5[Meinata]

30 4 0
                                    

"Sini ta duduk,lo gacape berdiri terus?."Kata dylan menepuk bangku sebelahnya.

Anita mengangguk dan duduk.

°°°
"Mei."Panggil seseorang dari belakang.

Meira yang merasa namanya dipanggil menoleh. Meira hanya mengangkat satu alisnya.

"Lo mau kemana?."Tanya galaksi.

"Nana."Jawab singkat meira dan kembali fokus kedepan untuk mencari taksi.

"Biar gue anter."

Meira kembali menatap galaksi sekilas."Gausah."

Galaksi tersenyum singkat dan langsung menggandeng tangan meira tanpa permisi.

Meira yang diperlakukan seperti itu seperti terkejut dan berusaha melepaskan tangannya."Apaansih lo!."Kesal meira.

Galaksi memakai helm."Lo gapapa kan gamake helm?."Tanya galaksi tanpa menghiraukan muka meira yang merah padam. Bukan karna malu,tapi karna Marah.

Meira tidak menjawab apapun membuat galaksi menoleh ke arahnya."Ayo naek,jadi kerumah alana ga?."

Meira masih tidak menjawab dan menatapnya tajam.

Galaksi yang melihat itu hanya tersenyum walaupun tidak dilihat meira."Disini jarang ada taksi mei."

Meira sempat berfikir,memang benar sih,disini jarang ada taksi. Jadi bagaimana ini?masa iya sih dia mau nerima tawaran dari cowok gajelas ini.

"Ya."Akhirnya meira menerima tawaran galaksi yang membuat galaksi tersenyum.

Saat meira ingin menaiki motor ninja milik galaksi,ia tidak sampai,bagaimana ini?aduhhh maluu banget,lagian lo kependekan sih mei..

Galaksi yang melihat meira tidak menaiki motornya akhirnya menatapnya kembali."Ketinggian ya?."Tanyanya yang membuat meira malu.

"Pegang pundak gue,gausah malu-malu."Kata dylan.

Karna tidak ada cara lain akhirnya dia memegang pundak galaksi.

"Maaf ya ta,meimei emang gitu kalo udah marah,ga liat-liat."Ucap keira tidak enak.

Anita tersenyum."Ah elah ka,gapapa ko,udah biasa,lagian aku udah kenal meimei dari orok."

Keira terkekeh."Hahah,kalo diliat-liat lucu ya.."

"Lucu kenapa ka?."

"Iya,lucu. Kalian dulu sering banget berantem,maen kata-kataan,jenggut-jenggutan cuma karna boneka,haduh ga kebayang deh.."

Anita tertawa."Bener banget ka,aduh sakit perut.."Kata anita memegang perutnya.

Dylan menatap anita cemas."Eh eh,lo gapapa ta?."

Anita dan yang lainnya menatap dylan bingung.

Anita yang melihat muka panik dylan semakin kencang tertawa tanpa perduli tatapan orang-orang cafe.

Dylan yang melihat anita tertawa menatapnya bingung.

Keira yang mengerti maksud dari tatapan dylan pun bersuara."Gimana tata gaketawa ngeliat muka lo yang super-duper lucu,hahahah."

Dylan kembali menatap anita datar.

Anita memegang sebelah pundak dylan dan sebelahnya pegang perutnya."Haduh ka...kaa,lo lucu ya kalo lagi panik..hahahah."Anita kembali tertawa.

Tetapi tiba-tiba tawanya terhenti dan melotot.

Mereka yang melihat anita seperti itu nampak bingung."Lo kenapa ta?."Tanya bagas.

MeinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang