Siddharth dan kencan pertamanya

507 22 10
                                    

Siddharth
"Aku  takut....". Lagi lagi kata itu terngiang dikepalanya. Entah mengapa semenjak malam api unggun itu rasa kasihan kepada Prerna terus bermunculan. Sepertinya ia ingin menolong, tapi apa yang harus ia lakukan? Masalah Prerna saja ia tidak tahu. Karena merasa lelah dan bosan dengan pikiran yang hanya tertuju pada Prerna, ia akhirnya memutuskan untuk tidur, dikarenakan kaka hits disampingnya sudah mendengkur.
"Kau sudah belajar apa belum?". Ucap Abhi tiba tiba dengan mata setengah terbuka.
"Ahh, kakak. Kau tak perlu menanyakan hal itu. Tentu saja aku sudah belajar". Jawab Siddharth mantap.
"Hemmmm. Baiklah. Kau harus tetap seperti itu. Kau tidak boleh membuat mendiang ayah kecewa". Ucap Abhi sambil membenahi posisi tidurnya dan melanjutkan tidurnya yang tertunda, sekaligus membayar waktu tidur yang diambil oleh kegiatan di sekolah.
Mendengar kakaknya menyebut kata "ayah", ia(Siddharth) menjadi murung.
"Ayah....". Lirihnya. Tanpa ia sadari, air matanya sudah lolos dan membasahi pipinya. Ia sangat merindukan ayahnya.
Drttt... drttt...
Dering ponsel akhirnya menyadarkannya dari kerinduan terhadap ayahnya.
"Kak Tunhisa?". Bisiknya setelah membaca notifikasi masuk.
Thunisa
"Sidd. Maaf mengganggumu malam malam. Besok kakak mau ngajak kamu makan siang di tempat langganan kakak,kamu mau?
                                  Siddharth
                        "Oh ya kak. Tentu".
Mereka melanjutkan chattingnya hingga Siddharth tak merasa sedih lagi.
"Kak Tunhisa ternyata orangnya baik. Dia bahkan mengerti kalau aku sedang sedih". Ucap Siddharth dengan senyumnya. Sepertinya Siddharth mulai jatuh cinta pada kakak kelasnya itu. Karena merasa sudah mengantuk dan jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Siddharth memutuskan untuk tidur.

Prerna
"Sayang makannya jangan diaduk terus". Ucap ayah.
"Hah , iya ayah". Jawab Prerna tersadar dari lamunannya.
"Prerna, apa kamu sakit?". Tanya ibu.
"Em, tidak bu. Aku hanya tidak nafsu makan dan ingin tidur". Jawab Prerna.
"Haaa,iya sudah. Kembali ke kamarmu. Dan setidaknya minum susunya". Balas ibu.
"Baik bu. Ayah aku ke kamar dulu". Ucap Prerna.
Sesampainya dikamar Prerna merebahkan diri di kasur.
"Hemmmmm nyamannya". Gumam Prerna sambil memejamkan mata.
Toling
Ada notifikasi yang sedikit mengganggu kenyamanan Prerna. Prerna sudah tahu apa isi dari pesan itu.
"Apa yang diinginkan wanita itu. Dia sudah menerorku dan keluargaku".
"Lalu, apa maksudnya jika aku tidak lahir ibunya tidak akan mati".
"Aku harus mencari tahu maksudnya wanita itu".
Prerna menaruh hpnya dan memutuskan untuk membaca novel kesayangannya. Novel yang di kirim oleh sepupunya di indonesia.

*****
"Prerna, kenapa waktu malam api unggun aku tidak melihatmu? Padahal kau sangat suka bukan, dengan api unggun?!". Tanya Sandra.
"Hah. Waktu itu aku ke toilet, tiba tiba kepalaku pusing, jadi aku tidur di uks. Hehehe". Jawab Prerna , bohong.
"Sangat disayangkan". Balas Sandra sambil duduk di samping Prerna.
Sandra dan Prerna memang bukan sahabat, tapi jika sudah urusan belajar sandra dan Prerna akan sangat bersahabat.
"Hooo, kalian belajar tak mengajaku?". Teriak Avneet.
"Avneet". Ucap sandra sambil memutar bola mata.
"Hehehe". Avneet cengengesan.
"Ya dewa, apa ini?". Teriak Avneet saat ia melihat ke arah jendela.
"Heii, Avneet jangan berteriak seperti melihat hantu". Bentak Prerna.
"Ta tapi, ini memang hantu sungguhan, coba lihat". Jawan Avneet sambil menunjuk.
"Whattttt?". Teriak seluruh manusia di kelas saat mereka melihat pemandangan yang benar benar langka.
"Aaaa, apa apaan ini? Ketua kelas kita pacaran?". Seru kartikey.
"Heii, gautam! Sejak kapan manusia dingin, datar, keras kayak batu itu pacaran?". Tanya Raanveer.
Yang ditanya tidak menjawab, ia masih memperhatikan sahabat kecilnya itu.
"Heii gautam!". Teriak Raanveer lagi.
"A, aku tidak tahu". Jawab Gautam dengan ekspresi masih sedikit terkejut.

****
"Abhi...". Teriak Thunisa.
Abhi menoleh dan sedikit terkejut.
"Yaa?". Tanya Abhi dengan tatapan mengintimidas. Pasalnya Abhi masih marah dengan sikap Thunisa pada Prerna.
"Adikmu mana?". Tanyanya santai.
"Bentar lagi keluar". Jawab Abhi cuek.
"Ohh, iya deh". Balas Thunisa kemudian berlalu meninggalkan Abhi.
"Ada urusan apa dia dengan adikku? Sepertinya aku harus mengikutinya". Batin Abhi seraya mencari radha.

*****
"Naaaa, kita makannya disini Siddharth". Ucap Thunisa saat mereka sudah sampai di sebuah rumah makan.
"Bagus juga". Ucap Siddharth.
"Ayokk". Ajak Thunisa sambil menggandeng tangan Siddharth. Siddharth sedikit gugup dibuatnya.

Di tempat yang sama....
"Abhi, ngapain kita kesini?" Tanya Radha.
"Diem. Ikutin aja". Jawab Abhi.
Radha hanya memanyunkan bibirnya.
"Ayooo". Aja Abhi.
"Ngapain kita kesi...ni? Hah? Abhi Siddharth!". Pekik radha.
"Itu dia, aku ingin mengikutinya. Ayo duduk, sebelum mereka tahu". Ajak Abhi, Radha hanya menurut.
***
"Kak, tunggu bentar ya. Aku mau ke toilet bentar". Ucap Siddharth yang dibalas senyuman oleh Thunisa.
Sesampainya di toilet, Siddharth memikirkan sesuatu. Dan dan kemudian pergi memesan coklat.
"Kak, aku mau ngomong". Ucap Siddharth ketika ia sampai di mejanya dengan sebuah coklat.
"Iya, ngomong aja". Jawab Thunisa sambil menyuap makanannya.
"Kak selama aku kenal kakak, aku gak tahu bagaimana perasaanku terhadap kakak. Selama ada kakak aku merasa sangat nyaman. Jadi,....". Ucap Siddharth terpotong.
"Jadi apa sidd? Lanjutin dong!". Tanya Thunisa dengan pipi sedikit bersemu.
"Mmmmm. Kakak mau kan jadi teman belajarku?". Tanya Siddharth melanjutkan kata kata yang tadi terputus. Sontak Thunisa tersedak dan batuk batuk mendengar pertanyaan Siddharth.
"Pelan pelan kak". Ucap Siddharth sambil menyodorkan minuman.
"Tadi kamu bilang apa? Teman belajar? Tentu, kakak mau". Balas Thunisa dengan ekspresi sedikit kecewa.
"Ini kak, terima yaa". Ucap Siddharth sambil menyodorkan coklatnya.
"Iya sidd. Kakak sudah selesai. Pulang yuk". Ajak Thunisa.
"Iya kak". - Siddharth.
Mereka pergi meninggalkan rumah makan tersebut.
Tak lama kemudian disusul oleh Abhi dan radha.

Thunisa Pov
"Aaaaaaaa". Teriakku sambil membanting tas. Hari ini, untuk kedua kalinya aku dibuat sakit hati oleh kakak beradik itu.
"Apa? Teman belajar? Hahaha, sadar nisa, sadar. Tadi itu dia bawa coklat bukan mau nembak kamu, mau menyatakan cinta sama kamu". Ucapku kecewa.
"Tapi aku tidak akan berhenti untuk mengejar cinta Siddharth. Tidak akan". Ucapku sambil menghapus air mataku dengan kasar.
"Nisaa". Teriak seseorang di luar kamarku. Akupun bertanya.
"Siapa?"
"Aku, kakakmu". Teriaknya.
Haa, iya kakakku. Aku tinggal dengan kakaku. Namanya Druv. Dia adalah satu satunya yang aku miliki setelah ibuku meninggal dan ayahku menikah lagi dan pergi entah kemana.
"Kau sudah makan?". Tanya kakakku sambil membuka pintu.
"Sudah". Jawabku.
"Bagaimana? Apakah orang itu sudah kau bereskan?". Tanya kakak.
"Sudah kak. Tenang saja. Dia belum tahu apa apa dan dia masih bingung juga ketakutan. Setelah cukup aku membuatnya ketakutan, baru aku akan menceritakan sebenarnya dan menggambil apa yang menjadi hak kita". Jawabku.
"Bagus. Tapi jangan terlalu lama. Semakin lama mereka bersama, semakin besar sakit hati kakak". Balas kakakku.
"Pasti kak". Jawabku sambil memeluk kakakku. Aku bisa merasakan bagaimana rasa sakit yang dirasakan kakakku itu.

Di kediaman nigam
"Sidd, tadi kamu berkencan ya?". Tanya Abhi
"Haa?". Tanya Siddharth sedikit terkejut.
"Ehh, bukan kencan. Makan siang bareng". Koreksi Abhi sambil tertawa.
"Ohhh, itu. Iyaa. Kok kakak tahu?". Tanya Siddharth balik.
"Iya, apa sih yang gak Abhi ketahui". Jawab Abhi sombong.
"Elehhhh. Tau ahh, males. Mau tidur". Jawab Siddharth sambil meninggalkan kakaknya.
"Mommy, Siddharth habis kencan. Dia punya pacar baru mom". Teriak Abhi sambil tertawa.
"Bohong mom. Ka Abhi bohong. Kak Abhi apaan sihh". Teriak Siddharth kemudian mengecilkan suaranya.
"Abhi, Siddharth. Pendengaran mommy masih normal sayang". Teriak mommy didapur.
"Kak Abhi mom". Teriak Siddharth kemudian pergi kekamarnya
"Wleeekk". Balas Abhi kemudian sibuk membantu mommy.

*****
Vote, vote, vote kakak kakak!
Ceritanya makin ga jelas yaa?
Maaf yaa😂
Soalnya binggung nih
Komen, yaaa biar tahu kekurangannya.
Maaf juga banyak typo.
Salam dari Ajabdemeher❤

ENEMY TO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang