2.Sedikit Lebih Berbeda

93 9 0
                                    

Geyna duduk tak sabaran di tempatnya sekarang,matanya berkali kali melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanannya,jalanan yang sepi saat itu menambah suasana hatinya kian tak enak.Waktu istirahat akan berakhir sebentar lagi tapi agenda kelas yang sedang ia tunggu di tukang fotocopy itu belum juga selesai.

"Geyna kan?"Geyna menoleh pada lelaki yang terlihat mengenali dirinya,ia hanya mengangguk bingung. "Waahh.. kebetulan,akhirnya ketemu juga."

Untuk sekejap Geyna meneliti wajah lelaki di sampingnya barang kali ia kenal atau pernah bertemu."Gue Revan."Katanya kemudian langsung duduk di samping Geyna."Gue anak SMA Bajakusuma."Geyna mengangguk anggukkan kepalanya pelan.

"Jadi lo ketua osis nya sekarang?"

"Kenapa?"

"Lo terkenal banget yah di sekolah?sampai terkenalnya ke sekolah gue juga."

"Eh."Dengan sedikit tersenyum Revan menoleh pada Geyna yang juga menolehnya."Pantes terkenal lo keren sih."

"Kepemimpinan lo luar biasa gue denger." Lanjutnya.

"Hah?nggak kok,jangan muji kayak gitu."Sambil tersenyum ia memiringkan sedikit duduknya agar bisa saling berhadapan dengan Revan."Gue udah denger semuanya tentang lo,tapi baru ketemu lo sekarang."

"Gue juga sering denger nama lo."

"Terkenal juga dong gue di sekolahan lo."Suara kekehan langsung memenuhi percakapan mereka yang baru saja di mulai beberapa menit yang lalu."Gey nih udah selesai,sorry lama!."

"Lain kali gue yang diduluin,kalo telat masuk gawat nantinya!"Geyna menyerahkan beberapa lembar uang dan menerima Buku tebal yang tadi disodorkan padanya. Sekilas ia melirik Revan yang sedang memberikan satu buku paket yang sempat ia pegang tadi.

"Nih,sorry yah Gey."Geyna mengangguk dan mengambil kembalian beserta note yang sempat ia minta tadi,kemudian melangkah tanpa pamit pada Revan yang masih bicara dengan salah satu pekerja di tukang fotocopy-an dekat sekolahannya sekaligus juga dekat sekolahan Revan.

"Geyna tungguin!"

"Loh,mau kemana?"Geyna menghentikan langkahnya menunggu jawaban lelaki yang kini sudah berhadapan dengannya."Nganterin lo!."

"Eh,kenapa?Kan sekolah gue deket."

"Siapa tau aja ada yang mau nyulik lo,anak anak nakal dari sekolah gue juga masih berkeliaran jam segini.Yah lo tau lah gimana hubungan sekolah lo sama sekolah gue."

"Kurang baik!."Jawab Geyna di sertai senyum kecil yang langsung menunjukan kedua lesung pipinya."Bukan kurang baik tapi kurang akrab."

"Adek gue juga sekolah di sekolahan lo."Pintu gerbang sekolah Geyna sudah terlihat di ujung sana tapi Revan masih tetap menemani langkah kaki Geyna yang berada di sebelahnya."Oh ya?siapa?kelas berapa?"

"Innaya,kelas sepuluh Ipa 3."Geyna lagi lagi hanya mengangguk ia tak ingat dengan nama yang di sebutkan Revan tadi.

"Adek gue sering cerita tentang lo,katanya selain keren lo juga manis."

"Eh,iyah gitu?"

"Iyah lesung pipinya indah,jadi lo cantik deh."

"Semua perempuan juga cantik kan?"

"Tapi nggak semua perempuan punya lesung pipi kan?."Kata Revan berhenti sejenak untuk menatap wajah Geyna yang di hiasi senyuman."Siapa yang bilang itu?"

"Gue,lo manis sama cantik bener kata adek gue!."Geyna hanya mampu tersipu mendengar pujian Revan,Geyna yakin tidak akan ada yang bisa menolak pesona lelaki di depannya.

Aris&Geyna "Tanpa Alasan" (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang