNA . "Lo kenapa sih suka banget berantem?" "Nggak ada yang suka berantem Gey,cuman di waktu tertentu kita di tuntut buat bera...