8.Cepat Sembuh

40 8 2
                                    

"Ay,bangun,kok kamu malah tidur!"Ayna menepis pelan lengan kakaknya yang sedari tadi bergerak gerak di pipinya."Ay,kakak ada janji nih"

Kedua mata hitam milik Ayna dengan malas terbuka dan menatap kakaknya yang juga menatapnya tajam."Kakak nggak kasian sama bang Aris,masa mau di tinggalin sendiri!"

Geyna menatap Aris yang baru saja terlelap beberapa menit yang lalu.Kemudian langkah pelannya terhenti di depan lelaki itu,tanganya dengan telaten mengusap area pelipis dan sekitar wajahnya."Panasnya masih tinggi."Ucapnya ke arah Ayna yang sudah berdiri di sampingnya.

"Terserah kakak aja sih,Ayna mah ayo aja"

Geyna masih berdiri di samping Aris,kedua matanya tak pernah lepas dari wajah didepannya kemudian terselip rasa iba yang membuatnya merasa sedih,Aris hanya sendiri di rumah besar ini apakah ia setega itu meninggalkan Aris yang sedang sakit?

"Pergi aja Gey!"Ayna berdiri mendengar respon Aris yang tiba tiba."Sebentar."Geyna kemudian melangkah keluar kamar dan untuk beberapa saat sudah berdiri lagi di samping lelaki yang kini terduduk sambil memegangi handuk di pelipisnya.

"Jadi pergi nggak nih kak?"Geyna menggeleng sebagai tanda jawaban ke arah Ayna yang kemudian kembali terduduk."Kenapa?"

"Gue nggak tega ninggalin lo."

"Gue nggak mau dikasihani,kalo lo disini cuman karena iba sama gue mending gue sendirian aja"

"Trus maunya diapain?di sayangin?"

"Iya."Tiba tiba suasana berubah canggung setelah deheman Ayna menggema di kamar Aris."Apaan sih lo,yang penting gue disini dan lo cepet sembuh biar nggak nyusahin."

Dengan sangat lembut gadis itu membelai rambut Aris yang berantakan setelah handuk kecil tadi ia singkirkan dan diamkan beberapa saat di baskom air."Jadi gue nyusahin?"

"Sakit nggak sakit nya elo kan emang nyusahin kerjaannya."

"Iya deh"jawab Aris,setelahnya kedua matanya sudah terpejam,kemudian senyum simpul mengakhiri percakapan antara dirinya dengan Geyna yang masih setia mengacak acak rambutnya lembut hingga sebuah handuk menempel di pelipisnya membuat gerakan gadis yang tengah duduk di sampingnya terhenti.
.

.
Geyna membuka matanya setelah dirasa banyak suara suara yang menggema di area kamar Aris,hampir 45 lima menit ia tertidur di kursi yang membuat area punggung dan lehernya kaku.Setelah menguap Geyna yang hendak berbalik langsung di bekap oleh seseorang di belakangnya.

"Ssttt jangan berisik"bisik Aris tepat di telinganya,kemudian satu anggukan membuat lelaki berwajah pucat itu melangkah menjauh dari tubuh Geyna yang masih terduduk di kursi.

"Ada apa?"Bisik Geyna tak kalah kecilnya.Aris yang berdiri tak jauh dari Geyna hanya tersenyum seakan akan tak ada hal buruk yang akan terjadi."Ris"Panggilan pelan Geyna berhasil membuat Aris menghentikan langkahnya dan berbalik menatap gadis di depannya.

"Gue nggak papa"Kata Aris meyakinkan Geyna sambil mengangkat tinggi tinggi besi yang sedari tadi Aris genggam."Gue ikut"

"Asal tetap di belakang gue!"Geyna mengangguk kemudian mengikuti langkah tanpa suara Aris hingga terhenti di sekitaran dapur dan keduanya hanya mendapati seorang wanita tengah membelakangi keduanya.

"Bunda"Satu panggilan membuat wanita itu menoleh dan refleks mengangkat tangan karena Aris masih tetap mengacungkan besi di genggamannya.

"Tante."

"Aris,Geyna ada apa ini?Aris kamu mau ngapain?"Aris segera menyembunyikan besi di tangannya ke belakang punggung tegapnya."Aris kira tadi maling"Jawab nya jujur.

"Masih panas kah?"kemudian Aline mengusap lembut wajah anak semata wayangnya yang sering ditinggal sendirian itu."Kayak nya Geyna ngerawat kamu dengan sangat baik yah?"Geyna yang berdiri di samping Aris hanya tersenyum malu.

"Nggak,Geyna marah marah mulu"Kata Aris manja sambil memeluk tubuh mungil sang bunda."Ah masa?kamu nya aja yang manja makannya di marahin sama Geyna"

"Bunda Geyna galak"suara Aris semakin di buat seperti anak kecil yang sedang mengadu pada ibunya dan untuk pertama kalinya Aris memperlihatkan sisi lain dirinya ketika bersama sang ibu pada Geyna.

"Makannya anak bunda jangan nakal biar nggak dimarahin"Aline juga melakukan hal serupa pada Aris sambil memeluk tubuh hangat Aris lebih dalam lagi."Bunda,Aris sakit"

"Makannya Bunda pulang lebih awal,sayang"Kecupan halus langsung mendarat di kening lelaki yang kini telah duduk bersama di ruang keluarga.Geyna hanya diam menyimak percakapan antara ibu dan anak di depannya.

"Bunda buatin bubur yah?"

"Lidah Aris pait bunda."

"Namanya juga lagi sakit,Kamu mau sembuh nggak?"Aris mengangguk menjawab pertanyaan sang ibu yang masih setia memeluknya."Harus makan kalo gitu"

"Tapi Geyna yang nyuapin"Aline tersenyum menatap ke arah Geyna yang langsung di buat merona oleh ucapan Aris."Gey..?kalo Nggak mau nggak papa kok sayang"Kata Aline menebak jawaban gadis  duduk di depannya.

"Kalo nggak mau harus di paksa bunda!"

"Geyna nggak merasa keberatan kok tante"Jawab Geyna yang membuat Aline mengangguk dan ikut tersenyum ke arah putranya."Baiklah kalo begitu,bunda akan buatkan kamu bubur dulu."Aris mengangguk.

Jam sudah menunjukan pukul 17.00 sore,Geyna yang sudah membereskan alat makan Aris kemudian bersiap pulang dengan Ayna yang kini masih berusaha mengumpulkan nyawanya akibat terlelap sangat lama."Makasih Yah Gey udah bantuin tante rawat Aris"

"Iyah tante,Geyna sama mamah bakal bantuin tante sebisa mungkin"Kata Geyna membuat wanita yang usia nya tak muda lagi itu semakin melebarkan senyumnya."Salam buat mamamu itu,nanti tante kerumah mu kalo Aris sudah baikan dan ada waktu"Geyna mengangguk.

"Cepat sembuh buat Aris"

"Kalo kamu yang rawat mah bakal langsung sembuh kayaknya"Keduanya sama sama terkekeh,kemudian di sela sela tawa kecil mereka Aline dengan sangat lembut mencium kening Geyna sangat lama seakan akan pada putrinya sendiri,kemudian melakukan hal yang sama pula pada Ayna.

"Pulangnya hati hati yah"Geyna dan Ayna hanya mengangguk,yang Geyna tau Aline adalah teman baik ibunya sudah sejak lama dan sebelum ia kenal Aris di SMA ibunya sering membicarakan masa masa ketika bersama Aline hingga saat ini, walaupun Aline teman baik ibunya Geyna baru sekali ini mendapatkan ciuman dari Aline selebihnya karena ia juga sangat jarang bertemu dengan wanita yang masih terlihat segar itu.Tapi ia cukup tau banyak tentang Aline dari ibunya.

Aris&Geyna "Tanpa Alasan" (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang