28[Meinata]

21 2 0
                                    

"ICAL?!."Pekik mereka bersama.

Alana kini menatap meira."Lo seriusan kesana sama ical?."Tanya alana yang belum percaya,padahal sudah sangat jelas,ical saja membawa koper.

Meira mengangguk sambil tersenyum."Iya gue serius,semalem kebetulan saat lo pada pulang,ical nawarin buat nemenin gue disana. Dan orang tua gue dan gue mau-mau aja,kalo ical sama keluarganya ga keberatan. Dan kebetulan ical dibolehin,ya jadinya gini."Jelas meira.

Ical kini sudah berada disamping meira dan mengambil alih koper meira."Biar gue aja yang bawa."Ucapnya.

Meira menggeleng."Gausah cal,gue bisa sendiri."Ucap meira yang berusaha mengambil kembali kopernya.

"Udah gapapa,yaudah ayu,tinggal beberapa menit lagi kita berangkat."Ujar ical sambil melirik arloji ditangannya.

Meira mengangguk dan kembali menatap teman-temannya dan orang tuanya.

Meira menghampiri orang tuanya."Mah,pah,mei pamit ya,mamah sama papah jaga diri,papah jangan terlalu sibuk sama pekerjaan papah,kasian mamah kesepian."

Samudra tersenyum dan mengangguk."Iya,tenang aja."Ucapnya sambil merangkul istri tercintanya.

Rosa yang diperlakukan seperti itu bukannya malu malah dibuat kesal dan melepaskan rangkulan suaminya."Apaan si sam,udah ah,gaenak diliatin."

Meira yang melihat itu terkekeh dan sekarang menghadap kedua sahabat tercintanya.

Meira memeluk alana terlebih dahulu dan mengusap punggung alana."Gue pamit ya na,jaga diri lo,kalo ada apa-apa langsung kabarin tata,oke?."Ucap meira sambil melepaskan pelukannya

Alana mengangguk dan kembali menangis."Iya mei,lo juga jaga diri ya disana."Meira mengangguk.

Kini meira berdiri dihadapan anita. Anita tampak diam saja tanpa ingin memeluk meira,begitupun dengan meira yang kini hanya menatap anita.

Meira diam saja karna sebentar lagi pasti.....

Dan benar saja,anita langsung memeluk meira sambil menangis."Gue bakalan kangen sama lo mei!!."Lirihnya.

Meira mengusap punggung anita sambil tersenyum."Gue juga bakalan kangen sama lo,jaga nana ya,lo juga harus jaga diri."Ucapnya sambil melepaskan pelukannya.

Anita menghapus air matanya dan mengacungkan jempol sambil tersenyum."Siap!gue akan selalu jaga sahabat gue yang satu ini."Ucap anita sambil merangkul alana.

Meira terkekeh dan sekarang berdiri dihadapan dylan.

Meira langsung memeluk dylan erat,begitupun dengan dylan.

Dylan mengelus puncak kepala meira."Jaga diri lo disana,kalo ada apa-apa kabarin gue atau ical,lo udah gue anggep sebagai adik kandung gue sendiri,jadi gue gamau lo kenapa-kenapa."Nasihatnya yang dibalas anggukan oleh meira.

Anita yang melihat itu sama sekali tidak cemburu,karna anita tau,dylan sudah menganggap meira sebagai adik kandungnya sendiri. Dylan juga anak satu-satunya,tidak punya adik maupun kakak.

Selepas pelukan dengan dylan,meira langsung memeluk aldin."Jagain nana gue ya udin!jangan sampe dia kenapa-kenapa,awas lo!."Peringat meira.

Aldin yang namanya dipanggil dengan sebutan Udin mendengus kesal dan melepaskan pelukannya."Bisa ga sih ga manggil gue dengan sebutan udin?jelek banget tau ga!!."Teman-temannya yang mendengar itu tertawa

Meira memeluk dimas,daffa dan citra secara bergantian."Gue pamit ya bang dim. Dap,gue pamit. Cicit,aku pamit yaa,bilang sama aku kalo daffa nakalin kamu,oke?."Ucap meira yang dibalas anggukan oleh citra.

MeinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang